O1, pindah sekolah.
suatu hari di sebuah rumah sederhana, suara omelan yang menggelegar dari ruang tamu membuat sang hewan hewan malam tak berani menghinggap disana.
"bocah edan!, kamu ngapain anak orang ampe di keluarin begini hah?!" suara dumelan seorang wanita muda yang merupakan ibu Lean, menjewer gadis rupawan berwajah tampan itu.
"ampun bu ampunn!!" Lean, yang di jewer cuma meringis, sang Pria tua yang merupakan ayahnya cuma bergidik ngeri melihat istrinya mengamuk kepada anaknya.
"sudah bu sudah.., anak anak kan memang-" sang suami berusaha menenangkan sang istrinya yang mengamuk tapi keburu di potong sama istrinya sendiri.
"APA KAMU MAU NGOMONG APAAN?!" kedua insan yang di ruang tamu begitu ngeri melihat sang istri atau ibu nya mode reog sekarang.
"kan ada sekolah yang menawarkan Lean untuk masuk disana.., ibu jangan ngamuk begitu dong... Lean ketakutan itu bu.." tahan ayah Lean berusaha menenangkan sang istrinya itu, matanya menatap 2 hawa yang umurnya berbeda jauh dengan tatapan panik.
"iya iya..!, kamu bersyukur ada SMK korea yang menawarkan mu itu. Kalo gak ibu sita hp mu!," dumel sang ibu.
"lah kok nyambung nyambung ke hp sih?!" balas Lean sang anak tak terima.
"mau beneran?" sang ibu mulai mengamuk lagi, Lean langsung cepat menggelengkan kepalanya sementara sang ayah sudah siap menahan istri nya kalo marah marah lagi.
"sudah sudah, Lean tidur sana.., kan besok mau sekolah" sang ayah memotong ucapan istrinya sambil mengelus kepalanya yang menahan emosi tapi malah peluk pelukan.
"iya iyaa" ucap Lean langsung ngibrit ke kamarnya, menyisakan ayah nya yang menggendong ibu nya ke kamar sambil dumel dumel gajelas.
keramaian di bandara semakin berdesakan, tapi 1 keluarga ini berdiri masih belum siap meninggal sosok nya.
"jaga ya diri kak!, kalo kakak kangen telpon ya!" ucap adiknya paling kecil, paras wajahnya tampan yang mirip dengan ayahnya, mungkin masih sekitar 6 tahun.
"kalo pulang bawa oleh oleh ya kak!, sekalian beliin pc DG!" sambarnya adik perempuannya yang kedua, wajah cantik yang mirip dengan ibu nya sekitar 12 tahun. baru ingin membalas adik laki laki pertama menjewer nya.
"banyak mau!, hati hati kak cowo cowo korea kan serem entar diapa apain!" balas adik laki laki nya sembarangan dengan memasang wajah cemas.
"iya iyaa" Lean cekikikan gemas mengusap ketiga adiknya bergantian, entah kenapa jadi sedih biasanya kesel mulu liat mereka.
"nah Lean jangan lupa cari pacar ya!, cowo korea kan cakep cakep!"ucap ibunya berantusias membuat semua insan keluarga itu menatap ibunya.
ayah dan adik laki laki pertamanya memasang aura seram, merasa tak terima anak perempuan/kakanya dengan laki laki lain.
Lalu tiba tiba muncul suara penerbangan korea selatan hampir di tutup Lean langsung bergegas dan menyapa keluarganya sambil berlari.
Sesampainya di bandara korea, Lean berjalan keluar menatap seluruh sekitar negara manhwa itu. wajah nya tak dapat dipungkiri sangat antusias.
Lanjutnya Lean memesan taksi. Ketika sedang memesan, ponselnya berdering, Lean melihat nama kontak yang menghubungi dirinya tersebut.
Wajahnya langsung benar benar jelek, moodnya seketika hilang. Mengangkat telepon itu dengan ogah ogahan.
"Kenapa lo?, baru inget gue?" Lean mengucapkan dengan nada cuek, kata kata terasa sarkas untuk penerima telepon.
"pfft-- ,santai kali, penasaran doang ulah apa lagi yang lu lakuin sampe dipindahin. Ke korea ya?"
"G. Ke isekai ketemu cowo fiksi gue"
"wibu"
"APA SIH MAU LO?!" Tanpa sadar, Lean dilihat sekitarnya.
"pfft-- AHAHAHA, yaudah ah udah, dadah Lean~"
"Awas lu nelpon nelpon lagi"
"Idih~, entar situ juga nelpon buat curhat"
"BERISIK LO!"
Telepon dimatikan.
Bapa bapa supir taksi ingin bertanya, tapi gak jadi gegara wajah Lean yang udah mirip sama setan sekarang.
Serem.
"Ini kapan pergi nya?" Lean pake nada cuek.
"I- iya, kita pergi sekarang..!" Bapaknya langsung capcus ke tujuan.
Lalu, mereka berhenti di sebuah restoran. Hampir 2 jam dia bersenang senang disana, dan akhirnya dia memesan taksi untuk menuju rumah yang akan di tempatinya.
sampainya dia berjalan sekitar 5 menit menuju rumah barunya, rumah sedang dengan 1 tingkat. warna cat biru tua yang di dominasi warna putih menambah kesan estetik di mata Lean.
"halo rumah ku!" ucap Lean girang menatap rumah kecilnya itu dengan antusias.
hampir tengah malam setelah Lean membersihkan rumah barunya, dia menatap jam lalu berjengit kaget seakan melupakan sesuatu.
"Oh iya!, kasi makanan buat tetangga! siapa tau buat kesan baik pertama ygy" gumamnya lalu berlari kedapur, hanya ada beberapa kue dan manisan lainnya.
"humm,kayaknya cukup!" dengan gesit dia membingkis bbrapa kue dan manisan itu dan bergegas memberikan ke tetangganya satu persatu.
"hah terakhir.., ah tunggu bentar capek bangsat.." letih Lean lelah sambil mendumel sesekali, mencoba membuka pintu tetangga terakhirnya tetapi tidak ada yang menjawab.
"ah.. kayaknya kosong.., yasudah deh-. eh??" baru ingin pergi seseorang membuka pintu itu, menampilkan laki laki gembul dimata Lean.
Dia menatap Lean dengan tatapan aneh, dia hanya membalas tatapan itu bertanya tanya.
"apa dia habis menangis??" seperti itu mungkin batin Lean.
ah, Lean lupa dia kan disini harus kasih bingkisan. Kenapa malah ikutan masalah orang?!.
"ah ini aku tak tahu masalah mu apa, tapi semangat ya!" sepertinya ucapan Lean benar, ucapannya itu membuat laki laki itu terdiam memasang wajah berbinar.
"selamat malam, nikmati ya!" sapa Lean sebelum pergi.
sementara laki laki itu memegang erat bingkisan itu dengan wajah sedikit memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
fight! {Looksim x oc} HIATUS
ActionKarena kesalahannya sendiri, Lean harus di keluarkan dari sekolah. Orang tuanya begitu frustasi mencari sekolah yang mau menerimanya, dan akhirnya salah satu sekolah dari Korea selatan memberikan tawaran sekolah untuk Lean dari seseorang. Siapakah s...