25

2.4K 246 28
                                    

Dan apa yang ia lihat sungguh membuat hatinya berdegup.

Apa yang ada disana, berdiri disana membelakanginya, terlihat indah di matanya.

Mungkin tampak mengerikan bagi Komori yang terus berteriak pada Shouyo agar segera keluar dengan suara bergetar ketakutan.

Tapi itu sungguh indah bagi Shouyo.

Sayap hitam yang mengkilat bagai sayap burung gagak raksasa itu terbentang, tanduk melingkar itu sungguh sangat gagah.

Pakaian sang pangeran vampir yang sobek dan tak beraturan memamerkan kulit putihnya yang mengkilap terkena cahaya matahari.

Membuat kilauan bagai permata.

Dan saat vampir itu menoleh ke belakang, ke arah Shouyo, saling memandang.

Satu manik semerah darah yang penuh kehausan dan kelaparan serta pandangan membunuh, dan yang satu manik madu indah yang jernih dan tampak polos.

Grr

Suara geraman bagai hewan buas itu membawa Shouyo kembali menapak pada kenyataan, dan suara Komori yang terus memperingatinya kembali terdengar.

Memandang pada Sakusa Kiyoomi yang menggeram padanya, memamerkan dua taring tajam secara gamblang seolah ingin menerkam.

Shouyo tau ia seharusnya lari saat melihat tatapan itu, tatapan yang tak lagi penuh kelembutan dan kehangatan, hanya tatapan yang ditujukan pada mangsa.

Tapi kakinya terlalu gemetar hanya untuk melangkah, dan dengan secepat kilat sang pangeran vampir bergerak ke arahnya.

Apa yang ia bayangkan tentang dirinya yang akan terluka karena kuku panjang dan tajam itu terbuang seketika, saat ia di peluk.

Shouyo ber-eh lirih, tubuhnya kaku tak tau harus apa. Menoleh dan hanya untuk membuatnya tau bahwa Sakusa Kiyoomi mengendus ceruk lehernya dengan sesekali menjilat kulitnya sensual.

"ketemu..."

Sakusa terus bergumam satu kata itu, apa yang membuat Shouyo merinding adalah kata itu diiringi oleh geraman.

"uh... O-Omi-kun" Shouyo mencoba memanggil sang pangeran vampir sembari mengangkat tangannya dan mengelus surai ikal milik vampir itu.

Tangan mungil itu meraba dengan hati-hati tanduk yang ada disana.

Tapi bukannya pelukan itu terlepas, ia malah makin erat dan membuat Shouyo sesak.

Dan terkejut saat tau kini Sakusa menggeram marah ke arah Komori, sang pangeran vampir memeluk tubuh mungil Shouyo dengan posesif.

Sembari melempar tatapan mematikan pada Komori, mengira tangan kanannya itu akan mengambil Shouyo darinya.

Tatapan dari manik semerah darah yang bersinar itu membuat Komori takut, refleks menunduk bagai submissive, menghindari tatapan membunuh itu.

"pergilah, Komori-san. Sho tidak apa, aku bisa menyelesaikannya sendiri"

Kalimat berani yang keluar dari bibir Shouyo sontak membuat Komori mendongak dan berniat menolak.

Tapi saat melihat pengantin dari Master-nya itu tampak sangat yakin dan Sakusa terlihat sangat posesif membuatnya secara perlahan keluar dari ruangan itu.

Mungkin saja, jika ia tetap keukeuh disana, Shouyo akan terluka.

Meninggalkan Shouyo dan sang pangeran vampir yang sedang haus darah itu dalam keheningan.

"mine~"

Shouyo kembali tersadar, mulai berfokus pada Sakusa yang kini bukan seperti biasanya, mulut basah itu terus saja menjilat leher Shouyo dan membawa rasa aneh pada tubuhnya.

My Vampire [OmiHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang