Will Stay With You

324 32 4
                                        

You should’ve ask for help

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You should’ve ask for help.

———————————————————

Dia baik, rendah hati, murah senyum, dan seorang penolong. Dia tidak jahat atau licik, hanya nakal. Bukankah itu kombinasi yang bagus?

Bayangkan, kau bisa memeluk makhluk yang manis itu sepanjang hari. Pasti menyenangkan.

Bayangkan, kau bisa mencium—

Lan WangJi berhenti dalam imajinasinya. Mengumpulkan kembali setiap kesadaran yang lenyap tak bersisa entah ke mana.

Sudah lewat seminggu sejak saat itu. Saat di mana dia mengenal seorang Wei WuXian, yang secara mengejutkan ternyata tidak seberisik dan semengganggu yang dia pikirkan.

Dia senang karena Wei WuXian tidak menyerah untuk berusaha berteman dengannya. Lan WangJi sadar betul akan sikapnya yang dingin dan suka mengucapkan kata yang membuat orang lain tersinggung.

Dia pikir Wei WuXian akan langsung lari menjauh setelah beberapa kali mencoba berteman. Ternyata dia salah, mata perak keunguan yang indah itu masih menatapnya sambil tersenyum manis.

Angin malam berhembus menelusuri sang gunung yang menjulang tinggi. Menerbangkan helai-helai daun kecokelatan yang layu. Begitu damai dan dingin.

“Lan Zhan?”

Lan WangJi menoleh, mendengar nama lahirnya dipanggil oleh suara yang ceria. Itu Wei WuXian.

“Tidak ada alkohol?” tanya Lan WangJi, memastikan kalau Wei WuXian baik-baik saja.

Wei WuXian tersenyum gugup. “A-ah, Lan Zhan, aku tidak pergi ke kota. Hanya berkeliling,” jawabnya masih dengan senyuman yang sama.

Lan WangJi diam. Dia tidak percaya dengan senyuman itu, sama halnya dengan saat dia melihat senyuman Lan XiChen, palsu.

“Lewat jam malam. Kembali.”

Wei WuXian menghela napas, sangat maklum dengan nada bicara Lan WangJi yang dingin dan tegas itu. Lagipula giok kedua Lan itu benar, dia harus kembali ke kamarnya. Segera.

Tadi sore, Madam Yu kembali menyuruhnya untuk menemui wanita yang dijuluki Violet Spider itu.

Tentu saja tidak ada hari terlewat tanpa cambukan. Dia sudah sangat curiga saat sang Madam duduk dengan tenang sambil menatap nyalang ke arahnya.

Baiklah, cambukan itu sudah biasa. Yang tidak biasa adalah rasa perih yang menjalar ke dalam saraf-sarafnya yang kemudian mendesak sesuatu untuk ke luar dari tenggorokannya.

D A I S Y (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang