DUNIA BELA DIRI SEJATI (1001- 1200)

Bab 1189: Anggrek Abadi Jadeflame

Sekte Alkimia Sembilan Kuali menjadi fokus perhatian saat itu tiba. Pavilion Lord Si juga maju untuk menyambut mereka secara pribadi. Sebagai penyelenggara Grand Alchemical-cum-Medical Meet, Pavilion Lord Si merasa bangga karena bisa membuat Sekte Alkimia Sembilan Kuali benar-benar muncul. Dia tahu bahwa, meskipun Paviliun Abadi Segudang sangat kaya, kadang-kadang diremehkan oleh sekte dengan sejarah panjang, dianggap tidak lebih dari sekadar perusahaan. Agar Sekte Alkimia Sembilan Kuali menghadiri pertemuan itu, itu bisa dianggap sebagai bentuk pengakuan Paviliun Abadi Segudang.

Sebuah faksi perlu tumbuh dan matang selangkah demi selangkah. Demikian pula, warisan yang panjang membutuhkan waktu untuk terakumulasi. Mungkin di masa depan, Myriad Immortal Pavilion akan menjadi sekte empyrean atau abadi dengan warisan yang dalam, mendapatkan rasa hormat dan kekaguman dari orang lain. Tentu saja, itu harus dimulai dengan memegang kendali penuh atas Myriad Divine Territory.

"Tangan Suci Skyfire, saya benar-benar merasa terhormat dengan penampilan Anda di sini dan kehadiran Anda yang ramah. Saya menyelenggarakan Pertemuan Alkimia-cum-Medis Agung ini untuk menyelesaikan wabah Myriad City. Saya akan sepenuhnya mengandalkan Tangan Suci. Selain itu, saya telah membawa beberapa alkemis dari sekte saya ke sini bersama saya, berharap mendapatkan beberapa petunjuk dan saran dari Anda." Pavilion Lord Si berkata sambil menangkupkan tinjunya.

"Paviliun Lord Si, saya datang ke pertemuan ini untuk menyelesaikan wabah ini. Secara bersamaan, saya telah membawa beberapa junior untuk memberi mereka beberapa pelatihan pengalaman," kata Tangan Suci Skyfire dengan ringan. Segera, anggota Sekte Alkimia Sembilan Kuali dibawa ke kursi kehormatan.

Segera setelah itu, sekelompok pelayan wanita dengan sosok yang sangat baik mengeluarkan sepiring buah, makanan roh, dan anggur berkualitas, menempatkannya di atas meja di depan Sekte Alkimia Sembilan Kuali.

Paviliun Abadi Segudang adalah sekte yang kaya, jadi setiap piring berisi buah roh atau ambrosia kelas atas. Makanan lezat seperti itu tidak dapat diberikan oleh prajurit biasa. Hidangan ini tidak hanya memiliki rasa yang luar biasa, tetapi hanya satu kali makan saja sudah cukup untuk menandingi kultivasi yang sulit selama bertahun-tahun.

"Saya tidak pernah berharap Paviliun Abadi Segudang ini menyajikan makanan yang benar-benar layak. Sayangnya, mereka tampaknya tidak tahu bahwa Buah Naga Ungu ini tidak boleh dimakan secara langsung. Sebaliknya, itu harus diolesi dengan Spirit Heartdew. Dengan begitu, rasanya akan enak. bahkan lebih manis dan lebih harum. Juga, itu akan melepaskan semua esensi Buah Naga Ungu itu sendiri yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Nouveau riche memang nouveau riche. Sungguh menyia-nyiakan barang bagus seperti itu."

Gadis berpakaian merah itu memegang Buah Naga Ungu dan menggelengkan kepalanya sambil mengatakan ini kepada kakak laki-lakinya.

Kakak laki-lakinya tampaknya berusia dua puluhan. Dia mengenakan jubah ungu panjang. Matanya cerah dan dia memiliki gigi yang lurus. Anehnya, kedua tangannya masing-masing memiliki enam jari, dengan total dua belas jari. Lebih jauh lagi, kedua belas jari ini panjang dan ramping seperti milik wanita.

Dia menjawab, "Junior Sister Yue'er, Purple Dragonfruit dan Spirit Heartdew jarang untuk memulai. Jadi bagaimana mereka tahu untuk menggabungkan keduanya? Makanlah dengan tenang."

Setelah semua makanan roh untuk Sekte Alkimia Sembilan Kuali telah disajikan, para pelayan wanita menyajikan makanan roh kepada para alkemis dan ahli herbal dari faksi lain.

Namun, kualitas makanan roh itu jauh lebih buruk. Ada sepuluh ribu alkemis dan dokter yang hadir. Mustahil untuk melayani semua orang dengan makanan roh kelas atas karena biayanya terlalu mahal. Bahkan Myriad Immortal Pavilion tidak mampu membelinya.

Karena itu, perlakuan yang diterima Sekte Alkimia Sembilan Kuali sangat menonjol. Para alkemis lainnya, dokter, dan bahkan sejumlah yang relatif tidak dikenal tidak diberi tempat duduk. Mereka akhirnya tenggelam dalam kerumunan.