[Happy reading]
Jangan lupa vote dan follow akun author, ya, wak.
-----------------------------------------
Cerita ini sedang diikut sertakan dalam event Samudra Printing
Sebuah mobil pick up berwarna putih terparkir di depan halaman tetangganya. Tumpukan kardus-kardus dan koper telah berada di atas bak belakang mobil. Semua perabotan rumah tangga telah tersusun rapih di samping kardus yang berisikan buku-buku dan mainan.
Marimar berdiri di depan pintu dengan melipat kedua tangan sambil menatap si tuan rumah yang sedang sibuk mempersiapkan kepindahannya.
"Eh, Leha! Lu jadi pindah? Gue kira bo'ongan," seru Marimar dengan nada meremehkan.
Mendengar suara Marimar, Leha akhirnya menghentikan kegiatannya menyusun barang. Perempuan yang baru sebulan menjadi tetangga Marimar itu mendekat, seakan ingin menarik bibir berlipstik merah menyala itu.
"Heh, denger, ya. Gue mau pindah beneran atau bo'ongan itu bukan urusan lu, Mar. Mending elu jangan urusin kehidupan orang lain, urus tuh hidup lu. Banyak tingkah sih, lu, jadinya kagak ada orang yang mau tetanggan sama lu!" ucap Leha dengan menatap nyalang pada Marimar.
Rumah dengan ukuran sedang dan halaman yang luas berpagar itu sering menjadi ketakutan orang untuk tinggal di rumah itu. Bukan karena ada hantunya, tapi karena sifat tetangga sebelahnya yang seperti hantu. Ya, Marimar selalu menjadi hantu gentayangan yang sering mengganggu. Sifatnya yang suka kepo dan julid membuat banyak orang tidak betah menjadi tetangganya.
Marimar melotot tidak terima dengan perkataan Leha. Dengan langkap sigap, ia hendak datang menghampiri rumah Leha. Melihat gerak-gerik amarah Marimar, Leha bergegas memasang kuda-kuda untuk jaga-jaga bila Marimar menyerangnya tiba-tiba.
"Apa tadi lu bilang? Heh, Leha. Elu tuh, yang jadi tetangga suka nyebelin. Sering minta ini itu kagak lu balikin! Enak banget lu ngatain gue kayak gitu," Marimar mendekat ke arah Leha dengan jari telunjuk menunjuk ke wajah Leha.
Tidak terima juga diperlakukan seperti itu, Leha membalas dengan mendekatkan wajahnya ke arah Marimar dengan tangan menunjuk ke wajahnya.
"Gue kagak minta-minta ya, sama elu. Yang ada tuh, elu yang suka minta-minta ke gue. Dari garam sampe air keran aja lu mintain ke gue!" ucapan Leha membuat Marimar terdiam. Meski tidak melawan lagi, Marimar masih memasang wajah cemberut dengan bibir monyong pada Leha.
Kedua Ibu rumah tangga ini terus saling adu mulut hingga tukang supir mobil akhirnya meleraikan mereka berdua. Keduanya akhirnya saling terdiam dan membuang muka ke arah samping.
"Kardus yang ini juga dibawa, Bu?" tanya si supir pada Leha.
"Bawa semuanya, Bang. Jangan sampe ada yang ketinggalan. Saya nggak mau ketemu sama orang nyebelin lagi di sini," ujar Leha dengan melirik sinis pada Marimar.
Tersadar kalau sindiran itu tertuju pada dirinya, mata Marimar membulat tidak terima. Dirinya yang tadi hendak meninggalkan halaman rumah Leha, akhirnya kembali lagi.
Kali ini Marimar sudah sangat kesal. Wajahnya telah merah padam dengan bibir cemberut dan jidat berkerut. Ia menjambak rambut Leha dengan kesal. Tidak mau kalah juga, Leha menarik rambut Marimar dengan kuat. Keduanya saling menjambak dan berteriak-teriak.
Semua orang berkeluaran dari dalam rumahnya masing-masing mendengar suara keribuatan Marimar dan Leha. Suami serta anak-anaknya Leha dan Marimar pun keluar dengan wajah terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bisik-bisik Tetangga
HumorTetangga adalah orang yang rumahnya berdekatan dengan rumah kita. Seseorang yang setiap hari kita temui. Segala kegiatan dan apa yang dikerjakannya pasti kitalah orang pertama yang mengetahui tentangnya. Nah, bagaimana jika tetangga kalian adalah or...