1. Chaotic day in Yunmeng Jiang

337 45 6
                                    

Suasana pada siang hari di paviliun Yunmeng Jiang sangat ricuh, banyak pelayan dan murid-murid sekte yang berlalu-lalang. Para pelayan membawa beberapa macam makanan yang terlihat sangat lezat namun semuanya berakhir berceceran dilantai aula makan. Adapun tugas para murid sekte adalah membersihkan makanan yang sudah berjatuhan dilantai. Penyebab dari kekacuan ini hanyalah satu orang, yaitu pemimpin sekte mereka sendiri; Jiang Cheng.

'PRANG'

Piring berisi makanan kembali terjatuh dilantai, lebih tepatnya dijatuhkan dengan kasar dilantai.

"Cepat bersihkan!"

"Bawa makanan yang lain, cepat!"

Beberapa murid berteriak satu sama lain, saling memerintah. Raut wajah khawatir tersirat jelas dimata mereka, mereka tidak tahu harus berbuat apa pasalnya pemimpin sekte mereka secara tiba-tiba mengalami perubahaan mood yang sangat drastis. Bagi mereka, kepala sekte mereka memang sedikit kejam dan tegas namun dia memiliki etika untuk tidak se-enaknya membuang makanan yang telah dibuat oleh pelayan Yunmeng Jiang sepenuh hati, apalagi jika itu makanan favorite-nya, namun apa? Semua makanan sudah habis berceceran dilantai karena ulah pemimpin sekte mereka sendiri.

"Apa kalian benar-benar tahu cara memasak? Makanan ini benar-benar hambar!"

Pria cantik dengan pita ungu yang mengikat rambutnya itu sekali lagi menjatuhkan piring berisi makanan dilantai.

Jiang Cheng mengusap wajahnya kasar dan sedikit menarik pita rambutnya yang dirasa sedikit longgar, "Dimana Lan Xichen?"

"Kepala sekte Lan Xichen belum kembali, tuan." Pelayan itu menundukan wajahnya takut saat Jiang Cheng menatapnya tajam.

"Aku disini."

Suara lembut berasal dari pintu masuk aula makan, menampilkan sesosok pria dengan postur tinggi, perawakan sempuran; kulit putih, rambut panjang hitam legam dan pakaian serba putih sedikit semburan warna baby blue yang menambah kesan 'mature' dan jangan lupakan senyuman kecil yang dia tampilkan saat memandang pria cantik berpita ungu diseberang sana.

"Kekacauan apa yang telah kau perbuat ini?" Lan Xichen menatap seluruh lantai aula makan yang terlihat penuh dengan ceceran makanan, hal ini benar-benar salah dimatanya karena peraturan di sekte Gusu Lan sangat melarang adanya penyia-nyian makanan seperti dihadapannya saat ini. Melihat tatapan tajam Jiang Cheng, Lan Xichen mengambil napas panjang, "Wanyin, bukankah menyia-nyiakan makanan seperti ini melanggar peraturan?"

"Itu peraturan di Gusu Lan, tidak di Yunmeng Jiang. Aku tak pernah ingat membuat peraturan merepotkan semacam itu."

"Tapi bukankah kau juga termasuk salah seorang sekte Lan, Wanyin? Lagipula tindakan mu ini sangat mencelakai hati para koki di Yunmeng Jiang, mereka sudah membuat makanan ini sepenuh hati mereka."

Para pelayan dan murid yang melihat sedikit perdebatan dari sepasang suami-istri ini hanya memilih untuk berdiam dan menyimak, tidak ada yang berani mencela ataupun menambahi. Mereka sepenuhnya percaya terhadap kemampuan kepala sekte mereka untuk dapat menjinakkan pemimpim mereka yang sedang dalam mood buruk itu. Benar, hanya seorang Lan Xichen lah yang bisa menanganinya.

"Jika kau datang kemari hanya untuk menceramahi ku, lebih baik kau pergi saja." Jiang Cheng membuang muka kesal.

Lan Xichen mendekat dan mengulurkan tangannya pada Jiang Cheng. Jiang Cheng menatapnya aneh, "Apa?"

"Mari, ikutlah dengan ku. Aku sudah mencari tabib untuk mu."

"Untuk apa? aku sedang tidak sakit." Jiang Cheng menolakan ajakan Lan Xichen dengan mengabaikan uluran tangannya.

"Memang benar, namun apa salahnya jika kita hanya memeriksanya sedikit?"

"Sudah ku bilang, aku tidak sak- LAN XICHEN APA YANG KAU LAKUKAN? TURUN KAN AKU! KAU GILA!" Lan Xichen langsung menggendong Jiang Cheng seperti karung beras karena tak kuasa melihat ajakannya ditolak mentah-mentah.

Lan Xichen berjalan keluar dari area aula makan dan menuju ruangan yang sudah dia tunjukan untuk tabib agar menunggunya disana.

Jiang Cheng meronta-ronta dalam gendongannya, punggungnya yang sedari tadi sudah sakit karena dipukuli oleh Jiang Chen berkali-kali dan pandangannya yang sedikit terganggu akibat kaki Jiang Cheng yang terus bergerak dihadapannya tanpa berhenti.

'Plak'

"aghh- LAN XICHEN?!" Jiang Cheng menutup mulutnya tanda terkejut karena serangan pada pantatnya yang dilakukan oleh Lan Xichen. Lan Xichen hanya memukulnya perlahan, guna membuat Jiang Cheng diam. Itu tidaklah sakit, namun tetap saja memalukan, mereka sedang tidak berada dalam ruangan sekarang! Apa jadinya jikalau ada salah satu pelayan atau muridnya yang melihat pantatnya dipukul oleh suaminya sendiri? Tentu saja memalukan! Mau ditaruh mana mukanya ini?!

"Aku akan membunuh mu nanti." Ancam Jiang Cheng yang terdengar seperti bukan ancaman ditelinga Lan Xichen.

"Kau bisa melakukannya nanti, sekarang duduk dan jadilah anak baik." Lan Xichen menurunkan Jiang Cheng pada kasur empuk.

"Maafkan cara masuk kami yang sangat tidak sopan guru." Lan Xichen membungkuknya badannya pada tabib yang disebutnya guru tadi.

"Tidak masalah, tuan. Jangan pedulikan saya," Tabib itu juga membalas membungkukkan badannya, "Jadi, apakah benar bahwa istri anda mengalami muntah-muntah dan perubahan suasana hati yang cukup parah?"

"Benar, dan sudah berjalan sekitar 1 mingguan. Namun, dia selalu saja beralasan bahwa itu hanya efek dari kecapekan dari mengajar para murid." Jiang Cheng menatap Lan Xichen tidak percaya.

"Baiklah, kalau begitu izinkan saya memerika istri anda, tuan."

"Silakan."

Tabib itu menempelkan tangannya pada punggung Jiang Cheng dan mulai menyebarkan energi spiritual padanya. Jiang Cheng merasakan tubuhnya terasa panas dan perutnya mulai terasa kram.

"...Aku tidak suka ini..." Jiang Cheng menatap mata Lan Xichen dengan tatapan memelas, Lan Xichen yang tidak tega langsung mengambil tangan Jiang Cheng, mengelusnya perlahan agar Jiang Cheng merasa sedikit lebih tenang. Itu berhasil, namun ekspresi kesakitan diwajah Jiang Cheng tidak berubah.

Jiang Cheng membawa tangan Lan Xichen mendekat kearah mulutnya dan mulai menggitnya, Lan Xichen terlonjak kaget namun tidak berkata apa-apa, dia membiarkan istrinya itu untuk menggigit tanganya sesuka hati asal bisa menyalurkan rasa sakit yang Jiang Cheng rasa.

Tabib itu mengalihkan tangannya dari punggung Jiang Cheng dan tersenyum lembut, "Tuan selamat, istri anda sedang mengandung dan sudah memasuki usia 2 bulan!"

Jiang Cheng yang lemas langsung ambruk dalam pelukan Lan Xichen dan Lan Xichen dengan sigap menangkap tubuh Jiang Cheng, tersenyum lembut lalu berterimakasih kepada tabib itu.

"Ini memang terlihat sedikit aneh bahwa istri anda baru merasakan tanda-tanda kehamilan di usia kemahilan yang sudah memasuki 2 bulan. Normalnya itu muncul saat usia kandungan masih terbilang 1 atau 2 minggu. Namun, tuan tidak perlu khawatir, janinnya sehat dan hanya perlu beberapa nutrisi dan istirahat yang cukup, jangan melakukan pekerjaan yang berat dan yang terpenting adalah..." Tabib menghentikan pembicaraanya sebentar, yang dimana membuat Lan Xichen sudah sangat penasaran.

"... Jika istri anda mengidam, segera turuti saja keinginannya, jangan sampai tidak." Sambung tabib itu dengan serius.

"Saya mengerti." Lan Xichen menjawab dengan tidak kalah seriusnya.

Selanjutnya tabib itu diantarkan kembali dengan salah seorang murid Yunmeng Jiang menemani, sedangkan Lan Xichen sedang membawa Jiang Cheng kembali ke kamar mereka karena Jiang Cheng tertidur pulas seusai pemeriksaan.

Lan Xichen tidak berhentinya menciumi wajah, tangan dan perut Jiang Cheng sambil berucap terima kasih.

Sekarang Lan Xichen sudah tidak sabar akan hari esok yang akan datang.

-TBC-

Note : Selamat madam Jiang~

Don't forget to vote and comment!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jiang Cheng's Craving PhaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang