Setelah kegiatan itu, Angga membersihkan tempat tidurku dan aku membersihkan diri di kamar mandi. Aku menatap tubuhku yang penuh dengan tanda pemberian Angga. Ku usap perutku yang baru diisi sperma Angga, Apakah ini akan berbuah?, entahlah. Saat masih mengusap perutku, kurasakan ada tangan lain yang melingkar di perutku, itu Angga.
"Aku harap ini jadi ya Din" Dia ikut mengusap perutku. Aku tersenyum lirih menatap Angga dari kaca di depanku.
"Nikahi aku Angga" Ucapku menatapnya lewat kaca
"Iya, pasti. Tapi ga sekarang" Dia mengecup punggung ku
"Kapan Angga? tiga tahun kita ngelakuin ini dan kamu udah masuki sperma mu ke dalam rahim ku"
"Nanti sayang, aku belum siap"
"Kalau belum siap, kenapa kamu isi?" Tanya ku dengan bergetar menahan tangis.
"Kamu harus hamil anakku biar kamu ga pergi kemana-mana" Ucapnya mengusap bahuku dan menatapku lewat kaca.
"Kenapa kamu belum mau nikahin aku?"
"Aku harus jadi manager dulu, setelah itu baru kita nikah. Sekarang aku masih sibuk urusan kantor"
Aku melepaskan pelukannya dan berbalik kearahnya
"Kalau gitu, nanti kita punya anaknya setelah kamu jadi manager" Ucapku menatapnya.
"Akkh sakit Angga" dia meremas lenganku dengan kuat
"Aku mau sekarang, kamu ngerti ga sih yang aku bilang?" dia menatapku
"Kamu.harus.hamil.anakku" lanjutnya penuh penekanan setelah itu dia mengecup bibirku.
"Kamu kenapa berubah jadi kasar gini Angga?" tanyaku mengelus pipinya.
Dia tersenyum miring "Kamu yang buat aku berubah" dia menggenggam tanganku
"Kenapa aku?"
"Kalau aku ga di depan apart kamu, mungkin kamu udah bawa Kevin masuk ke dalam kan?" Tanya nya
"Kamu salah paham, aku ga ada apa apa sama dia"
"Ga ada apa-apa tapi pengangan tangan? Erat banget lagi" Ucapnya semakin meremat tanganku
"AKKH sakiithh" UCapku mencoba melepaskan tanganku dari rematannya
"Aku beneran ga ada apa-apa, lagian dia lebih muda dari aku Angga" Ucapku menahan sakit karena tanganku masih diremat oleh Angga.
"haha, ga ada apa-apa aja kalian pegangan tangan, gimana kalau ada apa-apa?" Ucapnya semakin meremat tanganku
"AAKHH Cukup Angga, sakit" Ucapku memohon kepadanya. Dia melepaskan rematannya. Aku langsung memeluknya.
"Angga, aku sayang sama kamu. Aku milik kamu, bahkan tubuh ku milik kamu. Jangan ragu samaku Angga" Aku semakin mengeratkan pelukan ku kepada Angga.
Angga membalas pelukanku dengan tak kalah kencangnya.
"Aku cuma takut kehilangan kamu" Angga semakin mengeratkan pelukannya.
"Aku disini" Ucapku sambil mengelus punggungnya.
.
.
Sekarang sudah pukul dua pagi, aku melihat HP ku dan mendapatkan beberapa notifikasi pesan dari Kevin dan HAH? APA INI? 155 miscall dari Kevin?. Aku langsung melihat pintu kamar ku takut kalau Angga yang lagi di kamar mandi tiba-tiba sudah ada di depan pintu. Setelah memastikan Angga belum kembali, aku menelpon Kevin.
"Halo kak, buka Pintu"
Sedetik Kevin langsung mengangkat dengan nada panik
"Hei, what's happen?