Runyam

6 2 2
                                    

"Mama, Ady takut!" Andy kecil berlari masuk ke kamar orang tuanya dan segera berlari ke sisi ibunya.



"Ada apa, sayang?" Ibunya, seorang wanita yang sabar dan lembut, menyambutnya dalam pelukan dan menggendong tubuh kecilnya yang gemetar.



"Ada monster di jendela! Dia ketok-ketok jendela kamar Ady! Ady takut!" Andy kecil yang mengingat kejadian menyeramkan itu mulai meronta dan menangis.



Ibunya mendesis pelan dan menggoyangkan anak yang menangis di pelukannya untuk menenangkan. Tangannya yang lentik dan lembut membelai pelan pipi gemuk anaknya yang basah karena air mata.



"Ssshh.. gapapa, sayang.. gak ada monster kok.. ayo kita periksa ya?" ibunya menawarkan dengan lembut.



Andy kecil yang tidak mau di anggap sebagai pengecut pun turun dari gendongan ibunya dan menarik tangan wanita itu ke seberang lorong untuk sampai ke kamarnya. Ruangan itu tenang. Kamar bernuansa biru dengan tempat tidur kecil di tengahnya dan rak mainan besar di depannya terlihat sama seperti terakhir kali ibunya lihat.



Tapi beberapa saat kemudian suara gemeresik terdengar dari jendela. Membuat Andy melompat dan mencicit. Ibunya berusaha menahan tawa karena reaksi Andy dan berjalan ke depan untuk membuka gorden. Menampilkan seekor tupai coklat kecil yang sedang sibuk dengan kacangnya.



"Tuh, Cuma tupai. Gapapa kan? Ayo tidur lagi?" bujuk ibunya.



Malu karena ketakutannya ternyata hanya dari tupai kecil, Andy marah dan menolak dengan keras. Bertekad untuk diam di ambang pintu kamarnya.



Melihat tingkah anaknya, ibunya hanya memberi senyum pengertian. Kemudian berkata, "Andy, mau mama ceritain dongeng sebelum tidur?"



"Gamau. Ady udah besar!" balas Andry panas. Tapi apa yang bisa dilakukan anak berusia lima tahun untuk menutupi rasa penasarannya?



Mata coklat cerah ibunya berkilau dengan aneh, membuat rasa penasaran Andy meningkat. Mata yang sering kali Andy lihat terkadang berwarna hijau itu menyipit dengan misterius saat ibunya berkata dengan pelan, "Ini cerita tentang orang yang bisa berubah jadi hewan, loh.."



Tak dapat menahan rasa penasarannya lagi, Andy dengan patuh berjalan ke tempat tidurnya dan memosisikan dirinya dengan nyaman. Mata coklat yang serasi dengan ibunya menatap dengan harapan dan semangat.



Ibunya tertawa kecil sebelum memosisikan duduknya di samping anaknya dan mulai bercerita.



"Dahulu kala, ada beberapa pemburu. Untuk makan, mereka harus pergi ke hutan dan memburu hewan. Nah, suatu hari, para pemburu ini menemukan seekor rusa betina yang terluka. Kakinya patah-"



"Kasian rusanya! Mama, rusanya gapapa kan?"


AnimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang