Assalamu'alaikum readers!!!
Janlup vote and comment yaaaa
.
.
.Selamat membaca...
Bibirnya mengerucut sebal sebab sang adik mengambil roti coklat kesukaannya. "Bundaa, roti kakak diambil Zainn". Rengek Mala pada sang bunda, bunda hanya menggeleng kepala seraya tersenyum.
"Udah bunda simpan satu dilempari kak, ambil sana". Jawab bunda, mendengarnya Mala langsung berlari mencari roti kesukaannya itu. Sedangkan bunda menasehati sang adik "Adek, lain kali nggak boleh gitu ya. kan udah ada bagiannya sendiri-sendiri".
"Nggih bunda ratuku yang paling cantik sedunia, lain kali Zain nggak gitu lagi". Jawab Zain cengengesan.
"Ayah kapan pulang,Bun?". Tanya Athar setelah menyelesaikan sarapannya. "Ayah pulang lusa, dek". Jawab Bunda.
Tak lama kemudian Mala datang dengan membawa rotinya ditangan kirinya, lalu memeluk Bunda dengan tangan yang menganggur.
Cup
"Bunda emang the best". Ucap Mala setelah mengecup pipi kiri Bundanya, ia pun duduk.Dua adiknya yang melihat hal yang sudah biasa itu hanya memutar bola matanya, tak heran dengan tingkah laku sang kakak yang masih saja manja.
.
Didepan pintu bunda melambaikan tangan pada anak-anaknya yang hendak berangkat sekolah, namun dikagetkan oleh teriakan anak sulungnya itu.
"ATHAR!! Anterin kakak dulu ke toko, si Biru lagi opname". Seru Mala sambil menenteng slingbagnya, si Biru adalah motor kesayangannya namun sekarang sedang berada dirumah sakit ehh ralat bengkel karena mogok entah kenapa.
"Kamu ini ngagetin bunda aja". Bunda seraya mengelus dada, sedangkan sang anak hanya menyengir kuda seraya menyium tangan bunda. "Hehee, maaf Bun. Kakak berangkat dulu yaa. Assalamu'alaikum". Pamitnya dan berjalan menuju adiknya yang sudah stay diatas motor.
"Wa'alaikumsalam, hati-hati dijalan adek nggak boleh ngebut bawa motornya". Seru Bunda, Athar mengangkat ibu jarinya.
Dijalan...
"Jangan meluk perut gua kak, geli". Athar sambil melepaskan tangan sang kakak yang nangkring diperutnya. "Elah, kamu mah gitu sama kakak". Ucap Mala memukul pelan pundak sang adik."Kek nggak tau aja kakak kan jom..". Sebelum menyelesaikan ucapannya sang adik memotong. "..Udah sampe, turun gih nggak usah nyerocos terus masih pagi". Ucap Athar melepaskan helm sang kakak seraya membenarkan jilbabnya yang dirasa kurang pas. Mala hanya manggut-manggut tidak jelas dengan mata sibuk menatap handphone ditangannya.
"Kerjanya jangan diforsir kak, kalo cape istirahat dulu". Saran adik "Iyaa, Atharku sayang". Jawab Mala seraya mengangkat tangannya guna dicium oleh adiknya. Namun sang adik malah mencium kening Kakaknya.
Cup
"Jangan cape-cape, gua duluan Assalamu'alaikum". Pamit adiknya."Wa'alaikumsalam". Lirih Mala menatap adiknya yang kian menjauh. 'yaa Allah. Mudahkanlah segala urusan keluarga hamba'. Batinnya
Mala pun berjalan menuju toko roti tempat dia bekerja setelah beberapa bulan lalu dinyatakan lulus sekolah menengah atas. Yups, dia memilih gapyear dengan alasan 'Mala mau istirahatin otak Mala dulu Yah Bun' pada keluarganya.
"Nggak bawa si biru lu?". Tanya Ola teman kerjanya. "Keabisan bensin kemaren jadi mogok". Jawab Mala lesu.
"Bareng adek lu dong berangkatnya?". Tanya Ola lagi, Mala menjawab dengan menganggukkan kepala seraya duduk ditempat biasa bekerja begitupun dengan Ola yang memang tempatnya tepat disampingnya. "Oiya Mal, jangan lupa laporan bulan lalu yang diminta Bu Ariska". Ola mengingatkan, Mala yang mendengar malah menepuk keningnya.
"Olaaa, lupa belom aku print laporannya". Kebiasaan Mala lupa akan sesuatu, "Yodah cepetan lu print out sekarang, mumpung masih sepi". Jawab Ola yang memang sudah biasa menghadapi sifat Mala yang ceroboh ini.
Dengan segera Mala berlari menuju tempat untuk mengprintout laporannya, tidak membutuhkan waktu yang lama laporannya pun jadi. "Huft, untung diingetin Ola". Beruntungnya, Mala pun kembali ke mejanya.
Skipp
~Jam istirahat
"Untung aja tadi diingetin La, kalo nggak kena semprot aku." Ucap Mala setelah menyeruput es tehnya. "Kena semprot siapa,Mal?". Tanya Rizal teman kerjanya juga.
"Bu Ariska lah Zal, siapa lagi coba kalo ngga dia. Tau kan kalo Mala tuh pelupa abadi". Ejek Ola "Ish Mala tuh emang lupa tau, kan dipikiran Mala bukan cuma kerjaan aja". Elak Mala
"Udah-udah nggak usah ribut, cepet abisin makannya bentar lagi selesai istirahatnya". Ucap Rizal menengahi.
Dengan segera mereka pun menghabiskan makanannya. Setelah itu mereka kembali ke toko yang memang jika ishoma pasti tutup sementar, setelahnya dibuka kembali. Di toko ini dijual berbagai kebutuhan rumah mulai dari yang kecil hingga yang besar. Karyawan disini sudah lebih dari 10 karyawan yang dipekerjakan. Toko ini merupakan pusat toko dari berbagai cabang yang dimilikinya.
Tak terasa malampun tiba, jam kini menunjukkan pukul 19.30 yang dimana sebentar lagi waktunya toko tutup. Namun keadaannya malah sebaliknya toko sudah tutup karena hari ini tak seramai hari-hari sebelumnya. Para karyawan bergilir pulang begitu pun dengan Mala, Ola dan Rizal.
"Mal, lu pulang bareng Rizal aja. Gua udah pesen gojek, palingan bentar lagi dateng" Saran Ola pada Mala, "Tapi nanti pacar Rizal marah gimana?". Ucap Mala, Rizal memang sudah mempunyai pacar namun sang pacar sangat cemburu jika ia ketahuan bersama Mala.
"Nggak papa Mal, bareng gua aja nanti kenapa-napa dijalan berabe kita sama bokap lu. Lagian Nessa lagi ke Semarang." Jawab Rizal, yaa karena semenjak bekerja disini Ola dan Rizal lah yang diberi amanat oleh Ayah Daffa untuk menjaga Mala selama bekerja.
Tak lama gojek pesanan Ola datang, "gojek gua udah dateng, lu ga usah banyak mikir deh Mal pulang sama Rizal aja ngga papa, Zal nitip Mala yaa". Ucap Ola seraya menaiki motor gojeknya.
"Iya-iya Mala pulang bareng Rizal". Putusnya.
Kini mereka sedang dalam perjalanan pulang, baru setengah perjalanan Rizal mendadak memberhentikan motornya karena didepan...
Cuap-cuap penasaran sama selanjutnya...
Pantengin terus lapak author yaaa
Salam manis dari author❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Melangitkan Harapan
Teen FictionHARAP FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA "Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah menghendakinya". Lirihnya "Bermimpilah setinggi langit, dan seluas semesta". Disujud terakhirnya tetes demi tetes air mata membasahi sajadah tanpa seizinnya, ialah seora...