Prolog

562 56 13
                                    

"ROSETA ALUNA!!"

Hampir semua orang menghela nafas gusar,bagaimana tidak.Roseta atau kerap di panggil Rose itu,selalu mencari masalah dengan pak Bonbon yang terkenal karena kegalakanya.

Sedangkan yang mencari masalah,masih santai menikmati seblak pedas di kantin.Galen Pratama,ketua osis di sekolah Rose.Menatap sengit gadis yang masih asik makan,tanpa menghiraukan teriakan pak bonbon.

"Hem!"

Masih tak ada sahutan dari Rose,seolah deheman Galen tadi hanya angin lalu.

Lagi Galen berdehem "Hem!"

"Apa anjing?!"kesal Rose dengan mata melotot,tapi sesaat kemudian.Wajahnya berubah menjadi cengiran.

"Eh,pak tos!pa kabar pak?"sapa Rose dengan ramah tamah,berusaha menghilangkan aura dingin dari sang ketos.

Galen menghembuskan nafas,jujur dia lelah menjadi ketos.Karena hampir setiap hari,Galen harus berhadapan dengan Rose.Cewek rese si tukang buat masalah di sekolah.Belum lagi bacotan nya,cukup membuat Galen frustasi.

"Lo ikut gue!"tanpa banyak kata lagi,Galen menarik kasar tangan Rose menuju lapangan.

Rose sendiri pasrah,sembari menatap sedih pada seblak yang masih tersisa separu."Hiks,,,bye-bye seblak."

Ketika sampai di lapangan Galen menyuruh Rose untuk hormat,tentu saja di tolak keras oleh Rose.

"Sekarang lo berdiri disini sambil hormat sama bendera,sampai jam istirahat!"kata Galen terkesan dingin

"Heh Galon!lo pikir harga skincare murah ape,kalo gue berjemur di sini.Bisa-bisa wajah gue gosong kaya pantat lo gimana caranya gue bisa mikat para cogan hah?"gila kali Rose mau berdiri disini sampai jam istirahat.

Wajah Galen menatap sinis pada Rose "Halah sok-soan lo skincare,gue tau skincare lo merkuri semua.Lagian mana ada sih cowo yang mau sama lo,dengar suara lo aja gue jamin.Mereka semua kabur."

Wajah Rose berubah menjadi masam,hanya ketos ini berani mengatai dia memakai skincare merkuri."ANJING LO GALON,BETUMBUK LAH KITA!!"

"BACOT RETA!HORMAT SEKARANG ATAU LO GUE KELUARIN DARI SEKOLAH INI!!"bentak Galen

Oke Rose mengalah,jika dia melawan lagi.Di pastikan besoknya Rose sudah muka murid disini dan itu semua karena Galen,ketos sekaligus anak pemilik sekolah.

Melihat Rose yang sudah diam dan hormat pada bendera,Galen memilih pergi dari sana.Lebih baik dia menemui sang kekasih,dari pada berhadapan dengan Rose.

"Anjing emang si Galon!" gerutuk Rose,melirik kepergian Galen tadi.

Kini tiba saatnya untuk pulang,Rose bergegas keluar kelas.Karena dia tak ingin ditinggal sang kekasih yang pasti menunggu dirinya.

Meski sikap Rose itu minim akhlak,bukan berarti tak ada yang menyukai dirinya.Sudah hampir satu tahun Rose menjalani hubungan dengan Davian Atmaja,si anak emas sekolah.Sangat bertolak belakang sekali bukan.

Rose tersenyum sambil menyapa semua orang,hingga sampai di parkiran.Senyum yang tadi tersungging,perlahan luntur.

Sekuat hati Rose menahan air matanya,dengan pelan Rose mendatangi sang kekasih yang bersama seorang gadis.

"Hai Vian"Sapa Rose,tapi tak ada sahutan sama sekali.Mereka semua lebih tepatnya tujuh pemuda dan seorang gadis.

"Hm"balas Davian dengan singkat,melirik sekilas pada Rose.

"Pulang bareng?"tanya Rose sedikit ragu,dia juga melihat tatapan sinis dari gadis yang berdiri di samping Davian.

"Gak"

Setelah mendengar hal itu,Rose mengangguk tersenyum getir.Dia bersiap pergi sebelum ucapan Davian menghancurkan hati Rose.

"Gue mau kita putus dan jangan pernah temuin gue setelah ini."kata Davian menatap lekat ke arah Rose.

Berbeda dengan gadis itu,entahlah Rose juga tak mengerti.Mengapa dia merasa,jika hidupnya tak akan panjang.

"Lo tenang aja Davian Atmaja,gue gak akan pernah muncul di hadapan lo lagi selamanya bahkan."

Mereka semua terdiam bahkan Galen memandang rumit,Davian merasakan sakit pada hatinya.Bahkan dia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi.

Di halte bus Rose sama sekali tak menangis,dia hanya tersenyum getir.Tak ada yang tau,di balik sikap menyebalkan Rose.Tersimpan luka yang amat dalam bahkan rasa trauma.

Di besarkan hanya dengan figur ayah,menjadikan Rose haus akan kasih sayang.Dia hanya mencoba terlihat seperti orang paling bahagia meski memiliki luka paling banyak.

Mata Rose tak sengaja melihat selembar uang berwarna merah muda,jelas Rose akan mengambilnya tanpa pikir panjang.Kepalanya celingak-celinguk lalu menyeberang sambil lari.Naas nya truk melaju kecang dari arah belakang.Hingga tabrakan tak dapat dihindari.

Brukkkkkk

Akhhhhh

Benturan keras tadi mengejutkan semua orang,termasuk Davian dan teman-temannya.Mereka semua yang masih tersisa di sekolah,bergegas melihat kedepan dengan raut wajah terkejut.

"ROSEEEEE!"teriak ayah Rose yang melihat semua kejadian,tubuhnya merosot ke tanah.

Davian berlari mendekati korban dari tabrakan tersebut,semakin dekat Davian semakin lemas pula kakinya.Tepat di depannya,tubuh Rose terbujur kaku dengan kepala pecah dan kaki terputus.Davian mengacak rambutnya kasar,dia menyesal.Sungguh Davian menyesal mengatakan hal tadi.

Galen terpaku menatap objek di depan,dimana dia melihat kaki kanan Rose yang terputus.Rasanya nafas Galen terasa sesak,ingatanya kembali berputar tentang semua kelakuan yang gadis itu lakukan.

Sedangkan Rose masih bisa mendengar,meski sudah tak bisa bergerak lagi.Bahkan dia tau jika ada Ayah-nya disini.

"SIALAN EMANG BELUM JUGA GUE PAKAI TUH DUIT,NYAWA GUE UDAH MELAYANG AJA."

Dan berakhir lah kisah seorang Roseta Aluna yang berpura-pura bahagia,agar terlihat sama seperti yang lain.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi Bad Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang