Restart

7 3 0
                                    

[Laporan selanjutnya, ditemukan sesosok mayat pria dengan bekas luka yang dicurigai dihasilkan oleh Anima-]

[polisi menganggap serangan itu disebabkan oleh hewan biasa-]

[pemerintah menutup mata-]

[terlihat terakhir kali di sekitar Kota Andromeda-]

pip

Andy mendengus kesal. Semenjak temuan mayat yang terkoyak di pinggiran kota, bukannya fokus untuk mencari pelaku, dunia malah gempar dengan mitos nenek moyang. Bahkan sekarang acara berita di TV juga ikut mencemari opini masyarakat dengan laporan-laporan tak masuk akal.

Kesal, Andy mengalihkan perhatiannya ke smartphonenya dan membuka facebook untuk mengalihkan pikirannya ke shitpost. Membuka dan membalas beberapa pesan, kemudian masuk ke beranda dan mulai menggulir layar ke bawah, ternyata isi facebooknya pun tak jauh beda dengan omong kosong yang dilihatnya barusan.

"Apaan sih, emang Anima itu beneran ada? Lagian luka kaya gitu kan bisa aja disebabin sama hewan biasa.." gumam Andy kesal.

"Apaan tuh? Yang tentang Almarhum Pak Romulus?"

Andy hampir melompat dari sofa saat mendengar ada yang menjawab. Dia hampir lupa adanya orang lain di ruang tamunya.

"Kamu sampe lupa ada aku disini? Ya ampun, ada juga ya orang kaya kamu, hahahaha!" orang lain itu, Zara, adalah tetangga Andy dan satu-satunya anak seumurannya di daerah tempat tinggal barunya ini.

"Ya maap. Abis kesel banget. Kenapa sih orang-orang bukannya bantuin nyari pelaku, malah ribut sama tahayul." balas Andy kesal.

Sambil mengambil sebuah donat yang dihidangkan, Zara menjawab, "Ya mau gimana lagi? Daerah ini kan emang terkenal sama Animanya. Lagian disini juga masih pedesaan, jadi orang-orangnya masih percaya mitos."

Andy terdiam sebentar, berpikir. Kota Andromeda, tempat tinggal barunya ini, memanglah bukan kota besar seperti kota tempat tinggal lamanya. Malah, sekarang dia tinggal di sebuah desa di Kecamatan Mirach yang masih asri dengan sawah, tetapi juga ramai dengan pusat perbelanjaan dan hiburan.

Andy juga sebenarnya bisa dibilang beruntung bertemu dengan Zara. Dia adalah gadis yang periang dan cerdas, jadi mungkin.. dia punya pendapatnya sendiri dalam kasus ini?

Akhirnya Andy kembali bertanya, "Kalo kamu sendiri?"

"Hm?" gumam Zara ditengah kunyahan donatnya.

"Kalo kamu percaya ngga sama yang namanya Anima?" tanya Andy, berusaha menyembunyikan rasa penasarannya.

Zahra mengangkat tangannya dalam isyarat 'sebentar', mengunyah dan menelan dengan tidak nyaman. Kemudian berkata, "Boleh minta air?"

Andy kembali mendengus kesal, tapi tetap pergi dan kembali dengan sebotol besar air dingin dan gelas.

Dengan sabar menuangkan dan menunggu Zara meminum airnya.

"Uh, seger!"

"Akhem."

"Oh iya. Hehe. Um, ya.. gimana ya? Aku mah percaya gak percaya sih.. Soalnya daerah ini terkenal sama Anima bukan tanpa alasan.." jawab Zara acuh tak acuh sambil memperhatikan gelas kaca ditangannya.

Mengabaikan postur Zara, Andy terlihat tertarik dan kembali bertanya, "Apa maksudnya?"

Zara terdiam sebentar. Kemudian melihat ke sekeliling seakan memastikan tidak ada orang lain selain mereka berdua dan mencondongkan tubuhnya ke Andy seakan ingin memberitahunya sebuah rahasia.

Andy yang tertarik ikut mencondongkan tubuhnya ke depan dan mendengarkan.

"Beberapa tahun lalu, di bagian lain kota ini, pernah ada Anima yang mengamuk dan membunuh beberapa orang." ujar Zara dalam nada rendah yang misterius.

AnimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang