Six

2.1K 166 6
                                    

Pesta. Satu kata yang membuat jantung Donghyuck berdebar penuh antisipasi. Kegiatan yang selalu menjadi favoritnya. Hal yang selalu bisa membuatnya senang dan bahagia.

Dan berpesta menjadi daftar paling atas yang ada dalam kegiatan Donghyuck untuk liburan musim panas kali ini. Ada berbagai aktifitas yang membuatnya sangat menyukai pesta.

Kebebasan, alkohol, teman baru, serta kegiatan yang membuat hormon adrenalin dan hormon testosteronnya meningkatㅡjika kalian tahu apa yang dimaksud Donghyuck. Pokoknya ia sangat menantikan liburan kali ini yang akan ia habiskan hanya untuk bersenang-senang, karena biar Donghyuck beri tahu, ia telah menyiapkan daftar panjang bagaimana cara menghabiskan musim panasnya dengan kegiatan yang menyenangkan.

"Kau pasti sudah tidak waras." Renjun yang duduk di meja belajarnya berkomentar karena melihat Donghyuck yang tidak bisa berhenti tersenyum dari tadi.

Donghyuck memilih mengabaikan perkataan tidak berguna Renjun dan meneruskan kegiatannya dalam memasukkan baju-bajunya ke dalam sebuah koper sambil bersenandung dengan riang dengan senyum yang tidak pernah luntur dari wajahnya.

"Atau mungkin kesurupan." Tambah lelaki mungil itu.

Donghyuck mendelik tajam pada sang teman, "lebih baik kau bantu aku membereskan ini semua." Serunya.

"Tentu saja aku tidak mau." Sahut Renjun sambil menjulurkan lidahnya. "Karena aku juga harus membereskan pakaian milikku dan Jaemin." Tawanya dan ia mulai membuka kopernya sendiri.

Donghyuck mendesis. "Seharusnya kau bersyukur berteman denganku, karena jika bukan aku, tidak akan ada yang mau mengajakmu berlibur." Ucapnya dengan nada sombong.

Renjun tersenyum miring sambil melipat tangannya di depan dada. "Kau tidak akan bisa pergi berlibur jika tidak ada Mark hyungmu itu. Tidak usah sombong."

Donghyuck tertawa mendengar celotehan Renjun. "Jangan iri."

"Hmm masa? Lagipula aku tidak yakin pria itu berteman denganmu tanpa alasan yang jelas. Dia tidak akan berbuat sejauh ini. Kau bahkan tidak ada bagus-bagusnya sama sekali." Renjun memasang wajah jijik sambil melihat Donghyuck dan menilainya dari ujung kakinya sampai ujung kepalanya. "Kau hanya beruntung karena pria itu jatuh cinta padamu."

Donghyuck mengkerutkan hidungnya tidak terima. "Kurang ajar." Sahutnya, tetapi ia terlihat tidak peduli. "Tapi aku tidak akan bohong, karena aku juga sangat menyayangi pria itu."

Renjun menganga menatap Donghyuck dengan ekspresi tidak percaya. "Lalu kenapa kau tidak berpacaran saja dengannya?"

Donghyuck berhenti membereskan bajunya dan terlihat berpikir. Yeah, berpacaran sounds good, tapi tidak. Tidak mungkin. Donghyuck hanya menganggap Mark sebagai temannyaㅡAtau begitulah keadaannya saat ini. Dan ia tidak ingin kehilangan Mark untuk suatu alasan. "Kami teman baik. Dan itu sudah cukup." Hmm, sudah cukup. Donghyuck meringis, entah mengapa sedikit menyesali itu.

Renjun tertawa terbahak, "kau yakin hanya teman? Kalian berdua benar-benar bodoh. Aku merasa kasihan padamu."

"Kau hanya iri karena tidak memiliki teman yang baik sepertiku. Lagipula Mark hanya ada satu di dunia ini, dan sayang sekali aku yang menjadi orang beruntung itu." Elak Donghyuck, dan lebih terdengar seperti sedang meyakinkan dirinya sendiri.

Renjun mengejek, "Usaha yang bagus, teruslah menyangkalnya hingga kau sadar. Dan pada saat itu kuharap kau tidak terlambat."

Donghyuck berusaha menyembunyikan perasaan berat didadanya dengan memasang senyum mengejek pada temannya. "Tenang, aku akan setia menjadi teman satu-satunya milikmu. Dan aku akan menganggap tidak mendengar perkataanmu barusan." Kicaunya.

Irreplaceable✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang