10: Pesan

2.2K 139 81
                                    

YOU POV

Pekerjaanku telah selesai dan surat cuti juga telah aku berikan pada bagian personalia agar dapat mereka proses. Berhubung perusahaan tempatku bekerja adalah perusahaan milik ayah kandungku, aku hanya perlu menandatangani surat permintaan cuti milikku sendiri tanpa perlu melibatkan orang lain, termasuk sekretaris pribadiku.

Namun. masih ada satu hal yang harus aku pikirkan, yaitu alasan agar ibu Jake dan bapak kandungku tak menaruh curiga pada kami berdua atas hilangnya kabar kami seharian penuh. Aku bahkan berencana mengajak Jake bermalam di hotel yang sebelumnya aku gunakan untuk menghukum lelaki itu. Rasanya, aku ingin sekali menikmati lebih banyak waktu bersama Jake, tanpa perlu memikirkan status kakak beradik kami. Aku hanya ingin menikmati waktu sebagai seorang wanita dan lelaki bersama adik tiri ku tersebut.

Aku hentikan mobil yang aku kendarai saat lampu lalu lintas berubah menjadi warna merah. Sembari menunggu, aku buka handphone milikku yang terdapat sebuah pesan masuk dari adik tiriku.

Jake Sim
Barusan mommy menelfon ku, nuna.
Aku disuruh pulang ke rumah secepatnya. Tapi aku bilang aku mau menginap di rumah seorang temanku sepulang berlatih basket untuk pertandingan mendatang.
Nuna, tak perlu khawatir, aku sudah meminta izin dengan mommy🥰
Jangan lama-lama di kantornya ya!
Aku di hotel sendirian nih, menunggu nuna pulang🥺

Jantungku berdegup sangat kencang setelah membaca deretan pesan dari Jake tersebut. Rasanya membayangkan wajah Jake saja sudah memancing euforia aneh dalam diriku, apalagi saat menghabiskan waktu dengan lelaki itu. Andai saja dia bukan adik tiriku, aku benar-benar akan menjadikannya sugar baby-ku agar bisa aku miliki seutuhnya dan aku pamerkan ke seluruh dunia kalau lelaki tampan nan menggemaskan bernama Jake ini adalah milikku seorang! Apalagi setelah Jake ganti foto profil miliknya menjadi foto yang lebih menggemaskan dari sebelumnya. Lelaki itu tahu benar cara menyenangkan hatiku!

Belum sempat aku balas pesan dari Jake tersebut, lampu lalu lintas berubah warna menjadi warna hijau yang membuatku harus menjalankan mobil yang aku kendarai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Belum sempat aku balas pesan dari Jake tersebut, lampu lalu lintas berubah warna menjadi warna hijau yang membuatku harus menjalankan mobil yang aku kendarai. Aku tancap gas menuju hotel yang telah aku pesan, sempat memesan makanan untuk kami berdua di restoran hotel lalu naik menuju kamar kami yang berada di lantai 12. Aku ketuk pintu kamarnya dan tak perlu menunggu lama, pintu tersebut langsung terbuka oleh Jake yang telah mengenakan pijama dari hotel tersebut.

Jake menghambur ke dalam pelukanku begitu erat yang mampu memecah tawa dariku juga karena tingkah menggemaskan yang tanpa sadar Jake berikan. Aku usap belakang kepala Jake lalu melepaskan pelukan kami untuk menangkup wajah adik tiri ku tersebut. "Kau nakal sekali ya!" ucapku sambil mencubit gemas pipi tembam lelaki itu. Jake yang mengerti maksud ucapanku pun berusaha membela dirinya, "Nuna kan sudah janji untuk tidak pergi terlalu lama! tapi kenapa baru baliknya malam? Selarut ini, lagi!" Jake balik mengomeliku atas janji yang tidak berhasil aku tepati untuk lelaki itu. Membuatku tertawa malu seraya membawa tubuh Jake kembali ke dalam pelukanku, "Nuna memiliki banyak pekerjaan yang tidak bisa ditinggal begitu saja, Jake. Tenanglah, nuna sudah menyiapkan surat cuti untuk dua minggu ke depan agar kita bisa menghabiskan waktu bersama!" ucapku, tak mendapat reaksi yang aku inginkan dari lelaki itu. Jake malah merengut seiring kepala yang tertunduk seperti menanggung sesuatu yang berat.

"Tapi, aku tak bisa bolos lagi nuna, dua minggu lagi aku ujian kelulusan dan aku harus mengikutinya." jawab lelaki itu, langsung aku angkat wajah tampan adik tiriku tersebut. "Tak apa, kita kan memiliki banyak waktu sepulang kamu bersekolah. Jadi selama sekolah, kamu gunakan waktu dengan baik untuk belajar yang benar. Buktikan pada semua orang kalau kau memang tak hanya tampan, tapi juga berprestasi dan nikmat!" ucapan ku, akhirnya berhasil mengukir senyuman di wajah tampan Jake yang merekah seperti gurita rebus.

"Nikmat?" tanya Jake, seperti memastikan ucapan ku sebelumnya. Aku anggukkan kepalaku seraya mendorong tubuh Jake agar berjalan ke belakang. Aku terus mendorongnya sampai langkah lelaki itu terhenti oleh keberadaan kasur berukuran king size di tengah kamar ini. Aku dorong tubuh Jake agar terbaring pasrah di atas kasur tersebut sambil menunggu diriku yang masih sibuk menanggalkan satu per satu pakaian di tubuhku. Jake hanya tersenyum menggoda seolah merelakan dirinya untukku, namun setelah seluruh pakaian di tubuhku tanggal. Aku naiki tubuh Jake yang masih berpakaian lengkap lalu membisikkan, "Makan malam kita segera datang, kau yang terima ya. Nuna bersihkan diri terlebih dahulu!" Setelah itu aku bangkit dari tubuh Jake dan berjalan memasuki kamar mandi hotel untuk membersihkan diri.

Sempat aku keringkan sedikit rambutku sebelum aku keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan jubah handuk di tubuhku. Makan malam kami telah tersusun rapi di atas meja, sedangkan Jake telah menanggalkan seluruh pakaian di tubuhnya, lengkap dengan topeng khas seorang JK dan berbagai perlengkapan untuk live streaming yang telah tertata dengan sempurna. Bahkan, aku baru menyadari kalau lelaki itu telah memulai live streaming di situs AMEERA TV yang membuat kekesalan perlahan memenuhi diriku. Aku berdiri sambil berkacak pinggang dari kejauhan, memperhatikan Jake yang masih terduduk sambil menghisap rokok elektrik di tangannya.

"Live streaming kali ini, JK kedatangan seorang bintang tamu cantik guys. Dia adalah wanita yang selama ini membuatku menggila sekaligus bahagia saat berada di dekatnya. Panggil saja dia nuna, come here nunaa!" Jake memintaku masuk ke dalam live streaming miliknya dengan berjalan perlahan menghampiriku. Tak lupa ia berikan masker yang serupa dengan miliknya untuk aku kenakan, namun aku langsung membalikkan keadaan untuk membawa tubuh Jake bersandar di dinding ruangan dalam posisi mencekik lehernya keras.

"Apa maksudmu? Aku tak akan muncul di live streaming itu! Bagaimana jika ada yang mengetahui identitas ku, JK?" seperti melampiaskan kekesalanku pada lelaki itu, namun Jake malah tertawa pelan seolah tak peduli atas cengkraman di lehernya yang semakin aku kencangkan.

"Kenapa tak coba dulu, nuna? Rasanya ada adrenalin tersendiri jika kau melakukannya di depan kamera." ucap Jake susah payah membuat jantungku berdegup sangat kencang. "Kau menantangku?!" tanyaku, tak segan melayangkan satu tamparan ke wajah lelaki itu. Jake menatapku dengan tatapan lemah seraya tertawa pelan, "Iya, aku menantang nuna. Kau ingin menghukumku nuna? Hukum aku di depan kamera itu, jika tidak, kau tak akan lagi melihat JK dengan sikap lemag seperti tadi!!" tak aku sangka, Jake mengatakan itu seraya melepaskan cekikan tanganku di tubuhnya secara kasar lalu mendorong tubuhku menjauh untuk memintaku menggunakan masker kucing tersebut. Sialan!!

"Nuna berani atau tidak?!" sial!!!

Langsung aku ambil masker tersebut lalu mengenakannya seraya menarik napas panjang untuk memberanikan diriku sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langsung aku ambil masker tersebut lalu mengenakannya seraya menarik napas panjang untuk memberanikan diriku sendiri. Dengan senyuman yang terukir manis di wajah Jake, dia tarik tanganku untuk masuk ke dalam frame kamera dan memperkenalkan aku dengan bangga,

"Perkenalkan, dia kekasihku bernama nuna. Nuna, silahkan sapa penggemarku!"

Sialann!!!!

Kenapa penonton live streamingnya malah bertambah, bukan berkurang!

TBC

LANJUT?

Broadcast JockeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang