Sinar jingga dari matahari yang terbenam jatuh mulus diatas kulit. Burung-burung mulai terbang kembali ke sarangnya. Jalan-jalan mulai ramai; mulai macet karena jam pulang kantor. Tiba di rumah dengan tubuh yang lelah, mandi kemudian rebahan di atas kasur yang empuk menjadi pilihan yang sangat bagus.
Namun untuk Park Jihoon, kasur punya kegunaan lain selain untuk membaringkan diri setelah seharian belajar di kampus. Ranjanya yang berukuran king size yang dibalut sprei abu-abu itu menjadi tempat untuk dua tubuh manusia; bertindihan saling memagut bibir.
Suasana panas sekali. Layaknya pertarungan di medan perang, dua bibir itu seolah tak ingin kalah untuk saling menjerat lawan untuk masuk semakin dalam ke lubang kenikmatan. Nafas yang tak beraturan, denyut jantung yang berpacu dan suara memalukan kecipak basah yang erotis.
Sangat, sangat panas untuk sebuah ciuman.
Park Jihoon si pemilik kasur juga si pemilik tubuh yang berada diatas, menindih tubuh lain yang ukurannya lebih kecil. Tidak bermaksud untuk body shaming, tapi tubuh dibawah Jihoon memang mungil dan kecil. Bahkan jika Jihoon bisa, ia ingin menyimpan si pemilik tubuh tersebut ke dalam kantongnya.
Hanya untuk dirinya sendiri.
Huh, tuan posesif.
Namanya Choi Hyunsuk, korban dari keposesifan Park Jihoon dan juga adalah kekasihnya. Mereka satu angkatan, satu kampus, namun beda fakultas. Jika Jihoon di fakultas teknik, maka Hyunsuk ada di fakultas manajemen bisnis.
Jangan tanya bagaimana dua orang itu bisa bertemu. Hanya 'kecelakaan kecil' saat Jihoon yang tak sengaja menabrak Hyunsuk ketika ia berkunjung ke fakultas manajemen bisnis untuk bertemu dengan sahabatnya.
Oh Tuhan, bahkan semua malaikat harus tau bagaimana hati kecil Jihoon berteriak brutal ingin menyatakan cinta ketika ia pertama kali bertemu pandang dengan Hyunsuk.
Menggemaskan, cantik, tampan, lucu, ingin memiliki!
Iya iya, Jihoon memang lebay. Tapi serius deh, Jihoon sudah jatuh terlalu dalam pada pesona Hyunsuk.
Lalu Hyunsuk bagaimana?
Well, jujur saja saat ia pertama bertemu Jihoon sih, ia tidak merasakan apa-apa.
Oh, belum maksudnya.
Ya, biasa saja Jihoon dianggapnya sebagai mahasiswa normal yang lalu lalang di fakultasnya. Tapi lama-kelamaan, melihat bagaimana Jihoon mendekatinya terus-terusan, Hyunsuk berpikir untuk memberinya kesempatan.
Dan yah, begitulah.
Park Jihoon jatuh cinta pandangan pertama sedangkan Choi Hyunsuk jatuh cinta karena terbiasa.Pokoknya bagaimana pun awalnya yang penting akhirnya bisa mencintai dengan tulus dan bersama sampai tua.
Mari kembali lagi pada cerita.
Jihoon dengan sangat amat tidak rela melepaskan ciumannya pada bibir Hyunsuk saat lawannya sudah memberi isyarat untuk berhenti dengan menepuk-nepuk dadanya.Hyunsuk dengan nafasnya yang pendek-pendek dan wajah yang memerah, menatap Jihoon dengan matanya yang sayu. Ada air mata yang menggenang karena terlalu mendalami perasaan dalam ciuman beberapa detik yang lalu.
Jihoon menunduk sedikit untuk mencium kening Hyunsuk. Bahkan walau sudah berkeringat pun, Hyunsuk tetap wangi.
"Ji, aku mau pulang". Suara pelan Hyunsuk membangunkan Jihoon dari imajinasinya.
Jihoon melihat jam dinding yang menunjukan pukul 7 malam. Hell, kenapa sih waktu berjalan cepat sekali ketika ia sedang bersama Hyunsuk?!
KAMU SEDANG MEMBACA
my suspicious boyfriend •hoonsuk•
Fanfiction[🔞] Kecurigaan Jihoon pada Hyunsuk membawanya untuk menyelidiki siapa sebenarnya pacar manisnya itu. ©mamakaksuk