1

302 28 5
                                    

Jelek.. lemah.. miskin.. korban bully. Kurang enak apalagi hidupku?
Tak ada satupun di dunia ini manusia yang ingin hidup sepertiku.

Ya! Hidup seperti babi.
Dihina, ditendang, diperlakukan bak hewan.

Saat ini di hadapanku berdiri seorang siswa.. ah, bukan lebih tepatnya preman sekolah yang paling kubenci, dia ditakuti oleh seluruh murid. Tubuhnya tinggi dan  besar, tenaganya sangat kuat seperti banteng. Terlihat tato di kedua lengan atas dan sisi kanan kiri dadanya. Dia adalah..

Lee Taesung

"Hahh.. Panas~"

"Monyet, kalau ada guru datang halangi pakai badanmu"

Merokok di toilet sekolah menjadi hal yang biasa bagi dirinya. Asap yang mengepul di ruangan sempit membuat nafasku semakin sesak. Belum lagi bau pesing dan banyaknya ludah yang berceceran di lantai.
Sangat menjijikkan

"Hei jawab.. Lakukan yang benar, oke?"

Sepatunya yang basah terkena air seni yang berceceran di lantai menempel di pipiku. Lee tae sudah bersiap dalam posisi untuk menendang kepalaku dengan keras ke urinoir.

BRAKK

" Jangan sampai ketahuan guru lagi "
ucapnya sambil memberikan tatapan mengintimidasi.

***

Tak di toilet, di kelas atau dimanapun itu selama ada Lee Taesung sudah pasti akan terkena sial.

"Pikachu 1 juta volt" ucap lee taesung.

"PIKAA-!!"

Aku berteriak seraya memposisikan badan seperti pikachu. Sedangkan lee taesung tengah bersiap untuk menyerangku, tangannya membentuk seperti pistol dan dia mulai mengarahkan ke bagian belakangku

"Gomu gomu.. Chong!!"

"UKHH-!!"

Lelaki berbadan besar itu sukses menancapkan tangannya tepat di bokong. Banyak yang menertawai, beberapa diantaranya diam sambil menatapku dingin.

Sakitnya bukan main, belum lagi rasa malu yang rasanya membuatku ingin mati saja saat itu.

"Menjijikkan harusnya ku lakukan di ulu hati saja!"

Lanjutnya sambil menendang bokong dan punggungku.

Di sampingnya terdapat salah satu kawanannya, pria tampan kekasih dari salah satu primadona sekolah.

"Hari ini anniversaryku dengan Hyeji"

Dia menyuruhku untuk jalan merangkak dengan buket bunga diatas punggung  ke ruangan kelas Hyeji.

"SELAMAT ANNIVERSARY!! 1 JUTA VOLT!"

Ucapku lantang sambil memberikan bunga, tiba tiba datang rasa ingin buang angin yang tak tertahankan. Mungkin karena efek tusukan tadi aku tak bisa menahannya.

PRETT

'ugh memalukan' umpatku dalam hati

"Lain kali jangan begini, tidak enak dilihat tau!" ucap Hyeji.

***
Aku berjalan dengan terhuyung ke meja makan untuk menyantap mie. Rasanya pusing sekali kepala ini setelah mengalami hal hal di sekolah. Seketika emosiku memuncak ketika mendapat telor di dalam mie. Ya, telor itu bikin tambah gemuk.

"Mama! Kenapa mienya pakai telor?!! Ah sial jadi gak enak! Kapan aku kurusnya kalau begini!!"

Mama terdiam membisu. Aku menundukkan kepala dan memelankan suara.

"Mama, aku boleh pindah sekolah?...
ee... disini.. muridnya pintar semua jadi.. biat raportku bagus sekalian pindah yang jauh saja.."

Mama menghela nafas, ia melanjutkan mencuci piring.

" Maaf seok mama susah payah cari uang, disini sewanya murah, selain itu kalau pindah kamu mungkin tidak bisa bertemu teman temanmu lagi. "

Mendengar kata teman emosiku terpancing hingga ke ubun ubun.

'Teman apanya? yang ada hanya para pembully sialan!!' batinku.

Emosi yang telah ditahan sejak berada di sekolah akhirnya meledak juga.

"SIALL!! ORANG MAU FOKUS BELAJAR APA HUBUNGANNYA SAMA TEMAN?! MEMANGNYA SALAHKU KALAU KITA MISKIN?!! MEMANG MAMA UDAH KASIH APA KE AKU SELAMA INI?!!"

Aku berteriak, berkata kasar dan memukul mukul dinding, hanya di depan mama aku sok kuat.

malam semakin larut, dibawah selimut yang tak terlalu hangat ini air mata turun dengan deras. Terdapat penyesalan yang besar di hati  disertai.

'Maaf mama.. maaf mama.. aku begini.. karena aku dibully' ucapku dalam hati.

Aku ini manusia sampah.

***
Hari masih pagi namun Lee Taesung dan temannya sudah menungguku di salah satu sudut sekolah. Ia memanggilku, mau tak mau aku harus datang menghampirinya.

"Kelas pertama olahraga kan?"

"I.. Iyaa.."

" Siapkan, kalau tidak ku tendang burungmu!"

Kakinya menginjak bagian vitalku bersiap untuk menendangnya jika aku melawan. Mulai hari itu baju olahragaku menjadi milik Lee Taesung dan untuk kedepannya aku terpaksa berbohong ke mama soal baju olahraga yang hilang.

Waktu pelajaran olahraga telah selesai namun masih ada sisa sekitar 15 menit lagi. Beberapa murid memilih untuk tetap diam di lapangan meskipun beberapa yang lain memutuskan untuk pergi ke kelas atau berganti pakaian.

Lee Taesung sang preman sekolah dan Leo Kim dari klub bola bertaruh sebesar 10.000 won demi menendang bola ke arah mukaku. Di sisi lapangan ada beberapa murid perempuan yang duduk duduk sambil bersandar ke tembok sedang memperhatikan kami.. tidak, lebih tepatnya memperhatikan Leo Kim.

Lee Taesung mulai menendang bola ke arah wajahku namun berhasil kuhindari. Terlihat tatapannya yang sangat kesal.
Selanjutnya giliran Leo Kim. Tendangannya sangat kuat dan cepat, meskipun berusaha menghindar bola itu tetap berhasil mengenai wajah dan mematahkan kacamataku.

Namun dibanding rasa sakit dan kacamat yang rusak, aku lebih takut Lee Taesung kehilangan uangnya.

"M-Maaf gara gara aku, uangmu jadi hilang..."

PLAKK PLAKK

Tamparan yang sangat keras mengenai di pipi kanan dan kiriku

"Lihat bocah ini, sok simpati!"

DUAKK

"ARGHHH"

Sebuah tendangan berhasil mendarat di alat vitalku. Rasanya sangat sakit seolah akan mati. Aku jatuh tersungkur di tanah. Orang orang hanya diam sambil memperhatikan dari jauh tak ada satupun yang peduli hingga..

datang sosok mama yang sedang berlari menuju ke arahku dengan ekspresi yang semarah itu.

To be continued

[Lookism Fanfic] How If Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang