1

1 2 0
                                    

"NABELLLLL"

"Apa?"

"Liat siapa di bawah"

Jessy menunjuk ke arah pinggir lapangan, yang dimana disana terdapat sosok Jazel yang baru saja masuk ke dalam lingkungan sekolah.

"Jessy lopyu banyak banyak deh buat lo" Ujar Nabel masi sibuk melihat Jazel yang sedang berjalan ke arah kelasnya.

Nabel ingat betul bagaimana dia bisa menyukai pria yang di kenal dengan nama Jazel itu. Hari pertama ospek yang dimana saat itu liptintnya terjatuh dan dengan sopan Jazel memberikan kepadanya. Nabel sendiri bingung mengapa hanya karena hal sesederhana itu bisa membuatnya langsung jatuh cinta pada padangan pertama ke Jazel.

Di sekolah Jazel masuk ke dalam jajaran anak-anak berprestasi kesayangan guru ditambah lagi wajahnya yang tampan membuat hampir semua perempuan yang ada di sekolahnya mengejar-ngejar seorang Jazel. Berbeda jauh dengannya, otak pas-pasan serta wajah yang ikut seperti otaknya tentu membuat Nabel tau diri dan lebih memilih memendam perasaanya ke Jazel.

"Jes" Panggil Nabel

"Gue udah capek suka ama Jazel, jujur di satu sisi gue emang nggak berharap bisa dekat sama dia, tapi di sisi lain nggak tau gue insecure sendiri liat dia" Curhat Nabel yang tentu saja masi memandangi Jazel yang kebetulan belum masuk ke dalam kelasnya.

"Bel, gue ngerti apa yang lo rasain, otak lo selalu nolak isi kata hati lo yang ngebuat lo ngerasa cuman mau suka doang sama si Jazel tapi nyatanya hati lo maunya lo deket sama dia"

"Hahahaha, lo bahkan lebih ngerti gue Jes dibanding diri gue sendiri"

"Idih, lo kira kita temenan baru sehari, walaupun baru setahun ya Bel, gue udah hapal lo" Jelas Jessy menepuk pelas bahu Nabel.

"Maaf ya Jes, kalau gue belum bisa jadi teman yang baik buat lo"

"SIALAN NI ANAK, GUE MAU NANGIS JADINYA" Teriak Jaessy tiba-tiba yang tentu saja sambil menampol Nabel.

"Hehehe yaudah jangan nangis, gue tau kok lo prenjon"

"Dari pada lo cinta sepihak"

"Lo prenjon"

"Lo crushnya ngk peka"

"Woi kalian berdua diam napa, masi pagi anjir, udah bel masuk kelas sekarang" Tegur Kevin yang tiba-tiba muncul di dekat mereka.

Dengan pasrah mereka berdua segera masuk ke dalam kelas dan tentu masi saling mengejak dengan suara yang dipelankan agar Kevin yang ada di depan mereka tidak mendengar.

"Gue nggak tuli kalau kalian lupa" Dan ya walau suara mereka sudah kecil Kevin masi bisa mendengarnya.

"Lo si"

"Lo yang duluan ya"

"KALIAN BERDUA DIAM NGGAK!!!"

Itu Kevin yang sudah tersulut emosi melihat Jessy dan Nabel masi saja adu mulut.

"Iya pak ketua" Ujar mereka berdua bersamaan dan segara berlari menuju bangku masing-masing.

~~~

'Kringg.....'

Bel pulang sekolah yang baru saja berbunyi membuay seisi kelas Jazel berteriak gembira. Akhirnya mereka semua bisa keluar kelas disaat pelajaran matematika masi berjalan.

"Baik anak-anak karena bel pulang sekolah sudah berbunyi, Ibu akhiri pertemuan kali ini, hati-hati di jalan semuanya" Pamit Bu Nisa yang akhirnya keluar dari kelas mereka.

"Bro, nongki ngk?" Tanya Nafi kepada Jazel yang masi sibuk memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

"Sorry, gue ada olim besok, lusa aja lo semua ke rumah gue" Ujar Jazel dan pergi begitu saja setelah menenteng tasnya.

"Hadeh, Jazel terlalu rajin untuk kita yang pemalas" Celetuk Hilman

"Kita? Lo aja kali" Balas Rehan kemudian meninggalkan Hilman diikuti Nafi di belakangnya.

"Woi lo pada kenapa ninggalin gue si"

~~~

Di lain tempat Nabel dan Jessy baru saja menyelesaikan tugas piket mereka di kelas.

"Jes, gue pulang duluan ya" Pamit Nabel sebelum keluar dari dalam kelasnya.

"Iya,hati-hati lo"

"SIAP" Sahut Nabel berlalu pergi menjauh dari ruang kelasnya dengan langkah cepat.

"ILENA"

Nabel kenal suara itu sangat malah. Jantungnya memacu lebih cepat seiring suara langkah kaki mendekat ke arahnya.

Nabel menarik nafas sejenak untuk menormalkan irama jantungnya sebelum berbalik ke arah sumber suara yang memanggilnya tadi.

"Kenapa Zel?" Tanya Nabel.

Ya itu Jazel, entah ada gerangan apa setelah sekian lama akhirnya Jazel bisa berinteraksi denganya lagi.

"Mau ke tempat les bareng nggak?" Tawar cowo itu ragu-ragu.

"HAH? KITA SATU TEMPAT LES?" Tanpa sadar Nabel berteriak keras sehingga membuat beberapa orang yang masih ada di sekolah menatapnya heran. menyadari hal itu Nabel menutup mulutnya.

"Lo aja yang enggak sadar Na, dari awal les gue udah tau kalau kita satu tempat les cuman beda kelas aja"

Jazel dan Nabel selain satu sekolah mereka juga satu tempat les, tapi yang sadar kalau mereka satu tempat les cuman Jazel karena kebetulan kelas mereka berbeda tapi jadwal mereka bersamaan.

"Pantas, kenapa orang di kelas gue pada bilang ada cogan di kelas sebelah" Gumam Nabel pelan.

"Hahaha, yaudah lo mau enggak?"

"MAU KOK. MAU BANGET MALAH" Jawab Nabel yang kembali berteriak dan kembali membuat dirinya menjadi pusat perhatian.

"Ternyata lo masi sama kaya dulu ya" Jazel mengacak pelan puncak kepala Nabel. Ayolah kalian sudah bisa menebak bagaimana ekspresi Nabel saat ini.

Kejadian setahun lalu tentu kembali melintas di ingatan Nabel. OH GOD ini seperti dejavu, Nabel tidak sanggup.

"Yaudah ayok kita jalan"

Jazel tiba-tiba menarik tangan Nabel yang tentu membuat perempuan itu terkejut, pipi Nabel terasa sangat panas dan jantung Nabel berpacu lebih cepat dari sebelumnya.

Dan seketika mereka berdua kembali menjadi pusat perhatian murid murid yang masi ada di sekolah tak lupa cewe-cewe yang ada di sana memandang sinis ke arah Nabel. Nabel yang merasa menjadi pusat perhatian terus saja menundukan kepalanya hingga mereka masuk ke dalam mobil Jazel.

~~~

HALO KAWANN!!!

Gimana? semoga kalian suka, ingat ya kalau ada kritik dan saran komen aja, jangan lupa kalian vote, THANK YOU😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang