Sore itu, tiga orang pejuang yang berasal dari barisan fisabilillah berangkat ke buluh cina dengan sepeda. Sebenarnya hanya dua orang anggota fisabilillah. Yang satu lagi adalah si bungsu.
Dia ikut ke buluh cina karena kapal yang dia nanti nantikan untuk berangkat ke Singapura atau Jepang itu tak kunjung datang. Beberapa orang malah mengatakan, untuk ke Singapura mungkin lebih baik lewat sungai Kampar. Dari sana banyak penyeludup penyeludup membawa getah ke Singapura. Mereka memakai tongkang atau sampan sampan besar mengaliri sungai kampar kemudian lewat di pulau pulau yang ada di laut Cina Selatan terus menyelundup ke singapura dan Malaya.
Sibungsu sebenarnya kurang tertarik untuk ikut para penyelundup itu. Sebab, tujuan utama nya bukan ke Singapura. Melainkan Jepang. Namun karena di Pekanbaru tak ada pekerjaan yang akan di lakukan, dia memutuskan untuk ikut ke buluh cina. Apa lagi kampung itu adalahkampung nya kapten nurdin. hanya saja kapten itu tak ikut bersama sama mereka."pergilah, disana ada sungai atau danau dimana engkau dapat menenangkan dirimu. memancing atau berenang"
kapten itu membujuk si bungsu untuk ikut serta bersama kedua anak buahnya. dan si bungsu memang memilih untuk ikut serta. mereka berangkat pukul dua kalau tak ada around melintang mereka akan sampai di kampung itu sekitar jam enam. sepanjang jalan dalam kota kelihatan pasukan Belanda berjaga dengan ketat.
mereka mengayuh sepeda ke luar kota dengan tenang di kampung Simpang tiga di mana terletak sebuah lapangan udara kecil penjagaan Belanda nampak makin banyak Belanda nampaknya mempergunakan kampung kecil ini sebagai basis perbatasan antara kota yang mereka kuasai dengan kantong-kantong perjuangan yang dikuasai tentara Indonesia.
mereka disuruh berhenti di persimpangan menuju ke taratak buluh 11 disuruh masuk ke sebuah kamar kecil di mana dua orang tentara knil mengadakan pemeriksaan dengan ketat mula-mula yang masuk adalah si bungsu dia berniat membawa samurainya namun temannya menggeleng ke perlahan si bungsu menangkap isyarat itu dia segera ingat kalau Belanda mengetahui bahwa dia membawa samurai maka itu akan membahayakannya bukankah Belanda sudah mengetahui bahwa teman-teman mereka dibunuh oleh seorang anak muda yang membawa samurai kemana-mana?
dengan pikiran demikian si bungsu masuk ke kamar penjagaan itu tak tanpa membawa apa-apa samurai tetap ditinggalkan dengan mengaitkan ke batang sepeda yang dia bawa sepeda itu disandarkan di pohon kelapa di depan rumah penjagaan itu dengan tenang dia masuk ke dalam.
"buka pakaian.."seorang sersan KNIL memerintah.
sibuk suara tertegun orang yang memerintahkannya ini kulitnya sama dengan dirinya meski kulit KNIL itu lebih hitam tapi dia yakin bahwa tentara Belanda itu pastilah orang Indonesia juga.
perlahan dia membuka bajunya sersan itu memberi syarat pada prajurit yang satunya lagi prajurit itu memeriksakan isi kantong baju si bungsu mengeluarkan sebuah kartu keterangan diri kemudian sehelai sapu tangan.
"mau kemana?" sergeant itu bertanya dalam aksen melayu tinggi yang fasih.
"ke buluh cina tuan"
"mengapa ke sana?"
"pulang ke kampung tuan" dia menjawab mengikuti petunjuk kapten Nurdin pagi tadi.
"apa kerjaan mu di kampung?"
"memotong getah tuan"
sergeant KNIL itu memegang tangan si bungsu si bongster tenang KNIL itu melihat betapa pada pangkal jari-jari tangan anak muda itu kelihatan benjolan yang mengeras dan dia jadi yakin bahwa anak muda ini memang seorang penarik getah sebab benjolan yang menggeras di telapak tangannya itu membuktikan bahwa dia memang salah selalu memegang benda keras tanda demikian itu tak terdapat pada pedagang ikan yang tiap pagi mengayuh sepeda atau pada pejuang yang hanya memegang bedil.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTERI YANG TAK TERPECAHKAN
Historical FictionCerita sejarah yang menceritakan tentang masih menjadi misteri lenyapnya serdadu dan persenjataan mereka, dalam sejarah perjuangan menegakkan kemerdekaan di Riau Belanda