"Mbak Eti kok sekarang jarang keliatan? Apa lagi ada kerjaan?" tegur Wati pada tetangganya di warung.
"Iya nih, sekarang jarang ngumpul bareng kita buat rujakan," timpal perempuan di samping Wati.
Eti meringis lebar. "Maaf ya, sekarang saya sedang sibuk kerja."
"Sibuk kerja? Kerja di mana? Kerja apaan, Mbak Eti? Kok jam segini belum berangkat?" cecar Wati terlihat penasaran, "mau dong saya diajak, Mbak. Pengen gitu cari-cari tambahan."
Eti kembali tersenyum semringah. "Saya kerjanya di rumah saja kok, Mbak," sahutnya sambil memilih nugget ayam yang ada di freezer.
"Kerja di rumah? Wahhh ... enak dong!" Si pemilik warung ikut menimbrung.
"Kerja apaan, Mbak?" Wati yang penasaran kembali mencecar.
"Jadi penulis novel, Mbak," jawab Eti dengan bangganya. Apalagi saat mulut para tetangganya melongo.
"Novel? Wahhh ... hebatnya Mbak Eti ini," puji perempuan di samping Wati, "boleh saya pinjam bukunya? Kebetulan saya juga seneng baca."
"Sayangnya saya gak nulis novel fisik, tapi novel online," terang Eti sambil menaruh semua belajaannya ke depan pemilik warung untuk dihitung.
"Novel online kayak gimana?" tanya pemilik warung sambil mulai menghitung belanjaan Eti dengan kalkulator.
"Novel yang cuma dibaca di HP." Eti kembali menjelaskan.
"Saya jadi penasaran pengen baca kayak apa," ujar Wati ikut menaruh belanjaannya ke meja. "Nanti saya main deh biar tahu novelnya kayak apa."
"Boleh, tapi kamu harus punya kuota dulu biar bisa baca, Mbak," tutur Eti sedikit bohong. Pasalnya saat ini dia juga menulis di salah satu platform novel yang tidak berbayar.
"Yahhh ... kuota saya lagi sekarat," keluh temannya si Wati, "buka fesbuk aja pake yang gratisan."
"Ya gak bisa," tukas Eti langsung, "harus ada data sama beli koin buat bisa baca novel saya."
"Gak mudeng deh, Mbak," ujar Wati dengan jujurnya, "tar kapan-kapan kalo sudah beli kuota, saya main ke rumah kamu ya buat baca-baca novel kamu."
"Boleh," sahut Eti datar. Jujur dia tidak mau tetangganya baca novelnya, "eh semua jadi berapa, Bu?" tanyanya pada pemilik warung.
"Total tujuh puluh delapan ribu."
Eti langsung merogoh saku celananya untuk mengambil dompet. Dirinya sengaja membuka lebar dompet guna memperlihatkan isinya yang tebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAYA SETELAH MENULIS PORNO
RomancePercayalah harta yang didapat dari sesuatu yang dilarang agama, jatuhnya tidak berkah. *** Dari dulu Eti selalu dihina oleh Lasmi, Ibu dari lelaki yang ia cintai. Perasaan wanita itu kian hancur saat bapaknya dijebloskan Lasmi ke dalam penjara. Et...