Seorang gadis masih berada di alam mimpi padahal hari sudah pagi. Dia bermimpi bertemu dengan pangeran berkuda Putih, sehingga dia enggan membuka matanya sampai suara pintu di ketuk mengusik tidurnya.‘tok tok tok’
Dia masih enggan membuka matanya, terpaksa seseorang yang mengetuk pintu harus membangunkannya secara langsung.
“Dek ... bangun, udah pagi.”
“Hmmm ... lima menit lagi, kak.” Dia mencari posisi yang nyaman dan melanjutkan tidurnya.
“Zahra Alifiya Mahendra, bangun!" Suaranya menggema di seluruh penjuru kamar bernuansa Putih dan biru. Fiya langsung membuka matanya karena kaget, padahal nyawanya belum sepenuhnya terkumpul.
“Ish ... Kak Angga nggak usah teriak-teriak. Fiya lagi mimpi indah tau,” protes Fiya dengan wajah Cemberut.
“Emang mimpi apa sampe susah di bangunin?” Angga mendudukkan tubuhnya dipinggir ranjang.
"Coba cerita sama kakak? Hm ... mimpi apa?" lanjutnya. Bukannya menjawab pertanyaan Angga, Fiya malah mengalihkan pembicaraan karena dia tahu kalau kakaknya sudah bertanya urusannya bakalan lama.
“Kak Angga yang ganteng, baik hati, dan tidak sombong. Udah jam setengah tujuh, mending kakak berangkat daripada nanti telat.” Fiya beranjak dari ranjangnya dan menarik Angga keluar kamar. Kemudian kembali ke kamar untuk membersihkan diri.
Setelah menghabiskan waktu yang cukup lama, akhirnya Fiya keluar kamar. Dia langsung menuju ke meja makan karena sudah ditunggu oleh semua anggota keluarga atau bahkan sudah ada yang berangkat. Dan benar dugaannya.
“Pagi, ma, pa,” sapa Fiya dengan senyuman termanisnya.
“Pagi, sayang,” balas kedua orang tua Fiya.
“Ma, kak Angga udah berangkat ya?,” tanya Fiya menggeser kursi untuk diduduki.
“Udah, barusan. Oh ya, nanti om Andri datangnya telat. Nggak apa-apa kan?” tanya Aira.
“Hmm ... Kira-kira jam berapa om Andri dateng, ma?” tanya Fiya yang masih mengunyah sarapan yang sudah disiapkan Aira.
“Mungkin jam 9. Mama juga nggak tau pasti,” jawab Aira.
“Emm ... Ma, pa, nanti pas masuk SMA aku mau sekolah normal, bolehkan? Bosen homeschooling terus,” ucap Fiya dengan wajah puppy eyes .
“Nanti kita dibicarain lagi bareng kakak kamu dia setuju atau nggak, kalo mama dan papa setuju-setuju aja. Asal itu yang terbaik buat kamu,” jelas Ali dengan lemah lembut.
"Makasih, ma, pa." Mereka melanjutkan sarapan dengan tenang.
"Yaudah, mama sama papa berangkat dulu, ada meeting pagi soalnya. Kamu jangan nakal, ya. Belajar yang bener. Nurut sama om Andri, kalo ada apa-apa langsung telepon mama sama papa. Oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You!
Teen Fiction"Assalamu'alaikum, adekku yang imut." Fiya Menghentikan tawanya dan menoleh sebentar ke arah Angga, kemudian fokus lagi ke televisi. "Waalaikumsalam, tumben udah pulang biasanya main basket dulu," cibir Fiya. "Ya kan, kakak kangen sama kamu." Angg...