Chapter 01 : I just opened my eyes!

92 10 13
                                    

[Aku? Aku hanya pembaca bukan protagonist]

Desir ombak terdengar jelas, air menderu dengan keras. Rasa sesak memenuhi rongga paru paru. Sakit menjalar keseluruh tubuh. Dengan rasa terkejut aku membuka mataku.

Apa?

Sekelilingku dipenuhi air, aku...tenggelam?
Sekuat tenaga aku mencoba berenang ke permukaan. Hingga sesosok ular raksasa berenang begitu saja di hadapanku. Rasa syok langsung menguasai pikiranku. Apa apaan itu?!

Belum hilang rasa terkejut ku, sekumpulan informasi masuk tanpa permisi. Nyeri hebat menyerang kepalaku, pandanganku kabur. Sebelum semuanya berubah menjadi gelap samar samar aku melihat sosok hitam berenang ke arahku. Mata birunya bersinar dengan indah terpantul cahaya.
.
.
.
.
.

Di pinggir sungai Han, aku meringkuk. Memeluk lutut ku sambil memproses semua informasi yang kudapat. Seekor naga hitam kecil duduk diam di sampingku, menatap dengan mata biru penuh binar. Naga kecil seukuran anjing ini adalah penyelamat hidupku.

Beberapa saat yang lalu aku terbangun dengan posisi terlentang di pinggir sungai Han. Rasa nyeri di kepalaku sudah mereda, semua informasi yang kudapat benar benar tidak masuk akal. Semua yang kukatakan kemarin... Itu cuma bercanda sialan! Aku memang ingin menjadi Kim Dokja dan masuk Orv, tapi dengan keadaan seperti ini apa yang bisa kulakukan?!

Aku hanya manusia biasa, aku bahkan tak yakin apa aku punya koin. Aku akan langsung mati begitu skenario dimulai!... Yah, kira kira begitu yang kupikirkan sebelum seekor naga hitam kecil terbang di hadapanku.

Tanpa aba aba naga kecil itu meletakkan telur seukuran telur ayam di tanganku, memanfaatkan kondisi diriku yang masih terdiam karena terkejut. Jika kalian pikir itu telur ayam, kalian salah. Walau seukuran telur ayam tapi telur yang satu ini berwarna hitam. Telur ayam mana yang warnanya hitam?

Baru akan ku periksa telur itu, cakar mungil namun mengerikan naga hitam melayang padaku. Tidak terlalu dalam, namun cukup membuatku meringis. Darah mengalir dari lengan, menetes dan mengenai telur ditangan ku. Telur itu bergetar beberapa saat, bersamaan juga ukurannya bertambah. Kemudian layar notifikasi biru muncul di hadapanku.

[Telur spesies naga magis tingkat ???]
[Orang tua : Rina]

"Skylos," Gumam ku dengan senyum kesal.

Pekikan terdengar, membuatku sedikit terperanjat kaget. Naga hitam itu terlihat berputar senang di udara. Aku mengernyit, kenapa dengan naga satu ini?

"Skylos?" Kataku lagi.

Naga hitam itu kembali memekik. Berputar kesenangan di udara. Kemudian terbang dan bersandar di kepalaku. Dasar, bikin kaget saja. Walau terlihat imut, naga tetaplah naga.

"Namamu... Skylos?" Tanyaku ragu. Apa sih yang aku harapkan, memangnya naga bisa ngomong?

Yang tidak ku sangka, naga hitam itu justru memekik dan mendengkur di atas kepalaku. Sesuai sekali dengan namanya.  Setelah puas dia turun dan duduk diam di sampingku. Tingkahnya mirip bocah, berapa sih umurmu?

Angin berhembus kencang, rasa dingin langsung menyerbuku. Aku baru menyadari pakaian ku basah. Tanpa sadar aku meringkuk lebih dalam, memeluk lutut ku lebih erat untuk mencari kehangatan. Telur hitam kecil ku dekap lebih dekat dengan dada.

Another Dimension [Omniscient Reader Viewpoint] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang