***
"An-u ... aku mau bertemu dengan kak Zeev."
Seorang pemuda manis dengan tubuh mungilnya berdiri di depan sebuah pintu ruang kelas yang ramai.
"Cupu! Mau apa Lo?! Gak takut kalo Lo kita pites bareng-bareng apa?!"
Pundak sempit Vie bergetar.
Vie tahu jika keputusannya untuk melakukan salah satu adegan paling berbahaya ini salah.
Tapi! Vie tak bisa terus memendamnya seorang diri.
"Kak, aku hanya ingin menemui Kak Zeev, aku-"
"APA INI?! LO NGAPAIN DI SINI?! MINGGIR!"
Bruk!
Seorang gadis dengan rambut ayam warna-warni mendorong kuat tubuh Vie, hingga membuat pemuda manis itu jatuh dan menjadi bahan cemooh semua orang.
"Rasain!" seru si gadis, bernama Gisel.
"LO ITU CUMAN KUMAN YANG GAK AKAN TERLIHAT OLEH ZEEV!"
"BENER! JAUH-JAUH DEH LO DARI ZEEV!
Mereka semua melempari Vie dengan sampah.
'Apa aku terlihat seperti sampah?' Batin Vie yang hatinya sudah sering terluka.
Vie masih dalam posisinya, dia tak berani mengangkat kepalanya.
Vie memang bukan anak pemberani, dia hanya anak miskin yang beruntung karena otak cerdasnya, sehingga sekolah se elit ini bisa menerimanya.
'Bunda, Vie capek di hina terus.' Batin Vie yang menangis.
Mata bulat Vie yang tersembunyi di balik poni tebal lebatnya mulai menetaskan air mata.
Mereka semua juga belum selesai melemparkan semua sampah yah ada di tong sampah.
Menjijikan.
Rendahan.
Lemah.
Miskin.
Tak berdaya.
Semua gelar itu selalu Vie sandang.
Hingga,
"Berhenti!"
"Zeev?! Lo kok udah dateng? Dia ini--"
"Shut up!" Gisel langsung kicep dan melangkah mundur.
Mereka semua berhenti. Bahkan beberapa di antara mereka sampai menundukkan wajahnya.
Seketika lorong kelas itu menjadi hening.
Vie masih menunduk, tapi dia sangat paham betul siapa orang yang sekarang ada di depannya.
Vie dapat merasakan tangan dingin itu menyentuh pipinya.
"Kenapa kemari?" tanyanya.
Vie semakin berdebar.
"Kak Zeev," cicit Vie yang masih menundukkan kepalanya.
Benar sekali, orang itu adalah Zeev. Pangeran sekolah, pemuda yang selama ini Vie sukai secara diam-diam.
Dibandingkan dengan semua siswa lain, Zeev memang dingin dan tak tersentuh, akan tetapi, Zeev tak pernah memandang rendah Vie, sama seperti mereka yang selalu merundung Vie.
"Dia dan gue bukan tontonan! Pergi Lo semua!" usir Zeev dengan suaranya yang sangat jantan.
"Pergi! Ngapain kalian semua masih di sini hah?!" Suara tinggi Vic dengan cepat mampu membuat gerombolan siswa-siswi perundung itu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessive Innocent Love (BL)
Teen FictionZeev & Vie Vie, seorang pemuda manis yang hidupnya sengsara, jatuh cinta hingga tergila-gila kepada Zeev, siswa baru, mafia muda yang dingin dan tak tersentuh. Vie kira saat ia menyatakan cintanya kepada Zeev, ia akan di tolak. Namun takdir berkata...