Tapi nyatanya, sudah tahun keempat ia kuliah di Amerika. Ia belum bisa melupakan gadis itu. Selama itu pula, Andra tidak pernah pulang ke Indonesia. Liburan panjangnya ia habiskan seorang diri di luar negeri.
Pergi jalan-jalan keliling Amerika bersama teman-teman dekatnya. Atau berlibur ke rumah salah satu teman dekatnya. Tidak sekalipun ia ingin pulang. Bukankah ia sudah berjanji pada ayahnya, bila ia pulang. Itu artinya ia sudah bisa melupakan gadis itu, bila ia tidak pulang ke Indonesia itu artinya...
"Huh, panasnya..." tiba-tiba hidung tajam Andra mencium wangi parfum cewek. Wanginya tidak berlebihan. Berkesan lembut malah. Dan anehnya, wangi parfum itu tidak membuatnya jijik. "Sorry, boleh aku duduk di sini?"
Seorang gadis berambut panjang dengan warna golden copper duduk di kursi di depannya. Di tangannya ada sekaleng bir dingin. Ia mengenakan tank top silver ketat dan celana pendek kulit warna hitam. Penampilannya sexy sekali.
"Silakan, ini tempat umum. Kau bisa duduk di mana saja yang kau inginkan."
Gadis itu tertawa renyah. Tidak mengira akan mendapatkan sambutan dingin dari cowok di depannya. Biasanya, cowok yang baru dia kenal, bakal melotot penuh nafsu kearahnya. Apalagi bila melihat belahan seksi dadanya. Pikiran mereka sudah kemana-mana.
Tapi cowok di depannya berbeda. Ia tidak melotot, apalagi tertarik. Tidak ada sinar nakal di matanya, atau kilat penuh nafsu. Padahal ia berpakaian seksi sekali hari ini. Sebab ia dibayar untuk manggung. Bernyanyi di pesta yang diadakan Stanley.
Semakin dilihat, semakin tertarik Nicola. Cowok di depannya sepertinya orang asing. Kulitnya kecoklatan, rambutnya hitam tebal. Alisnya tebal dan tajam. Dan matanya...astaga, Nicola belum pernah melihat mata sedingin itu. Seakan dia cuma mahluk tembus pandang. Yang tidak penting dan mengganggunya.
Tapi pria ini tampan sekali. Ada aura kejantanan menguar di tubuhnya. Kaos yang ia kenakan tidak bisa menyembunyikan otot-otot jantannya. Bukan jenis otot yang mengerikan. Tapi semua yang ada di tubuhnya porsinya pas. Jantan, berotot tapi tidak berlebihan macam binaragawan.
Untuk pertama kalinya, Nicola tertarik untuk berkenalan dengan seorang pria. Biasanya ia yang di kejar. Ia yang diburu. Dan selalu cowok-cowok yang mengajaknya berkenalan. Tapi kali ini berbeda. Apa karena aura dingin pemuda tampan ini? Atau karena sikapnya yang acuh tak acuh? Atau juga karena sinar mata pemuda ini tidak memancarkan kilat nakal penuh nafsu?
"Apa kau teman Stanley juga?" Nicola mencoba membuka percakapan. Karena sepertinya, bila ia tidak bicara, pemuda ini tidak ada niat untuk berbicara dengannya!
"Stanley?" Andra mengerutkan keningnya. "Siapa Stanley?"
Nicola ternganga. "Serius kau tidak tahu siapa Stanley? Ia tuan rumah pesta ini! Ia juga pemilik rumah ini!"
Oh, jadi ini rumah Stanley dan pestanya Stanley. Andra manggut-manggut.
"Jangan bilang kau tamu gelap, yang tidak diundang tapi nekad datang."
Andra angkat bahu acuh."Mungkin, aku kesini diajak Jones. Aku tidak tahu ini pesta siapa."
"Jones? Jones padolski? Kau teman Jones?"
Andra menatap gadis berambut golden copper itu, yang mendadak antusias saat is menyebut nama Jones. Apa gadis ini salah satu pemuja Jones? Jones memang tampan sih. Tidak heran banyak cewek yang suka.
"Aku teman asramanya." Jawab Andra.
"Siapa namamu?"
"Andra."
"Aku Nicola. Tapi teman-temanku biasa memanggilku Nikki. Kau juga bisa memanggilku Nikki. Karena kau teman Jones. Teman Jones, temanku juga."
"Apa kau teman Jones?"
"Aku dan Jones sepupu. Dari pihak ibu. Kami sama-sama berasal dari Abernathy, Texas. Kota yang tidak sepadat New York."
"Kau sepupu Jones? Kupikir kau.."
Nicola menaikan sebelah alisnya, menampilkan senyum menggoda."Kau pikir apa? Kalau aku salah satu dari gadis yang mengejar Jones?"
"Yeah..itu yang ada dipikiranku."
Nicola tertawa renyah. Dan Andra baru menyadari, tawa gadis itu sangat enak didengar. Ia juga sangat cantik. Rambutnya indah, tubuhnya molek dan dadanya lumayan besar. Mungkin sekitar 34D. Andra terkesiap dengan pikirannya sendiri, sejak kapan ia jadi memperhatikan dada wanita? Sinting!
Tapi harus Andra akui, gadis ini memang sangat cantik. Seperti bidadari. Bahkan sepasang bola mata hijaunya begitu memikat. Ia jenis wanita yang bila masuk kesebuah ruangan penuh orang, maka akan membuat para lelaki di ruangan itu menoleh padanya. Dan melupakan pasangan di sampingnya.
Pantas saja sedari tadi, Andra merasakan tatapan lapar dari pria-pria yang ada di ruangan ini kearah gadis di depannya. Bahkan ada yang terang-terangan melihat tidak suka kearahnya.
Sedang gadis yang ditatap cuek saja. Tetap memfokuskan perhatiannya pada Andra. Membuat Andra bangga. Ternyata ia yang biasa saja bisa menarik perhatian gadis secantik Nicola dan mengalahkan pesona pejantan lainnya di pesta ini.
Dan Andra baru menyadari, Nicola bukan hanya cantik. Atau tubuhnya yang molek. Ia juga pintar dan dapat membuat orang nyaman. Terbukti, tanpa Andra sadari, ia dapat mengobrol banyak dengan Nicola. Tidak ada rasa canggung atau enggan yang biasa ia miliki bila berbicara dengan gadis-gadis lain.
Dan Andra tidak keberatan sama sekali mendengar celotehan gadis itu tentang kampung halamannya, atau menjawab pertanyaan Nicola tentang negara asalnya.
Nicola belum pernah ke Indonesia atau mendengar ada negara bernama Indonesia. Tapi ia tahu Bali. Dan mengira Bali berada di Jepang. Ia baru tahu Bali bukan negara, tapi bagian dari Indonesia.
"Negara kami memiliki dua musim, sayur-sayuran yang melimpah, buah-buahan segar dan matahari hangat sepanjang tahun. Bila musim hujan tidak sedingin New York. Kami juga memiliki keragaman budaya dan bahasa daerah. Setiap daerah dan pulau yang kau kunjungi, kau akan menemukan berbagai keragaman budaya dan adat istiadat setempat."
Nicola mendengarkan semua itu dengan sinar mata takjub. Seakan apa yang diceritakan Andra bukanlah negara, tapi surga."Apa negaramu juga memiliki banyak pria tampan sepertimu?"
Andra nyaris tersedak air liurnya sendiri. Bagaimana bisa Nicola bicara terang-terangan seperti itu? Tapi Nicola perempuan Amerika, yang terbiasa bicara terus terang dan blak-blakan. Bila ia tertarik pada seorang pria, ia akan terang-terangan mengejarnya. Terang-terangan mengatakan suka. Ia bukan perempuan Indonesia yang masih menjunjung adat ketimuran. Yang menganggap mengejar seorang pria itu tidak pantas dilakukan.
Tidak, Nicola tidak seperti itu. Ia perempuan Amerika yang terbiasa dengan kebebasan, mandiri dan begitu modern. Jenis wanita yang tidak disukai Andra. Terutama dibagian modern dan kebebasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter sweet love (END)
RomanceAndra patah hati. Kekasihnya selingkuh dan memilih bersama sepupunya. Sakit hati dan kecewa, ia memutuskan untuk kuliah di Amerika. Bersumpah tidak akan lagi jatuh cinta. Sampai ia bertemu Nicola Watson. Cewek bule yang cantik, sexy dan seorang..pla...