Negeri fana, present.
Mentari pagi dengan cahaya yang menusuk diantara jendela kamar, mengambil alih atensi dari pria yang baru saja memasuki kepala tiga. Mata nya yang dipaksa bangun dengan air liur yang telah membentuk menjadi pulau pada bantal kesayangan nya. dilihat nya jam yang berada disamping tempat tidurnya menunjukkan bahwa hari sudah mulai siang, seorang pria dengan rambut yang masih berantakan mulai beranjak dari kasur kerajaan nya. dibawa nya tubuh tegap nan gagah itu menuju tempat biasa Jeffrey melakukan ritual. aroma maskulin yang terpancar bebas ke setiap sudut ruangan pemilik kamar, setelah dirinya keluar dari tempat ritual nya. sebuah tuala yang melilit dibagian pinggang nya, menunjukkan tubuh bagian atas yang terbuka hasil dari kerja kerasnya selama ini.
Jeffrey, anak tunggal kesayangan dari orang tuanya itu berdiri tegap didepan sebuah cermin yang memantulkan wajah rupawan nya. kemeja hitam yang sudah tersemat rapi dan jam tangan dengan harga yang sangat diluar nalar terpampang jelas diantara pergelangan tangan nya.
"Selamat pagi tuan Jeffrey." salah satu maid yang bekerja untuk dirinya menyapa diwaktu yang hampir siang. pria rupawan itu hanya tersenyum tipis setelah dirinya keluar dari alat canggih lift yang berada di dalam mansion nya. langkah - langkah besar yang menuju ruang makan, yang sudah tersaji berbagai macam makanan diatas meja. "Selamat pagi pak, izinkan saya untuk memberitahu jadwal hari ini," seorang pria dengan umur lebih muda dari Jeffrey datang menuju tempat yang terdapat tuan nya lalu membungkuk sopan.
"siang ini pukul jam 1 siang akan diadakan acara meeting oleh salah satu klien di sebuah restoran lalu jam 4 sore hari bapak Jeffrey akan berkunjung ke rumah tuan dan nyonya Naskala. itu saja ntuk jadwal hari ini." runtutan jadwal diberikan dari sekretarisnya. "Hm. kau boleh pergi." setelah diizinkan pergi, sekretarisnya menuju mobil menunggu tuan nya selesai dengan acara makan pagi nya.
***
Pekerjaan yang sangat menumpuk terlihat penuh diatas meja kantor sang CEO. tangan yang sudah mati rasa karna harus menandatangani seluruh berkas dari para klien dan juga perusahaan yang bekerja sama dengan nya. sesekali mata tegas nya melirik ke arah teknologi berukuran lebih besar dari benda yang berbentuk persegi. kacamata yang bertengger diantara hidung mancung nya menjadi teman setia nya saat ini. perkerjaan ini sangat membuat dirinya lelah, pikirnya.
Jeffrey mendengar suara ketukan yang berasal dari arah pintu yang menjadi penghalang antara atasan dan bawahan. "masuk." setelah sang atasan mengizinkan nya masuk. pria yang lebih muda, sekretasinya memberikan beberapa dokumen yang mungkin saja harus di tanda tangani. "apa harus di tanda tangani?" ucap Jeffry tanpa mengalihkan atensi nya dari laptop. "tidak pak. ini hanya surat undangan yang dikirimkan oleh nyonya Haeri." Jeffry hanya melirik ke arah sekretarisnya diantara kacamata nya lalu dirinya hanya mengangguk. sekretaris muda itu membungkuk sopan pada sang atasan lalu kembali ke pekerjaan nya.
Pukul satu siang ini, Jeffrey harus bertemu dengan salah satu klien nya untuk membicarakan kerja sama yang akan mereka jalani. perusahan yang sedang dijalani oleh Jeffrey sekarang adalah perusahan besar yang menjadi pemilik dari Mall, Hotel dan juga beberapa gedung besar. setelah perjalanan panjang yang dilalui. mobil hitam mengkilat berhenti di salah satu restoran yang memiliki suasana yang nyaman. Jeffrey keluar terlebih dahulu, menuju bagian resepsionis mengatakan bahwa dirinya sudah memiliki janji dengan seseorang. resepsionis tersebut menunjukkan ruangan minimalis namun terasa nyaman. setelah Jeffrey dan klien nya menyalami satu sama lain, mereka terlebih dahulu untuk makan siang sebelum keduanya membahas tentang bisnis. karna jujur saja CEO berkepala tiga itu belum makan siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
psyche | Jaeren
FantasyKejadian yang tidak akan pernah terlupakan oleh sang pengusaha terkenal di negeri yang mereka sebut Evertyland. sebuah tempat yang berada di antara kabut krystal, memiliki ruang antara bintang dan bertindak sebagai pembibitan untuk bintang baru. cah...