Sudah lumayan lama sejak Xavier menginjakan kaki di rumah sakit itu. Tempat ini adalah tempat yang suram baginya, tempat yang tidak disukai Xavier. Orang tua Xavier memaksanya untuk magang di rumah sakit tersebut, sehingga dia bisa mendapatkan banyak hal baik yang akan terlihat bagus di CV miliknya, untuk tujuan masa depan Xavier. Erina yang sedang berjalan dilorong rumah sakit pun melihat Xavier yang memasuki rumah sakit pun mulai mendekatinya, Xavier yang mulai menyadari hal ini pun berinisiatif mendekati Erina. Mereka punya satu sifat yang sama yaitu tidak percaya apa itu "The Fate". Erina memiliki tanda yang berupa "The Moon" dan Xavier memiliki tanda yang berupa "The Sun" yang artinya mereka adalah belahan jiwa.
The Fate adalah tanda yang didapat setiap manusia pada umur 17 tahun, letaknya ada di belakang telapak tangan.
Xavier mencoba mendekati Erina yang sedang berdiri disamping lift lalu ia mencoba berkenalan dengan Erina.
"Permisi, boleh saya tau nama anda? Hanya untuk berkenalan saja jadi tidak usah dipikirkan." Ucap Xavier kepada Erina
"Eh ya boleh kok, nama saya Veronica Erina Prameswari kalau anda?." Jawab Erina
"Saya Xavier Adrianta Prasetya, salam kenal semoga kita bisa akrab secepatnya." Jawab Xavier
Didalam keheningan Erina tiba-tiba mulai pusing dan Xavier yang menyadari hal itupun membantu Erina kembali ke ruang rawat milik Erina.
"Erina, apa kamu baik-baik saja? Saya cukup kaget ketika kamu seperti tadi." Ujar Xavier
"Ah saya baik-baik saja Vier, maaf saya merepotkan kamu." Jawab Erina
"Apa kamu punya penyakit alzehimer? Dokter memberi tau hal itu ketika kamu masih tidur tadi."
"Ah ya saya punya penyakit itu ketika umur saya 6 tahun, waktu itu saya sedang berlibur bersama keluarga saya dan insiden tabrakan pun terjadi yang merenggut nyawa mama dan papa saya saat itu, sekarang saya hanya bersama kakak saya."
"Ah maaf karena saya sudah membuka luka lama kamu yang sudah ditutup rapat, saya jadi tidak enak."
"Ah tidak apa-apa Vier."
Setelah melewati hari yang panjang mereka pun menjadi akrab. Besoknya Xavier kembali kerumah sakit untuk menemui Erina, Xavier membawa bubur ayam kesukaan Erina.
"Permisi Erina saya masuk ya." Ucap Xavier saat mengetuk pelan pintu ruang Erina.
"Ah Vier, masuk saja." Jawab Erina sedikit teriak
Xavier membuka pintu ruangan tersebut dan melihat Erina yang sedang bermain game di handphone miliknya. Erina melirik Xavier sedikit lalu mengembalikan pandangannya ke game di handphone miliknya.
"Hei Erina kamu ini bermain terus, istirahat dong biar sembuh lalu jadi belahan jiwaku hahaha bercanda." Xavier bercanda
"Haha bisa saja, aku bosan karena itu aku bermain game ini."
"Memangnya game apa itu?"
"Genshin Impact"
"Oooh baiklah lanjutkan saja aku mau beberes"
Xavier tiba-tiba memikirkan satu hal jika ia kehilangan Erina yang notabennya adalah belahan jiwanya, karena ia tau dari perasaan yang berbeda jika didekat belahan jiwanya. Xavier tidak mau kehilangan Erina, walaupun baru saja bertemu dengannya entah apa perasaan yang membuat ia tidak mau kehilangan Erina walaupun hanya sebentar saja. Erina pun demikian, ia merasa nyaman ketika didekat Xavier. Entah mengapa Erina sangat menginginkan Xavier selalu ada didekatnya selamanya tapi dia baru mengenalnnya beberapa hari, bahkan belum mengetahui tanda The Fate mereka. Erina yang baru menginjak usia 17 tahun pun mendapat tandanya yang berupa The Moon. Sama dengan Xavier yang sudah berusia 18 tahun, ia mendapat tanda The Sun. Jika dua insan mendapat tanda yang sama artinya mereka adalah sebuah belahan jiwa yang tidak akan pernah terpisahkan walaupun di kehidupan selanjutnya.
Erina dan Xavier selalu menghabiskan waktu bersama dengan bermain dihalaman belakang rumah sakit, sampai satu waktu Erina mulai merasakan sakit yang luar biasa dikepalanya, Xavier yang sedang berada disebelahnya terkejut karena Erina yang tiba-tiba jatuh pingsan karena penyakitnya.
"Erina!? Kamu gapapa? Hei bangun." Kata Xavier sambil menepuk pelan pipi Erina
Ketika Xavier membawa Erina kembali keruang rawatnya, dokter memeriksa Erina dan hasilnya kondisi Erina semakin drop karena penyebaran penyakit Alzehimernya meningkat karena kurangnya vitamin ditubuh Erina. Erina pun koma karena penyakitnya semakin menyebar diotaknya