Happy reading
"Seorang direktur dari PT. SINAPURA dengan inisial JH telah ditangkap pukul 10.00 pagi hari ini. Penangkapan JH dilakukan karena sebuah bukti berupa flashdisk berisikan video yang memperlihatkan JH dengan sekelompok orang tengah melakukan transaksi illegal, belum diketahui pasti transaksi yang mereka lakukan. Selain itu terdapat satu bukti bahwa JH telah memanipulasi lap-"
Layar hitam terlihat ketika dia mematikan benda itu dan berjalan menuju sebuah bangsal rumah sakit dengan satu orang tertidur lelap. Berdiri diam memandangi alat-alat serta perban yang menempel dihampir seluruh tubuhnya serta selang infus yang sebentar lagi sudah masanya untuk ganti.
"Dua dari kawanmu memberanikan diri untuk tampil bahkan sampai masuk siaran TV nasional, apa itu kesalahan atau memang sudah rencana?"
Dia menunduk memperhatikan dua kelopak yang masih membungkus bola mata rapat-rapat dan pastinya tidak ada respon apapun kecuali nafasnya. Dalam kondisi seperti ini sebenarnya sangat menguntungkan bila tetap menjalankan plan yang telah dibuat namun itu tidak akan seru jika langsung melakukan aksi pembunuhan, apalagi dia tidak ingin mengotori kedua tangannya dengan atau tanpa darah musuh.
Dia lebih suka melihat bagaimana seseorang melakukan untuknya.
"Permisi, anda siapa?"
Dia berbalik dan tersenyum ketika melihat dua orang diambang pintu masuk kamar kemudian memberi sebuah isyarat pada seorang dokter untuk segera menyelesaikan pekerjaannya terhadap pasien tersebut. Sementara dokter menyelesaikan pekerjaannya, dia berjalan memegang bahu orang yang masih diambang pintu dan berlalu pergi meninggalkan tanda tanya sampai dokter memanggil namanya.
"Keadaannya mulai stabil tidak ada komplikasi apapun, aku akan memeriksa kembali nanti malam dan infusnya sudah ku ganti"
"Terimakasih atas kerja kerasnya"
"Tetaplah disisi kakakmu, mereka mulai mengincar bahkan yang tertinggi berani kemari. Aku tetap berada pihak kakakmu meski ada hal kotor dan gelap yang telah mengotori seluruh hidupnya"
"Bisa kau selesaikan dan pergi segera? Aku tidak butuh kata hina dari orang yang mencoba berkhianat"
Membungkuk memberi hormat sekaligus meminta maaf atas apa yang ia katakan dan berlalu pergi meninggalkan sosok itu sendiri disebuah kamar yang ditempati. Dia berjalan menuju sebuah lemari kecil dan membukanya untuk mengambil sebuah berkas yang disimpan dua hari lalu kemudian berjalan menuju sebuah sofa.
'MENGENAL LEBIH SEORANG JAKSA AGUNG YANG MEMIMPIN JALANNYA PERSIDANGAN JH'
Satu bundel berisi tentang berita seorang jaksa dan satu lagi tentang seorang direktur yang baru-baru ini namanya melonjak naik karena tersandung sebuah kasus. Lama ia mengamati berkas-berkas itu ada satu kertas yang sengaja di sobek sehingga menyisakan sebuah judul yang terpotong. Segera ia menyimpan potongan itu dan mengangkat panggilan masuk sedari tadi.
“Bisa kau ke apartemenku sekarang?”
“Segera”
Menutup panggilan dan segera membereskan barangnya serta berkas-berkas yang akan ia bawa ke apartemen seseorang untuk mengetahui lebih lanjut apa yang harus ia lakukan kedepannya. Sebelum melangkah pergi ia sempatkan diri untuk melihat sang kakak yang kini hanya bisa diam menutup mata, tangannya bergerak menggenggam dan mengelus pelan setelahnya pergi berlalu meninggalkan sang kakak sendiri didalam kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
FanfictionTangan kita terlihat bersih namun ternyata memiliki sejuta bakteri, kota ini sangat indah dengan rakyat yang sejahtera tapi bagaimana dengan yang tersembunyi seperti bakteri di tangan? Berpuluh atau beribu kali kita bertemu seseorang entah untuk sal...