Abang Angkat Ku

121 1 0
                                    

Sia sia aku berlari sejak turun dari angkot, nyata nya aku harus terima kalau terlambat masuk gerbang sekolah,
Dan disinilah aku, bersama beberapa anak lainnya yang terlambat, di hukum dijemur hormat ke bendera di tengah teriknya jam 8 pagi.
Di saat guru BP kami, pak Parlin, melantur tentang kedisplinan dan lain nya, aku melihat anak2 dari kelas 2 IPS keluar pelajaran olahraga,
Sekumpulan anak2 laki2 sudah berganti setelan olahraga sedang memainkan bola basket, sedangkan sekumpulan anak perempuan, malah cekikian di tepi lapangan.
Sebagian siswa pasti senang klw sudah pelajaran penjaskes, intinya kebanyakan main daripada beneran belajar. Tp tidak dengan aku, penjaskes selalu menjadi momok sejak aku sd.

Disitulah aku melihat nya, aku belum kenal dia, tapi sejak MOS sekolah aku sudah memperhatikannya, cuma bisa menatap dari jauh, hukuman dijemur di lapangan selama setengah jam ini pun terasa hiburan bagi ku, krn aku bisa melihat nya sedang berlari lapangan utk pemanasan. Entah kenapa ada rasa detak jantung yg cukup kencang saat mata nya beradu pandang dengan ku. Ya meskipun mgkn bagi nya hanya selayang pandang, tp bagi ku langsung merasuk ke jiwa.

 Ya meskipun mgkn bagi nya hanya selayang pandang, tp bagi ku langsung merasuk ke jiwa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----

"Terlambat aja lah kerjamu" riski, teman sebangku ku.
"ya cemana, sakit badan ku klw seminggu aja ga ada terlambat" balas ku.
"Memang lah kau dhika, baru kelas satu kita ni, udah gitu kelakuan mu" riski merepeti aku.
Saat ini aku duduk di kelas 1 - C, dari 6 kelas tingkatan 1, di SMA Swasta di tempat ku. walau ga bisa masuk ke kelas unggulan 1A tp aku bersyukur punya teman seperti riski.

Saat ini kelas sudah masuk peljaran kedua, jd kelas pertama aku sudah ketinggalan, untunglah jam kedua ini pelajaran bahasa inggris, salah satu mapel yg paling aku sukai, bahkan Ms. Hani selalu mengandalkan aku, bahkan aku sudah pernah diikutkan dalam perlombaan bahasa inggris tingkat kabupaten, dan syukur bisa menang peringkat 3 padahal aku msh kelas 1, dan lawan2 ku kebanyakan dr kelas 2 belum lagi dr kota kabupaten yg siswa ny lbh update dr kami.

Saat mulai pelajaran, tiba2 ada ribut di luar lapangan. Ternyata anak IPS yg td lg d lapangan ribut, kami semua keluar utk melihat keributan itu. Ya abang2 yg aku lihat selama dijemur td ribut dengan teman sekelas nya. Entah apa yg diributkan mereka.

"Oh abang itu dari kelas 1 katanya udah sering kelahi, tp ga pernah d keluarin dr sekolah, kan bapak ny polisi" aku menguping pembicaraan Putri dan Sinta.

"Ayo ayo masuk, apa yg kalian liat, lanjut belajar nya" Ms. Hani menyuruh kami untuk melanjutkan pelajaran.

"Pasti bapak nya pusing ya punya anak kayak dia" kata riski di sela2 pelajaran di kelas.
" ya kita ga tau apa masalah nya, setiap orang pasti ada sisi baik dan buruk nya" jawab ku
"Mudah2an di kelas kita ga ada yg kayak dia, yg mudah emosian, bisa2 kita jd pempek di pukulin, kan kita yg paling cupu, apa lagi kamu dhik, di senggol aja bisa terpelanting kamu. Hahaha" riski mengejek ku.

----

Sepulang sekolah, sampai ny d rumah aku terkejut sekaligus senang, krn mama ku ada d rumah, selama ini aku tinggal sama nenek ku, karena mama ku nikah sama orang palembang, tp aku ga mau di ajak kesana, krn ga mau ninggalin nenek dan tempat tinggal ku sejak kecil ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kisah DhikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang