Kitsune-Sama

1.4K 156 7
                                    


Ready.... silahkan baca, suka boleh baca, ga suka silahkan get out!
.
.
.
.

Para orang-orang itu sedang berkumpul untuk melaksanakan ritual, dimana menyembah sang Kitsune untuk mendapatkan kejayaan dan kemakmuran.

Ini sudahlah zaman modern, dimana kau ingin kaya kau harus bekerja dan berpendidikan tinggi.

Semuanya bahkan menganggap ini adalah mitos dan hal konyol. Namun bagi kedua klan tertua yang akan menjalankan ritual itu adalah sebuah keharusan.

Mereka telah melakukan hal ini selama berabad-abad lamanya.

Konon katanya, jika mereka memutus ritual dan berhubungan dengan sang Kitsune, semua orang yang memiliki keturunan darah dalam kedua klan tertua ini akan mati dan tidak akan tersisa.

Orang-orang memakai yukata putih dengan obi merah sebagai pengikatnya, sementara di depan sana ada dua orang yang paling mencolok.

Ya dua orang itu adalah Fuugaku Uchiha dan Minato Namikaze, ketua klan yang baru untuk memimpin upacara ini.

Mereka memakai baju yang berbeda dari yang lain. Lebih tampak seperti baju raja dizaman dulu, dengan Fugaku yang memakai yukata merah dan Minato yang memakai yukata putih bersulamkan emas.

Masing-masing lambang Klan dipajang di kanan kiri sebuah lukisan yang paling besar.

Lukisan yang paling dianggap suci, karena didalamnya bergambarkan seorang Kitsune yang sangat cantik memakai Kimono merah darah, sementara 9 ekor putihnya terlihat melayang.

Bahkan rambut kuning dan tatapan mata tajam yang merah terlihat begitu seperti hidup.

Nenek moyang mereka bilang, lukisan itu adalah lukisan wajah asli sang Kitsune sendiri, mungkin orang lain akan menganggap semuanya adalah pembodohan publik.

Tapi semua anggota klan sangat mempercayai hal tersebut, karena katanya saat dulu seseorang pemuda dari klan mereka mati.

Mati karena menghina lukisan sang kitsune, bahkan tubuh pemuda itu seperti terkoyak oleh hewan buas dengan cakaran yang memenuhi tubuhnya.

Semua orang yakin, jika yang membunuh pemuda itu adalah Kitsune dan sang Kitsune tak terima jika dihina seperti itu.
.
.
.
.
.

Semua orang bersujud hormat pada lukisan dihadapannya, untuk mengakhiri urutan terakhir upacara.

Kemudian orang-orang keluar dalam ruangan upacara itu, sementara Fugaku dan Minato masih tetap di dalam.

Ini adalah rangakaian terakhir yang akan mereka lakukan setelah upacara dimulai, dimana masing-masing tetua klan akan membersihkan bingkai lukisan sebelum pergi meninggalkan ruangan.

Fugaku dan Minato sudah bersahabat sejak dulu, bahkan diumur mereka yang sudah matang dan memiliki isteri masing-masing tetap terlihat tampan dan menawan.

Mata biru Minato memandang lukisan itu dengan teliti, kemudian tangannya meraba wajah yang ada pada lukisan itu.

"Jika dia benar hidup, pasti akan terlihat cantik sekali!" Bisiknya pelan, tapi masih terdengar oleh Fugaku.

"Kau benar, mungkin akan lebih cantik dari istri kita" mengiyakan perkataan sahabatnya.

"Sayang sekali ini hanyalah lukisan!" Minato kembali menimpali. "Andai saja dia hidup!"

Tanpa mereka duga, suasana yang tadi sangatlah sepi menjadi begitu riuh dengan angin.

Bahkan jendela-jendela kuil mulai membuka tutup seperti tertimpa badai.

"Dia sepertinya marah Minato, kau tak seharusnya berbicara seperti itu!" Meski wajahnya tetap datar, namun panik terlihat snagat jelas di pancaran mata Fugaku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kitsune-Sama (Oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang