Selamat Membaca
•••
Tidak ada makan malam yang hangat. Tidak ada obrolan-obrolan kecil yang biasanya muncul. Yang ada hanyalah pemandangan haru antara seorang ibu dan anak yang sudah bertahun-tahun tidak bertemu.
Seluruh anggota kerajaan hanya bisa terdiam melihatnya. Bagaimana sang anak yang memeluk ibunya dengan erat seakan wanita dewasa itu akan pergi lagi selamanya.
"Putri Mama sudah besar, ya?" gumam Julie tersenyum senang.
Ara mendongak. "Mama, bagaimana kabarnya?"
"Mama, baik. Seperti yang kamu lihat."
"Jadi selama ini, Mama terjebak di sini?"
"Tentu saja tidak," potong Bert dengan cepat.
Julie menggeleng kecil ke arah sang Raja. Berusaha menghentikan aksinya untuk memberitahukan yang sebenarnya.
Seakan tidak perduli, Bert menatap lurus ke arah bola mata Ara. Melihat warna mata yang sangat mirip dengan ibunya. "Ayahmu yang membawa Raka ke dunianya."
"Bert!"
"Biarkan, Raka."
"Kita sudah pernah membicarakan ini sebelumnya!" kata Julie, masih berusaha membujuk Bert.
"Katakan saja," gumam Ara. "Katakan yang sebenarnya!" bentaknya kemudian.
Bert diam sebentar. Sedang mengirim sinyal kepada keluarganya untuk meninggalkan area sementara, karena pembicaraan ini cukup serius.
"Aku tetap di sini,"
Mata tajam sang Raja menatap anak sulungnya. "Sejak kapan, Kau pandai membantah?"
"Ayah, aku hanya-"
"Pergi sekarang!" Ryszard mendesah kecil. Langkahnya terayun keluar ruangan dengan berat hati.
Setelah memastikan Ryszard keluar dan ruangan tersebut bersih dari aura yang dapat menguping pembicaraan mereka, Bert kembali menatap sepasang ibu dan anak itu. Dia tau kalau Ryszard tidak akan tinggal diam. Putra sulungnya itu pasti akan meninggalkan sesuatu untuk mendengar walaupun hanya sedikit.
"Nah, jadi begini, Ara-" Bert memperhatikan ekspresi Ara sebentar. Gadis itu tidak terlihat terkejut sama sekali. Pelajaran dari sebelumnya, Ara sudah tahu pasti kalau seluruh orang yang ada di negeri ini sudah tau siapa namanya. "Ayahmu lah, yang membawa Raka'ku ke dunia mu."
"Apa? mana mungkin."
"Itu mungkin saja."
Ara menoleh ke arah ibunya sebentar lalu kembali menatap Bert yang duduk tenang di depannya. Sepertinya dia menangkap sesuatu.
"Itu benar." Bert tiba-tiba bersuara. Lelaki dewasa itu baru saja selesai membaca pikiran Ara.
"Benarkah?"
Mengangguk kecil, Bert mengibaskan tangannya. Tiba-tiba muncul seperti layar transparan yang menampilkan Adi versi muda. Ayahnya itu terlihat kebingungan, lalu datanglah Julie dengan pakaian seperti dayang. Ibunya itu menjelaskan seperti apa yang Ryszard jelaskan padanya. Terdengar sangat jelas. Bagaimana Julie membawa Adi ke kerajaan ini dan berbicara pada seseorang yang tidak Ara kenali.
"Dia ayah ku, sekarang sudah wafat," jelas Bert tanpa di minta. "Kau lihat sendiri? Bagaimana ayahmu datang. Dan juga, bagaimana dia merayu Raka'ku untuk bisa menikah dengannya."
"Bert!" nada bicara Julie meninggi. "Itu kehendak ku sendiri, dia tidak merayu ku sama sekali," protesnya.
"Terserah apa katamu, Raka." Bert menghilangkan layar transparan tadi, lalu berganti dengan cuplikan dimana Ara dan Ryszard berada di pondok Akash dan air terjun tadi. Menampilkan Ryszard yang sedang mengusap lembut kepalanya. "Aku harap kejadian itu tidak terulang pada anakku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reoccur
FantasyAra terjebak di dunia sihir. Entah bagaimana dia bisa ada disana. Dia hanya sedang berjalan-jalan di taman kota bersama teman-temannya. Lalu ada seekor kucing mendekatinya, membawanya menuju tempat yang bahkan Ara sendiri tidak tau kalau ada tempat...