"Tuan putri, jalan pelan-pelan saja. Jangan berlari." Panggil seorang pelayan yang berusaha mengejar putri asuhannya yang berumur tujuh tahun itu.
"Ayo cepat! Aku mau menemui temanku." Jawabnya tanpa menoleh ke pengasuhnya yang sudah ngos-ngosan.
Ahn Yujin, putri kerajaan Ahn itu terus berlari hingga sampai di taman kerajaan. Matanya mencari keberadaan teman yang sudah ditunggu olehnya.
"Dimana dia?" Tanya putri berambut hitam itu merengek ketika tidak mendapati orang yang ia cari.
"Mungkin sebentar lagi pangeran datang tuan putri." Jawab sang pengasuh mencoba menghibur.
"Tuan putri Yujin!" Panggil seorang anak laki-laki seumuran dengannya.
Yujin senang saat orang yang dicarinya sudah datang. Ia pun berlari menghampirinya dan diikuti oleh sang pengasuh di belakang.
"Kau kenapa lama sekali Pangeran? Aku sudah menunggumu." Sahut Yujin dengan raut wajah merengutnya.
"Maafkan aku, lain kali tidak akan aku ulangi." Jawab sang Pangeran kecil yang polos, Kim Doyoung.
"Tuan Putri, sebaiknya Pangeran istirahat saja dulu. Ia pasti lelah setelah melewati perjalanan jauh." Ujar si pengasuh.
"Tidak apa-apa bibi pengasuh, aku ingin bermain dengan tuan Putri." Jawab Doyoung bersikeras.
"Pangeran, ayo bermain ayunan." Yujin menarik tangan Doyoung agar berlari bersamanya menuju ayunan, sementara pengasuh mengawasi mereka bermain.
Ditengah tawa gembira mereka, seseorang menatap tajam tidak suka melihat mereka tertawa.
"Tuan Putri, apakah kau suka mereka bermain bersama?" Sebuah pertanyaan dilontarkan pengasuh kepada seorang Putri kecil yang tengah berdiri dibawah pohon rindang sambil memandangi dua anak seumurannya yang sedang bermain bersama.
"Tidak." Jawabnya cepat.
"Apa kau ingin menggantikan posisi tuan Putri Yujin?" Pertanyaan itu kembali memprovokasinya.
"Ya, aku tidak suka kedekatan mereka. Jika Putri Yujin bisa mendapatkan yang dia inginkan, mengapa aku tidak?" Pandangannya semakin menajam bagai pisau yang sangat ingin menggores persahabatan Yujin dan Doyoung.
Ia adalah Ahn Yuna, saudara Yujin. Lebih tepatnya saudara tiri. Ia tidak pernah suka pada saudaranya itu, ia selalu merasa iri pada Yujin yang menurutnya lebih disayangi orang-orang. Terlebih pengasuhnya selalu memanas-manasinya,membuat api dengki di dalam hatinya.
"Tuan Putri ingin mereka terpisah?" Yuna menganggukkan kepala.
"Bibi pengasuh akan melakukannya untuk tuan Putri." Lanjut sang pengasuh yang membuat Yuna senang.
"Benarkah bibi pengasuh akan melakukannya?" Tanya Yuna seakan tidak percaya.
"Ya, tentu saja. Apa yang tidak akan aku lakukan untukmu? Hanya aku yang sangat menyayangimu tuan Putri. Baginda Raja dan Ratu kan hanya peduli pada tuan Putri Yujin." Sahut sang pengasuh kembali memanasi Yuna.
"Terima kasih bibi pengasuh, aku sayang padamu." Yuna memeluk pengasuhnya, sementara si pengasuh tersenyum licik.
"Sama-sama tuan Putri." Desisnya.
.
.
.
.
."Silahkan diminum Yang Mulia Raja Kim." Ucap sang Raja Ahn yang sedang menjamu tamunya.
"Terima kasih Yang Mulia." Sahut Raja Kim sambil meminum tehnya.
"Maaf, tapi dimana Ratu Kim?" Tanya Ratu Ahn yang menyadari ketidak ikut sertaan Ratu Kim.
"Dia sedang tidak enak badan, jadi tidak ikut." Jawab Raja Kim.
"Oh... Padahal aku ingin berbincang sedikit dengannya. Sampaikan salamku padanya dan semoga ia cepat sembuh." Ucap Ratu Ahn sambil menenggak tehnya.
"Baiklah, terima kasih." Sahut Raja Kim.
"Dimana Pangeran Kim Doyoung?" Tanya Raja Ahn.
"Dia bermain bersama Putri Yujin di taman." Jawab Raja Kim.
"Hah... Seharusnya Yujin membiarkan Pangeran Doyoung beristirahat dulu. Pasti dia lelah setelah melewati perjalanan jauh." Raja Ahn menghela nafas merasa tidak enak.
"Tidak apa-apa, Lagipula Doyoung terlihat senang bermain dengan Putri Yujin." Sahut Raja Kim.
"Ya, mereka sangat dekat." Timpal Ratu Ahn sambil mengembangkan senyum.
Mereka pun membuka perbincangan hangat mulai dari kerajaan hingga hal kecil sebagai candaan.
.
.
.
.
."Masukkan bubuk ini ke minuman Ratu Kim. Kau akan mendapatkan imbalan sesuai perjanjian. Mengerti?" Titah pengasuh Putri Yuna pada seorang wanita yang berasal dari kerajaan seberang.
"Baiklah, aku jamin tidak akan ketahuan." Sahutnya lalu menghilang bersama abu ungu meninggalkan si pengasuh di hutan perbatasan antara kerajaan Ahn dan kerajaan Kim.
"Perlahan, rencanaku akan berhasil, tinggal menggunakan bonekaku saja." Ucapnya dengan senyum licik.
Ia pun ikut menghilang pergi menuju ke kerajaan Ahn.
.
.
.
.
."Tuan Putri." Panggil sang pengasuh pada Putri Yuna yang duduk di sisi ranjangnya.
"Bibi pengasuh dari mana saja? Aku mencarimu." Sahutnya sambil mendongak ke arah sang pengasuh.
"Maafkan aku tuan Putri, aku sedang melakukan sesuatu yang akan kau suka nantinya." Bujuknya sambil duduk di samping Putri Yuna dan mengelus surainya.
"Hmm? Memangnya apa yang bibi lakukan?" Tanya Yuna penasaran.
"Kau akan mengetahuinya nanti." Jawab si pengasuh yang membuat tanda tanya besar di benak Yuna.
"Ini tuan Putri, minum dulu susunya." Ucap si pengasuh sambil memberikan segelas susu yang sudah ia siapkan.
Yuna mengambil gelas itu dari tangan pengasuhnya dan langsung meminumnya.
"Tuan Putri, ini sudah malam. Sebaiknya tuan Putri langsung tidur." Titah si pengasuh.Yuna pun menurut dan berbaring di sisinya. Si pengasuh mengelus kepalanya hingga ia terlelap.
Klekk
Si pengasuh beranjak dari kamar Putri asuhannya dan menutup pintu kamar perlahan. Baru saja akan berbalik badan, ia bertemu dengan Ratu Ahn yang sepertinya baru saja dari kamar Putri Yujin.
"Apakah Putri sulung sudah tidur?" Tanya sang ratu kepada pengasuh.
"Sudah yang Mulia, tuan Putri sudah terlelap." Jawab si pengasuh.
"Oh... Kalau begitu lebih baik aku tidak mengganggunya." Sang Ratu beranjak meninggalkan si pengasuh yang terkekeh.
Sang pengasuh memandangi punggung Ratu Ahn yang mulai menjauh dengan smirk. Ia memang sengaja menjauhkan Ratu Ahn dengan Putri Yuna agar dapat mengendalikan Putri Yuna sebagai bonekanya.
Kerajaan Kim
"Ampun yang mulia." Seorang pelayan kerajaan menunduk hormat di depan Raja Kim dan Putranya yang baru kembali.
"Ada apa?" Sahut sang Raja heran dengan raut wajah pelayan yang cemas.
"Keadaan yang mulia Ratu semakin memburuk." Ujarnya sambil meringis.
Raja Kim dan Doyoung langsung bergegas menuju kamar Ratu Kim dirawat. Tampak raut wajah kekhawatiran dari mereka.
"Ibunda." Panggil sang Putra tunggal kepada ibunya yang terbaring lemah dengan seorang tabib di sampingnya.
Ratu Kim yang melihat kehadiran Putranya langsung menyambutnya dengan senyum dan memeluk Putranya hangat.
"Tabib, bagaimana keadaan Ratu?" Tanya sang Raja sambil mengelus puncak kepala istrinya.
"Yang mulia akan baik-baik saja, Raja tidak perlu khawatir. Aku sudah memberikan beberapa obat untuk Ratu." Jawab sang tabib kerajaan.
"Kalau begitu, aku mohon pamit Yang Mulia." Tabib wanita itu beranjak dari kamar Ratu sambil menunduk hormat.
"Kita akan lihat apa yang akan terjadi nanti Yang Mulia Ratu. Sayang sekali mungkin ini akan menjadi purnama terakhirmu." Sang tabib melirik mereka sambil terkikik sinis di ambang pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Princess
FanfictionHanya kisah antara dua insan Kim dan Ahn. ft. Kim Doyoung and ft. Ahn Yujin