Chapter 1

2.2K 105 13
                                    

"Gaar, kamu pernah gak suka sama seseorang awal mulanya menggebu, tapi pas udah pacaran ... eh, tau-tau rasanya seperti menghilang gitu?"

Merenung sejenak, pemuda berusia tujuh belas tahun yang ditanya itu pun menggelengkan kepalanya pelan; ketika fokusnya kembali terarah pada wajah gadis berambut pirang panjang yang sedari tadi menatapnya lekat dengan mimik muka serius. "Maksud kamu kerasa hambar gitu?"

Mendapatkan anggukkan antusias dari gadis bername tag 'Uzumaki Naruto' di hadapannya, dia pun menghela napasnya sebelum kembali membuka suaranya, "Aku gak pernah ngerasain yang namanya suka yang menggebu, Nar. Selama ini semuanya kerasa datar-datar aja."

Memberenggut, Naruto— sang penanya— menatap sebal pemuda bersurai merah bata yang notabenenya merupakan sepupunya tersebut. "Gaara ... kamu benar-benar tidak asyik," cibirnya, ketus.

Gaara mengedikkan bahunya tak acuh, tapi kemudian mengarahkan kedua iris jadenya; menatap penuh selidik ke arah Naruto, "Memangnya kenapa? Kamu ... apa kamu lagi ngerasa hambar dengan pacarmu?"

"Ehehe ...."

Menggelengkan kepalanya, Gaara kembali harus menghela napasnya ketika mendengar kekehan kaku dari gadis yang kini tengah menggaruk sebelah permukaan pipinya dengan jari telunjuk kanannya.

"Bagaimana bisa? Bukankah kalian baru jalan sekitar lima mingguan?"

Masih dengan telunjuk yang menggaruk permukaan pipinya, Naruto meringis pelan. "Itulah ... Gaar, masalahnya. Kamu tau sendiri perjuangan aku dulu buat sekedar PDKT sama dia. Seriusan, Gaar ... lama-lama kok aku ngerasa kayak gak ada sesuatu yang istimewa dari kebersamaan kami. Semua lempeng-lempeng aja, gak ada deg-deg'annya sama sekali saat jalan sama dia."

"Mungkin karena kamu udah terbiasa sama dia," jawab Gaara sedatar mungkin.

"Beda, Gaar ...," tolak Naruto, bersikukuh. "Aku benar-benar ngerasa hambar. Serasa gak ada chemistry lagi buat ngelanjutin hubungan sama dia."

Gaara hanya menatap datar; sama sekali tak ada niatan untuk memberikan bantahan saat ini, dan membiarkan Naruto kembali melanjutkan ucapannya yang dia tahu belumlah selesai.

"Saat dia pegang atau gandeng tangan aku, aku gak ngerasain jantung aku berdebar kayak dulu. Begitu pun saat deket atau jauh sama dia, aku seolah gak ngerasa perbedaan apa-apa. Pokoknya gak love-dovey lah."

"Trus ... kamu maunya apa? Mau mutusin dia?" Gaara bertanya asal.

Mengangkat bahu, seulas senyum hambar tersungging pada wajah berkulit tan miliknya.

"Kamu itu emang aneh, Nar," Gaara berdecak pelan. "Hubungan sama cowok gak pernah bisa tahan lama. Paling banter juga dua bulan. Entah kamu yang diputusin atau mutusin, selalu aja terkesan gak pernah serius hubungan."

"Wih ... kamu kok kesannya kayak pengen aku cepet nikah aja. Serius ...." Naruto cekikikan sejenak, "Jadi serem, ah, kesannya."

"Tsk ... aku cuma gak mau kamu dicap playgirl aja, Nar," Pemuda tampan beralis tipis dan bertato unik di sebelah dahinya itu menatap Naruto penuh kasih. "Aku gak akan rela kalau sepupu kesayanganku ini dianggap buruk oleh orang lain. Gak ada yang boleh ngatain kamu sembarangan."

Mengulas senyum, Naruto meraih sebelah tangan Gaara dan mengelusnya. "Aku benar-benar beruntung punya kamu, Gaar."

"Hm."

Lama terdiam dalam keadaan seperti itu, selang beberapa saat kemudian pun Gaara kembali membuka suaranya.

"Ngomong-ngomong, Nar ...," Iris mata jadenya nampak berkilat, serius. "Sebaiknya kamu vakum dulu deh tebar pesona atau tertarik buat hubungan sama cowok."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terperangkap Jerat Cinta Om GantengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang