Chapter 2

317 40 6
                                    

Pagi itu cukup cerah namun wajah Naruto masam ketika biru langitnya melihat kedekatan antara sahabat lamanya, yaitu Neji, dan murid baru, Sasuke, yang terlihat bercanda-tawa di dalam kelas, seakan Neji sudah melupakan dirinya dan telah menemukan teman baru. Bibir mereka berdua tersungging lebar, dan Naruto sangat tidak suka itu.

Naruto belenggang duduk ke bangkunya, ia mengabaikan sapaan Neji yang mengatakan selamat pagi dengan senyum cerah.

"Ada apa denganmu, marah, ya?" pertanyaan itu juga diabaikan oleh Naruto. Neji hanya diam dan berpikir mungkin sahabatnya ini lagi badmood. Neji melanjutkan mengobrol dengan Sasuke, mengabaikan Naruto yang lebih dulu mengabaikannya.

Saat jam istirahat tiba, Naruto mengikuti Sasuke ke toilet, kali ini ia dengan sengaja merebut tongkat Sasuke ketika ia baru saja keluar dari salah satu bilik toilet lalu menggendongnya di bahu dan membawanya ke sebuah ruang kosong yang sudah pernah mereka masuki.

Naruto sudah mempersiapkan jebakan itu di ruang kosong tersebut, tali pengikat, gunting, dan lain-lain, rencananya kali ini jauh lebih matang dari kemarin.

Ia langsung melempar tubuh Sasuke saat omega itu semakin kuat memberontak dan ia sudah tak kuat lagi menggendong. Dengan sigap ia mengambil tali dan mengikatkannya ke kedua pergelangan tangan Sasuke sebelum omega itu bisa melarikan diri.

"Lepaskan!" Sasuke berulang kali berteriak agar dilepaskan, tapi remaja pirang semakin kuat mengikatnya.

Gunting ia gunakan untuk merobek-robek seragam dan singlet putih Sasuke, melepas celananya dan membuat omega itu telanjang bulat. Naruto tersenyum menyeringai, ia senang melihat remaja buta itu menderita. Lalu tanpa ampun Naruto melecehkan omega itu hingga dia puas.

***

"Ittai!"

Sasuke berteriak, ia berusaha memberontak namun pergelangan tangannya terikat begitu kuat dan kedua kakinya sedang disegel oleh seseorang yang menindih dirinya.

Sasuke merasakan lantai keramik yang dingin dan berdebu, ia juga merasakan lubang di selangkangannya dimasuki oleh sesuatu berupa jari.

Sasuke berusaha melawan tapi wajahnya ditinju berkali-kali dengan keras sampai ia merasa pusing.

Wangi mint...

Sasuke mencium bau itu pada serat kain milik orang yang menindihnya, saat orang itu mencium bibir Sasuke dan memasukkan penis ke lubang yang telah orang itu persiapkan.

Sasuke menjadi benci wangi itu, orang pertama yang menyeretnya ke gudang yang sama beberapa waktu lalu juga memakai parfum yang sama. Sasuke tidak berhasil mengenali siapa mereka karena mereka tidak berbicara apapun.

"Siapa kamu?" Sasuke mencoba memancing orang itu mengobrol, namun rupanya usaha itu gagal.

Tidak ada kata yang keluar, tidak ada suara-suara, hanya ada deruan nafas, ciuman dan sentuhan-sentuhan yang mengindikasikan kebirahian.

***

Seorang murid menemukan tongkat milik Sasuke di koridor toilet dan menyerahkannya pada Neji, sang ketua kelas.

"Kemana dia pergi?"

Sudah dua jam pelajaran Sasuke tak kembali ke kelas, Neji sudah melaporkannya ke guru yang mengajar saat itu, namun tak dianggap serius, kata gurunya mungkin saja Sasuke lagi pengen bolos saja. Tapi Sasuke itu buta, harusnya ia tak mungkin berkeliaran jauh-jauh dari kelas, apalagi dengan tidak membawa tongkatnya, itu sungguh mustahil.

Neji memandang Naruto yang dari tadi hanya duduk diam tanpa memperlihatkan rasa peduli sama sekali saat seisi kelas heboh dengan kepergian Sasuke. "Naruto, apa kau melihat Sasuke?"

Blind Love | (NARUSASU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang