Akhirnya kapal mereka telah selesai diperbaiki. Pada awal kapanpun segera gotong royong memasukkan barang-barang ke dalam kapal. Namun, sekali lagi kejadian itu terjadi. Arletta sudah mengangkat satu panci yang akan ia bawa ke dalam. Belum sempat melangkah pergi tiba-tiba seseorang merebut panci di tangannya begitu saja.
Jelas kejadian itu langsung membuat Arletta membelalak kaget. Matanya langsung menatap tajam kepada si perebut. Namun, begitu menyadari yang di hadapannya adalah Alaric, seketika tatapannya berubah lunak.
"Duke, apa yang Anda lakukan?"
"Seharusnya aku yang bertanya apa yang kau lakukan. Lady, kau tidak seharusnya melakukan pekerjaan yang hanya dilakukan oleh buruh. Lihatlah posisimu, kau ini harus berada di tempat yang tinggi dan tidak seharusnya orang mulia seperti itu melakukan hal seperti ini."
Mendengar kalimat yang dikatakan Alaric, Arletta tampak sedikit tidak setuju. Yang wanita itu dengar dari susunan kalimatnya, agaknya Alaric sedikit merendahkan profesi orang lain. Seolah di dunia ini sistem kasta adalah segala-galanya.
"Tapi semua pekerjaan itu sama, Duke. Lagipula, membawa panci tidak akan merendahkanku. Posisi calon istri Duke juga tidak akan tergantikan begitu saja ketika saya memegang panci."
Alibi yang dikatakan Arlett itu membuat Alaric mendengkus. Ditatapnya wanita itu dengan serius.
"Untuk saat ini memang tidak ada yang bisa merebut posisimu. Namun kau harus ingat bahwa kau tak hidup di realita. Bukan ideologi dan kerajaan yang ada di kepalamu. Kita memiliki sistem kasta dalam kehidupan ini. Jika kau seorang dengan takhta tinggi, tetapi kebiasaanmu seperti orang kaum bawah, maka orang-orang juga akan mempertanyakan kredibilitasmu. Apakah kau pantas atau tidak di posisi ini. Dan kau harus tahu bahwa kita ada di sistem siapa yang kuat dia akan berkuasa atas si lemah."
Hari kemudian menaruh panci yang ia bawa ke tanah. Udah itu pun segera diambil oleh salah satu orang bawahannya yang melintas. Untuk saat ini pria itu memaklumi jika Arletta masih berpegang teguh pada prinsipnya atas ketiadaan kasta dalam hidup. Alaric tidak mengelak bahwa dirinya sendiri juga berkeinginan memiliki dunia yang seperti itu. Namun, untuk merubah sistem yang telah ada selama berabad-abad lamanya jelas bukan sesuatu yang mudah dan bisa dirubah hanya dalam waktu singkat dan kebiasaan kecil seperti ini.
Mengapa Alaric cenderung menuntut Arletta untuk lebih fokus pada tindak tanduk bangsawan? Itu karena Alaric memang sudah terjun dan tenggelam begitu lama dalam dunia para bangsawan yang begitu keras. Kehidupan setiap orang memang keras, tetapi dalam kehidupan bangsawan semua jauh lebih mengerikan. Sekali saja kau tampak lemah maka orang lain akan menginjak-injakmu bagai sampah.
Untuk Arletta, wanita itu begitu memiliki hati yang lembut. Terbiasa mengalah dan dianggap tidak ada sejak ia kecil. Diperlakukan buruk oleh keluarga dan para pelayan. Agaknya sifat rendah hati yang cenderung pada rendah diri itu wajar saja melekat pada diri Arletta. Wajar saja jika wanita itu memang pernah mengalami masa-masa sulit di mana ia direndahkan dan diperlakukan tidak adil sehingga dia memiliki ambisi untuk punya meratakan kasta yang ada di dunia ini.
Hanya saja sekali lagi mereka hidup dalam realita yang berjalan seperti itu karena budaya yang tercipta selama berabad-abad lamanya. Jika memang ada tabrak keinginan mewujudkan keinginannya maka ia harus mengalami proses yang menyakitkan. Bahkan sekalipun itu berarti harus letakkan kehilangan dirinya sendiri untuk yang kesekian kalinya.
"Maaf," cicit Arletta pada akhirnya.
Exon yang memperhatikan perdebatan kedua orang itu berjalan mendekat seraya membawa beberapa kayu di atas pundaknya. Yang melirik pasangan itu lalu memberikan sindiran menohok.
"Itu 'lah mengapa aku benci bangsawan yang munafik," cibir Exon berjalan begitu saja.
Mendengar perkataan yang dilontarkan Exon, membuat Alaric terkekeh sinis. Tak mau kalah pria itu memasukkan tangan ke dalam saku, seraya menatap angkuh ke arah Exon.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Choose The Villain Duke
FantasyArletta Davies kembali terbangun setelah dibunuh dengan keji oleh suami dan keluarganya. Demi membalaskan dendam pada kekejaman keluarga dan mantan suami di kehidupan sebelumnya, Arletta rela menjadi istri kontrak Duke Alaric Wilton, pria kejam dan...