00

80.7K 3.1K 135
                                    

Setelah ayahnya meninggal saat usianya 18 tahun, Derio Veindara dan ibunya mencoba memulai kehidupan baru tanpa sosok kepala rumah tangga walau pun begitu ibu Rio mencoba bekerja keras agar putranya bisa lulus sekolah dan melanjutkan kuliah.

Tahun berganti tahun, Rio nama panggilan akrabnya pun sudah menjadi pria dewasa berusia 25 tahun. Rio bekerja sebagai pegawai kontrak di suatu kantor dengan gaji 1juta perbulan tapi dia bersyukur bisa menambah uang bulanan walau pun gaji Rio tidak sebesar ibunya.

Kehidupan Rio berjalan normal hingga suatu hari ibu Rio membawa seorang pria bertamu ke rumah.

Tanpa menaruh curiga, Rio tentu menyambut baik tamu tersebut.
"Dia baru masuk di kantor mamah 3 bulan ini, namanya Anggara Edoardo.. kami bisa memanggil dia Ardo"

"Hm, senang mengenal Anda pak" Rio tersenyum sembari mengulurkan tangannya.

"Senang mengenal mu juga Rio"

Mereka bertiga berbincang-bincang bersama, ibu Rio juga membuat teh hangat dan cemilan untuk menemani obrolan ringan mereka sampai akhirnya ibu Rio mengutarakan maksud kedatangan Ardo ke rumah.

"Begini nak.. " ibu Rio tersenyum canggung.
" ..kamu tau sendiri kan, mamah tidak pernah menikah lagi setelah papah mu meninggal, jadi maksud kedatangan Ardo kemari untuk meminta ijin pada mu.. kami berniat melangsungkan pernikahan kalau kamu setuju"

Rio meremas pelan celananya saat mendengar apa yang ibunya katakan, Rio melirik wajah Ardo yang memang terlihat bukan pria jahat.

Dia ramah juga baik dalam tutur katanya walau pun Ardo cukup muda untuk ibunya.

Rio tersenyum simpul.
"Aku tidak akan melarang mamah menikah lagi, bukan kah sudah ku katakan mamah bisa membawa calon mamah ke rumah kapan saja.. mamah bahagia aku pun bahagia" ujar Rio.

Ibu Rio terlihat senang, dia langsung mengandeng lengan Ardo.
"Benarkan .. anak ku tidak mempermasalahkan usia kita, asal kita bahagia !"

Ardo tersenyum, dia menyentuh tangan ibu Rio.
"Kamu benar, aku tidak perlu khawatir lagi"

"Selamat ya mah" kata Rio.

"Terima kasih sayang~" ibu Rio mendekat lalu memeluk putra satu-satunya ini.

Setelah mendapat ijin, sebulan kemudian ibu Rio dan Ardo  melaksanakan pernikahan sederhana yang hanya di hadiri keluarga saja.

Ardo pun pindah ke rumah Rio karena rumah Rio cukup dekat dengan kantor sementara rumah Ardo berjarak 3 jam menaiki mobil belum lagi di tambah macet saat di jalan.

Mereka memulai kehidupan baru walau pun Rio merasa canggung karena ada orang baru di rumahnya tapi dia mencoba terbiasa, Rio ingin membahagiakan ibunya.

Sejujurnya Rio sudah membicarakan hal ini pada Ardo dan ibunya, dia berniat pindah tapi ibu Rio tidak mau jauh dari Rio, ibu Rio meminta sampai Rio menikah saja dia akan tinggal bersama mereka setelahnya ibu Rio tidak akan melarang putranya memiliki rumah sendiri.

Dan lagi untuk kebahagiaan ibunya, Rio patuh akan permintaan ibu tercinta.

Satu, dua bulan kehidupan mereka berjalan normal tapi di suatu malam.
Rio bisa mendengar suara pintu kamarnya terbuka karena memang Rio tidak pernah mengunci pintu kamarnya.

Rio pikir hanya perasaannya saja tapi saat dia membuka mata, dia bisa melihat seseorang berdiri lalu dengan cepat membekap mulut Rio.

Wajah Rio terlihat pucat tak kala orang itu mencekik leher Rio juga menahan kedua tangan Rio.

Di tengah malam, dengan remang-remang cahaya bulan. Rio bisa melihat wajah suami muda ibunya.

.
.

Bersambung ...
.
.

Hai, cerita Suami Mudanya Mamah sudah beralih ke Karya Karsa.
Silahkan kunjungi akun Karya Karsa Flo ya ❤️

Silahkan kunjungi akun Karya Karsa Flo ya ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suami Mudanya Mamah (Tamat 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang