Bab 1. AQILA I

81 0 0
                                    

kadang hidup memang tidak selamanya sesuai dengan ekspektasi, maka dari itu banyak yang bilang "don't expect and hope much to people" kata-kata ini related sih sama kehidupan haha apalagi yang diambang keraguan seperti aku huhuhu..

" menyebalkan... iiii" ucapku dengan nada kesal

" istighfar ati.. istighfar"

" Astaghfirullah al adzim " ucapku sambil mengelus dada

" udah tenang?" tanya bunda kepadaku

" udah belum..?, bunda mau cerita nihhh"

aku masih teguh dengan pendirianku dengan tetap diam dan tidak membicarakan satu orang pun tanpa terkecuali, mood ku sangat hancur hari itu.

" yaudah deh.. kalo blm mau diajak cerita disimpan dulu aja, nanti bunda datang lagi ya"

" mmm.."

terkesan sangat tidak sopan tapi itulah aku dengan segala kekeraskepalaan yang tak bisa dikontrol, niat hati ingin berdamai apalah daya logika tak mengizinkan.

" Astaghfirullah al adzim, Astagfirullah al adzim, Astagfirullah al adzim" aku bahkan sampai beristighfar sebanyak-banyaknya agar amarah dalam diriku mereda, dan tanpa sadar aku tertidur dengan pulas di tempat tidur ku

—-------------------------------------------------------------------------------------

" assalamualaikum qila, boleh abang masuk"

"annyeong, annyeong...." ucap bang fatur didepan kamar ku

" wa'alaikumussalam, abang" ucapku dengan setengah kesadaran yang belum pulih karena baru bangun dari tidur

"abang?, abang?" ucap ku dengan terheran-heran sambil mengucek-ucek mataku ditambah dengan ekspresi yang bisah dikatakan bodoh hahaha

" whatttttttt..... wait, wait, wait" ucapku dengan heboh

" bang fatur pulangkah ?, B A N G F A T U R " sambil mengeja satu persatu huruf yang ingin ku sebutkan

apakah ini khayalan, atau ilusi, ohh ayolah ucapku membatin

dengan rasa tidak berdosa bang fatur mendekat dan menjitak kepalaku, lalu memelukku dengan sangat erat, seperti aku barang yang enggan untuk ia lepaskan

" engap bang, engap.... lepas dulu "

" nga, abang nga mau.."

"iii... tapi kalo gini yang ada aku bakanalan mati tau bang dikekepin gini, mana nga bisa nafas lagi, terus nanti abang mau tanggung jawab kalo aku mati, emang mau mandiin aku, kafani aku, kuburkan aku, bacain yasin aku , terus "

" berisik dek, kamu tuh kalo bicara bisa di rem nga?"

menyebalkan banget tau, mana orang belum selesai bicara lagi dikira tanganya nga besar apa, eh dia tadi udah cebok kan ya ko kayan ada baunya gitu, aaa... bunda gimana kalo nanti muka qila jerawatan, trus, ga cantik lagi, begitulah dumel kita terus sepanjangan fikirannya

" abang tadi cebok ko "

sangat cenayang ternyata

" abang bukan cenayang "

" loh ko, loh .... ko tau sih qila ngomong apa ?"

" impresif..."

udah ah mau balik topik dulu, kalo ladeni abang ganteng aku kembaran si kulkas ini nggak ada hentinya, sebenarnya cerita ini berawal dari perjodohan yang disetujui oleh kedua belah pihak tanpa sepengetahuan dari calon mempelai perempuannya, karena dianggap masih bocil dan petakilan akhirnya pernikahan ini dirahasiakan dari khalayak ramai.

3 bulan sebelum aku mengetahui status ini..

—--------------------------------------------------------------------------------

" kadang aku terlalu berekspektasi terlalu banyak dan mengharap-harapkan sesuatu agar semua berjalan sesuai dengan keinginan ku, akan tetapi semakin kesini aku sadar berekspektasi bukan untuk mewujudkan angan-angan akan tetapi merealisasikan mimpi yang belum tercapai "__AQILA AATIFAH

Hallo guys, terimakasih ya udah mau mampir ke lembaran cerita yang baru aku buat, ini first time buat aku bisa mengekspresikan suatu hal dalam tulisan, dan ini cerita pertama aku di wattpad, aku harap kalian suka ya..

aku harap besar atas komen serta saran dari kalian, mungkin lain waktu kita bisa bertemu

see you

SYAQILA AATHIFAHWhere stories live. Discover now