Cale menatap mereka semua dengan pandangan nanar. "Aku. . . Bukan Cale Henituse" ucapnya pahit. Seketika semua orang yang mendengar ucapannya bak di lempar bom di siang bolong.
"A-apa?"
"Itu benar, aku bukan Cale Henituse, nama asli ku adalah Kim Rok Soo, aku berasal dari Korea, aku tiba-tiba saja bangun di dunia ini sebagai Cale Henituse" ucap Cale menatap mereka yang ia anggap sebagai 'keluarga'.
Mungkin bagi sebagian orang akan tak percaya dengan apa yang barusan dikatakan oleh rambut merah itu, mereka akan sulit menerima kenyataan yang pahit. Namun itu akan berbeda dengan keluarga Cale-Orang tuanya, adiknya terlebih lagi Ron dan yang merawatnya sedari kecil.
Ah, mereka pasti akan merasa tertipu selama ini batin Cale tertawa pelan. Detik selanjutnya yang ia ingat adalah sebuah tamparan yang mendarat di pipi kanannya.
-
Cale menatap langit yang berwarna hitam, ditambah hujan gerimis. Seluruh tubuhnya dilumuri oleh darah. Darah orang-orang yang ia sayangi, darah orang-orang yang masih berada di sisinya, bahkan karena membelanya, mereka sampai kehilangan nyawa mereka.
Eruhaben, Bud, Mary, Hannah, Rosalyn, Hans, Lily, Basen, Violan, Witira, Paseton, Lock, On, Hong, Raon dan yang lainnya.
Sisanya? Mereka menggila, bahkan sampai mengumumkan bahwa Cale Henituse adalah seorang penghianat dan seorang buronan. Kini orang-orang mulai mencarinya dan memburunya. Dengan pelan Cale berkata, "Sial, aku tidak tahu harus kemana lagi" benar, semua tempat yang ia anggap rumah kini telah hilang.
Bahkan dirinya tidak tahu bagaimana nasibnya keesokannya. Cale benar-benar tidak tahu harus kemana sekarang, di tengah-tengah kepanikan nya si rambut merah tiba-tiba teringat sesuatu.
"kuharap, si gila itu tidak ikutan juga" gumamnya lalu pergi ke tempat yang tak akan pernah ia bayangkan.
-
"Cale Henituse, apa yang kan lakukan ditempat seperti ini?" tanya White Star menatap pahlawan didepannya. Dari apa yang dilihat si bintang putih, orang didepannya memiliki kondisi dan penampilan yang berantakan-maksudnya benar-benar berantakan.
Baju yang robek sana-sini, darah yang mengalir deras dari mulut dan hidungnya, rambut merahnya yang berantakan dan jangan lupa sorot mata sang pahlawan yang terlihat sangat lelah, lelah dengan semuanya.
Cale mengusap darah di hidung dan mulutnya, ia lalu menatap sang lawan bicara.
“Kubilang, akan ku bantu kau, Semuanya! Dewa segel, Arm dan semua rencana yang sudah kau buat selama seribu tahun!” ucap Cale menatap tajam White Star. White Star hanya menghela napas menatap kearah sang lawan bicara.
“Kau yakin? Sekali kau bergabung kau tidak akan pernah bisa kembali” ucap White Star menatap ragu Cale. Cale menggeleng kan kepalanya, “keputusan ku sudah bulat, aku akan bergabung dengan mu” ujar nya tegas. Tidak ada keraguan di matanya.
“Baiklah, terserah kau saja,” dari nada bicara nya Cale tidak tahu apakah orang di depannya tengah mengambil sebuah keputusan dengan ragu atau tidak.
“Miris sekali, orang yang ternyata merupakan musuh mu justru merupakan orang yang tidak pernah menusuk mu dari belakang, sedangkan orang-orang yang kau sebut sebagai ‘keluarga’ adalah orang yang dapat menghianati mu kapan saja” ucap White Star.
Cale terdiam, entah kenapa dirinya ingin tertawa mendengar ucapan White Star barusan, karena yang diucapkan nya benar—sangat BENAR.
“Jangan biarkan aku mati” gumam Cale, ia tidak boleh mati, apapun yang terjadi! Ia tidak boleh mati, tidak sampai dendam nya tersampaikan. Tiba-tiba terdengar suara letupan yang besar dan memekakkan telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
𓆩Three Months With You𓆪 [Opsional]
RandomSaat kebenaran terungkap disitulah ia kehilangan semuanya. Orang-orang yang ia anggap sebagai keluarga pergi meninggalkan nya, sementara orang-orang yang masih disisinya rela mengorbankan nyawa mereka demi menyelamatkan dirinya. Saat hampir putus as...