Bagian 1 : Bertemu

2 0 0
                                    

"Sebab, yang paling menyakitkan adalah, dia yang tertawa keras tapi sebenarnya sedang terluka berat."

Playlist : Lonely Boy - TXT

***

Ketika segalanya bisa saja kamu genggam, tapi tak semuanya akan berjalan sesuai rencana. Menyakitkan jika kita mengetahui secara jelas bahwa kita kalah karena diri kita sendiri.

"Mahesa Abiantara, mulai besok kamu tidak diizinkan kembali ke sekolah ini."

Lantunan itu keluar dari mulut kepala sekolah SMK Yagara. Sekolah menengah kejuruan yang dikenal berisi para berandalan ingusan. Dan, nama yang disebutkan tadi adalah ketua berandalan tersebut. Dia telah mendirikan sebuah organisasi kriminal yang menyebabkan berbagai macam kecemasan. Tepatnya, mengancam siswa lain beserta guru yang bersangkutan.

Dia adalah anak dari seorang pebisnis jaya yang sedang bersinar tahun ini, Regan Abiantara. Sosok dengan wajah berkepala kotak itu adalah ayah Mahesa. Beliau juga duduk di samping anaknya tersebut.

Regan menerbitkan senyum tipisnya. Hal itu membuat kepala sekolah, wali kelas Mahesa, Guru Konseling, dan saksi lainnya terkejut. Namun tak lama, kepala sekolah justru ikut tersenyum walau terpaksa.

"Itu sudah semestinya, anak saya sudah membuat kekacauan yang teramat besar untuk sekolah ini. Jadi, dikeluarkan adalah keputusan yang terbaik untuknya." Tangan kanan Bapak Kepala Sekolah menggaruki tengkuknya. Rasanya firasat buruk yang sebelumnya ia pikirkan itu mungkin hari ini terjadi. Sebab, Regan adalah...

"Sebagai pendonor paling besar untuk sekolah Yagara ini, sudah sebaiknya saya tarik kontraknya mulai besok. Apakah pernyataan saya ini... Sedikit mengancam? Sebelumnya sudah saya bicarakan dengan Pak Raden dan wakil anda soal donor dana sekolah Yagara." Suara Regan begitu halus, hingga saat memasuki telinga yang lainnya begitu mencemaskan.

Dia adalah bos besar yang mendanai sekolah swasta yang nyawanya hampir dicabut kementerian setempat ini. Air muka Pak Raden selaku kepala sekolah Yagara sangatlah jelas, beliau takut jika tempatnya mengais receh harus lebur. Maka selanjutnya adalah... Dia harus hengkang karena kondisi. Dengan situasi curam ini saja, ia sering bertengkar dengan sang istri, apalagi jika benar Regan memutuskan kontrak dana fasilitas dan lain segalanya untuk Yagara.

Yagara musnah, semuanya juga musnah. Pak Raden mengelap air keringat di dahinya, sesak membara di dadanya.

Sial, Regan memang pantas disebut bos besar. Kekuatan dibalik itu semua juga lebih mengerikan.

Batinnya sudah menjerit begitu riuh di dalam sana, namun apalah daya, dia hanyalah kepala sekolah yang licik.

"Mohon maaf atas interupsinya, saya adalah wali kelas Mahesa. Selaku orang yang bekerja di dunia pendidikan, melihat tingkah laku anak anda itu sudah diluar batas nalar anak remaja. Membuat sebuah geng besar dengan kegiatan yang tak seharusnya dilakukan adalah sebuah noda besar untuk sekolah sekaligus... Nama anda sendiri," wajah Pak Raden mengerut, seolah semua urat ditarik dalam satu titik. Mendengar suara lancang dari guru yang baru setahun bekerja di sekolah ini rasanya begitu memuakkan.

Netranya menghunus ke arah Nendra, pria dewasa yang tengah berdiri di samping kirinya. Sebagai orang yang juga mengajukan Mahesa untuk dikeluarkan dari Yagara.

"Tolong jangan diteruskan Pak Nendra, itu tidak sopan sama sekali. Anda terlihat ingin sekali mengusir Abiantara dari Yagara ini." Nendra justru tersenyum licik, "bisakah anda sedikit saja bertobat? Sudahkah jelas bahwa mempertahankan Mahesa, maka kita juga mempertahankan kejahatan?"

Skakmat, Pak Raden menggertakan giginya sendiri. Tangan kanannya mengepal begitu erat.

"Kita manusia biasa, dulu saya juga melakukan kenakalan seperti Mahesa. Mungkin Pak Nendra juga melakukan kenakalan itu, atau anda itu suci jadinya tidak akan melakukan kejahatan apapun. Susah berkata dengan orang yang sangat kaku seperti anda, Pak Nendra."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang