2

695 105 24
                                    

Malam harinya, Sean bangun, mengerjapkan matanya sebentar, tapi saat akan mengucek matanya sebuah tangan menghentikan tindakannya itu.

Sean melihat ke samping, dan lagi-lagi dia melihat pria tampan itu yg menatapnya lembut.

"Jangan dikucek dek matanya, nanti merah. " Ucapnya.

'Kalo gk salah, dia ni abang kedua Sean, Haxel. Ganteng uyy'

"Abang? "

"Kenapa hm? "

"Gk papa, abang ngapain ke kamar Sean? " Tanya Sean.

"Emang abang gk boleh liat adek abang sendiri? " Tanya balik Haxel.

"Bukan, Sean gk bermaksud git-"

"Udah. Mending adek sekarang siap-siap, makan. Yg lain udah nungguin adek di meja makan. " Ucap sang abang.

"Iya.. Sean mandi dulu. Abang kesana teros"

"Gk. Abang mo nungguin adek abang ini. Kamu baru aja kehabisan semua mana mu. "

"Adek gk apa-apa abang. Adek dah sehat kok." Tanpa sadar Sean menyebut dirinya dengan sebutan adek. Sudah lama Haxel dan seluruh anggota keluarga mereka tidak mendengar kata itu lagi dari Sean semenjak dia mulai bersikap jahat pada orang-orang. Tapi akhirnya kata-kata itu kembali dia dengar.

'Yg lain pasti iri sama gw kalo mereka tau kata apa yg terucap dari Sean. Dan yg pertama mendengar nya adalah aku. Haha'
Batinnya.

Entah kemana sikap cuek dan dingin diluar. Karena jika didalam keluarga terlebih di depan adeknya yg satu ini. Sikapnya itu berbanding terbalik menjadi orang yg lembut dan usil.

"Gk ada penolakan, sekarang adek cepat siap-siap, abang tunggu disini. " Ucap Haxel.

"Cih, iya iyaaa. "

Sean turun dari ranjang besar itu, lalu berjalan menuju kamar mandinya yang besar. Sedangkan Haxel  terkekeh melihat adiknya. Bahkan disaat adiknya hanya berjalan saja, itu terlihat imut dimatanya.

[Ting..]

Terdengar suara dentingan sistem di kepala Sean.

[Misi pertama]
~Memperbaiki hubungan keluarga~

Hadiah
-kecantikan 5 %
-poin 300
-ketampanan 10%

-kekuatan 5%

Pinalti
-hubungan keluarga merenggang
-penampilan menurun

[Yes]                [No]

Setelah memikirkan beberapa saat, Sean memutuskan menerima misi itu.

Setelah beberapa saat, akhirnya sean selesai. Dia memakai kaos yg bahkan lebih besar daripada tubuhnya, dan celana pendek selutut. Terlihat manis.

Keduanya langsung menuju ruang makan, dan kehadiran mereka disambut oleh keluarga mereka. Saat Sean baru saja mendudukkan bokongnya, dia langsung dibombardir pertanyaan-pertanyaan.

"Sayang, kamu udah baik-baik aja kan? Gk sakit lagi? "

"Kamu gk usah maksain tubuh dulu. "

"Ada yang masih terasa sakit boy? "

"Kamu mau makan apa? Abang beliin sekarang! "

"Adek beneran dah sehat? Gk nipu kakak kan? "

Dan masih banyak lagi. Sedangkan Sean yg di bom pertanyaan mengeluarkan ekspresi bingung, dengan bibir yg naik keatas sedikit monyong, alis bertaut dan mata menyipit yg mana hal itu membuat keluarga nya gemas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Merman In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang