Penelitian

628 76 5
                                    

Pagi buta, Binar sudah disibukan dengan memberesi kamar kosannya. Ada tambang batu bara yang meledak tadi malam lalu shubuh tadi grup diricuhkan dengan adanya kelas dadakan.

Binar mengemas bekal rotinya, ia lalu mengunci kamar kosnya setelah memastikan jendela sudah tertutup. "udah siap Bi ?"

Binar mengangguk pada Janu yang mendapat giliran menjemputnya, setelah insiden motor Binar yang mogok dan sampai sekarang masih berada di bengkel teman-temannya berinisiatif untuk mengantar-jemputnya.

"Janu makan rotinya ya" Binar menyodorkan selembar roti berisi selai coklat pada Janu

"suapin dong Bi, gue kan nyetir." Binar mendumal tapi tetap menyuapi Janu yang sedang menyetir mobil

"mau mampir beli buryam dulu gak ? Tadi pada nitip sarapan" tanya Janu

"boleh tuh, buryam deket kampus aja disitu enak banget sumpah!"

Binar melihat Janu menahan tawa, ia langsung memukul lengan Janu dari samping yang menyebabkan tawa Janu pecah begitu saja.

"hahah siap cantik"

Binar mendelik, "lo tuh ya !"

"eh kok berhenti ?"

Janu menoleh daripada menjawab sepertinya ia lebih tertarik untuk merapihkan rambut Binar. "lampu merah cantik makanya jangan liatin gue terus"

Binar memukul lengan Janu yang sedang berada di hadapannya "kalian seneng banget manggil gue aneh-aneh, ya gue gapapa tapi jangan depan nyokap gue juga. Lo inget gasi Nu si Gema sama Ian manggil gue cantik didepan nyokap gue, balik kosan gue ditelfon sama nyokap ditanya gue punya pacar berapa. Kan asem" omelnya

Demi apapun Janu tidak kuat lagi menahan tawanya, melihat Binar berapi-api adalah tontonan terlucu baginya dan 24 temannya yang lain. Saat Binar fokus menjelaskan sesuatu matanya terlihat bulat dan berapi-api seperti seekor anak kucing, belum lagi ekspresinya yang sangat mendalami menambah kesan lucu pada dirinya.

"heh lo kok ketawa gue lagi cerita Janu"kesal Binar

"hahah sorry abis lo lucu banget kalo udah cerita gini" ujar Janu sebelum menghentikan mobilnya didepan penjual buryam

"belinya 25 aja gue udah makan roti"

Dahi Janu mengernyit tanda tidak setuju dengan ucapan Binar, "beli aja ya kan tadi cuma makan roti kelasnya pasti lama nanti kalo ga abis masih ada yang lain yang mau abisin" bujuknya

Binar ragu karena sungguh perutnya sudah kenyang tapi melihat jangka kelasnya yang mungkin panjang ia memutuskan untuk beli saja, "yaudah setengah porsi aja ya Nu gapake kacang, makasi Janu"

"good boy, yaudah tunggu dimobil ya Bi gue beli dulu"

🌻

"hasil analisis dari kelompok kami adalah adanya kemungkinan utama penyebab ledakan tambang batu bara, karena ledakan gas metana batu bara."

"Metana, komponen utama dari gas alam, bersifat mudah terbakar dan campuran sekitar 5 persen hingga 15 persen di udara berpotensi menimbulkan ledakan. Ketika udara mengandung sekitar 9,5 persen metana atau konsentrasi paling berbahaya, maka ia mencapai titik oksidasi sempurna. Yang berarti bahan bakar dalam jumlah yang tepat telah bercampur dengan oksigen dalam jumlah yang tepat, Ini menghasilkan air, karbon dioksida dan panas."

Binar memberi isyarat kepada Jevano untuk mengganti slide ppt mereka, "Dalam kebanyakan tambang batu bara, setiap ton batu bara mengandung antara 100 sampai 600 kaki kubik atau 2,83 hingga 17 meter kubik gas metana, Ketika udara mengandung 5 persen hingga 15 persen metana, bisa terjadi ledakan di tambang tersebut."

"Panas yang dihasilkan oleh proses ini meningkatkan suhu udara di dalam tambang, yang menyebabkan volume panas ini harus berekspansi. Tetapi karena udara panas tidak dapat berekspansi dengan mudah ke bawah tanah, maka akan terjadi tekanan di dalam tambang. Jika tekanan ini cukup tinggi, maka dapat menyebabkan udara bergerak menuju zona pembakaran menyebabkan gelombang kejut yang menyebabkan ledakan" Lanjut Binar.

"Jadi metode pencegahan paling umum untuk menghindari ledakan gas metana di tambang batu bara adalah dengan menggunakan ventilasi. Ventilasi besar digunakan untuk menyalurkan udara keluar atau menarik udara ke dalam tambang." Tutup Binar

Dosennya tersenyum bangga sesaat setelah Binar dan Jevano kembali ke kursi mereka. "hasil dari kelompok Binar dan Jevano saya anggap sempurna, bapak harap untuk kelompok lain bisa memperbaiki dan mencerna dengan baik penjelasan dari kelompok ini." Mereka memberi tepuk tangan pada Binar dan Jevano.

"Bapak ucapkan terimakasih atas kehadiran kalian dalam kelas yang mendadak ini, karena saya tau kalian sudah lelah kelas saya akhiri sampai sini. Terimakasih atas kerjasamanya." Setelah itu sang dosen pun pergi

"GILA BINAR DOANG YANG BISA NAKLUKIN PAK BOTAK" seru Haidar setelah memastikan dosennya itu telah pergi cukup jauh

"heh gue mampusin lo kalo pak botak denger"

Satu persatu dari mereka meninggalkan kelas, Binar sendiri pun sudah berada di luar kelas sedang membuang sampah bekas bubur "Binar ayo pulang lo sama gue ya" ujar Haris

"Eh iya, ayo Ris"

Haris dan Binar beranjak dan pergi kearah parkiran motor, "Jakarta lagi terik banget nih jaketnya lo pake ya" Haris memberi Binar jaket miliknya

Saat mereka sampai di parkiran motor Binar melihat beberapa teman angkatannya disana. "duluan ya guys" sapa Wisnu dengan motor Yamaha R15 hitam kesayangannya.

"hati-hati Nu"

Sesampainya mereka di depan motor milik Haris, kawasaki ninja 250 berwarna hitam. Binar yakin itu keluaran terbaru. "ganti motor lagi Ris ?"

"hahah iya nih kalo gak salah dua bulan lalu rilis bokap pernasaran yaudah dibeli alasan bokap si buat gue pasti menghindar dari amukan nyokap" ujar Haris lalu memakaikan helm cadangannya ke Binar

"Gue bisa sendiri padahal" ujar Binar lalu menaiki motor tinggi milik temannya itu

"Motor lo ketinggian anjir" dumal Binar membuat Haris tertawa gemas

"kali-kali Nar, udah siap kan ?"

"udah sesuai alamat tujuan ya mas" canda Binar mengundang kembali tawa Haris, sepertinya seorang Haris Gautama memang receh.

🌻

Abinara •Renjun Harem•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang