Waktu berlalu begitu saja hingga tak terasa hampir satu tahun semuanya terjadi, Singto masih hidup dalam bayang-bayang Natt dan masih sangat membenci Krist, ia sudah melahirkan anaknya di usia kandungan 7 bulan, karna tubuhnya yang tak terurus dan jarang mendapat nutrisi membuatnya melahirkan secepat itu, beruntung anaknya kuat dan dapat bertahan walau selama 2 bulan berada di dalam inkubator.
Krist membawa Singto ke rumah pertama kali dirinya beli untuk Singto, ia juga memperkejakan beberapa ART, satu baby sitter untuk mengurus anaknya dan satu dokter khusus untuk merawat Singto karna Krist jarang pulang ke rumah itu mengingat jika Apple juga sudah melahirkan, Krist terpaksa sering pulang ke rumahnya karna mamanya yang memaksa agar Krist selalu menemani Apple. Krist memang tak pernah mengatakan anak Apple itu bukan anak kandungnya dan ia juga tak pernah menceritakan keberadaan Singto dan anaknya.
Krist merasa semua tak perlu di ceritakan, lagipula tak ada yang istimewa dari itu semua, ia sangat mencintai Singto namun Singto membenci dirinya, jadi apa alasannya untuk memberitahu keberadaan Singto dan anaknya ke orang tuanya?
Krist membiarkan orang tuanya menganggap anak Apple itu cucu mereka dan akan terus seperti itu entah sampai kapan, Apple juga tak banyak menuntut apa-apa darinya sejak dirinya hamil mungkin karna orang tuanya sudah tak menuntut cucu pada Apple lagi, jadi Apple juga tak mengganggu Krist lagi.
Di depan orang tuanya ia memang bersikap selayaknya seorang suami kepada Apple namun di saat orang tuanya tak ada ia selalu mengabaikan Apple dan anaknya.
Selama satu tahun perjuangan Krist untuk mendapatkan cinta Singto namun Singto tak menganggap itu semua, Singto bahkan seperti orang gila akhir-akhir ini karna merindukan kekasihnya. Krist memang belum mempertemukan Natt dan Singto, ia masih mau membuat Singto mencintainya itu sebabnya ia tak mempertemukan mereka, Krist berharap Singto mau mencintai dalam waktu dekat ini, jika Singto mencintainya Krist tak akan mempertemukan mereka lagi, namun jika Singto masih tetap seperti itu Krist akan merelakan Singto nanti bersama dengan natt.
Tak ada yang tahu juga jika Krist sering menangis saat seorang diri, tak peduli dimana pun itu dan hanya Apple yang sering melihat Krist menangis. Entah kenapa Apple merasa kasihan pada Krist, namun ia juga tak mau bertanya alasan Krist menangis mengingat jika dia memang tak mencintai Krist dan alasannya bertahan hanya karna kekayaan yang Krist miliki, apa lagi ia sudah berhasil memberi cucu untuk kedua orang tua Krist, tujuannya memang hanya itu.
Apple memang tak pernah mencari tahu selingkuhan Krist sejak saat itu, karna semuanya tersimpan rapat, Apple memilih mengabaikan itu semua dan tak ingin mencari tahu lagi.
Krist keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap, ia menatap Apple tengah menidurkan anaknya sekarang.
"Aku ingin pergi dan mungkin tak akan pulang beberapa minggu ini." Ucap Krist
"Aku akan mengatakan kepada mama jika Phi sibuk." Ucap Apple.
"Terima kasih."
"Apa Phi ingin ke rumah kekasih Phi? Tak usah di tutupi aku tahu itu, aku bahkan sudah tahu satu tahun terakhir, Phi jarang pulang karna menemui kekasih Phi kan?"
"Bukan urusan mu."
Apple hanya tersenyum menanggapinya. Entahlah... rasa obsesi Apple untuk memiliki Krist seutuhnya sudah tak ada lagi sekarang, ia malah bersyukur karna Krist tak pernah mengatakan jika anaknya saat ini bukan anak kandungnya, itu sudah lebih dari cukup untuk Apple.
Krist pergi ke rumahnya dan Singto, sebelum ke kamar Singto, Krist menghampiri anaknya lebih dulu di kamarnya, di sana ada pengasuhnya yang tengah menjaganya.
"Daddy merindukan mu." Ucap Krist sembari menggendong anaknya.
"Apa Fiat pintar selama daddy tak ada?" Ucap Krist.
![](https://img.wattpad.com/cover/321411924-288-k566561.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
FanficPertemuan tak sengaja Krist dengan seorang pria manis di club membuatnya selalu memikirkan pria tersebut dan rasa ingin memiliki semakin besar saat mengetahui jika pria itu sangat sesuai dengan kriteria kekasih idamannya. *Top Krist, Bot Sing, M-pre...