Bab 1

7 1 0
                                    

"Dok, apa kita sudah bisa lakukan operasi sekarang?," ucap seorang pria yang saat ini sedang berbaring di brankar rumah sakit.

"Kamu yakin Kala? Karena ini tidak main-main lho," dokter menanyakan kembali kesungguhan hati pria berusia 25 tahun itu.

"Yakin dok. Setelah ini saya akan pergi selamanya dari hidup Senja," ucap Kala mantap.

Dokter hanya bisa menghela napas berat. "Ya sudah ners, siapkan ruang operasi satu jam lagi."

"Baik dok."

Laki-laki bernama lengkap Kalandra ini sedang menatap langit-langit ruang rawat inapnya dengan perasaan yang campur aduk. Keputusan yang akan diambilnya saat ini sudah bulat dan ia tidak akan menyesalinya.

***

Di ruangan lainnya sedang terbaring seorang wanita dengan infus di tangannya.

Dialah Nayyara Senja, wanita berusia 25 tahun yang baru sadarkan diri dari  koma selama satu bulan.

Sayangnya Senja harus menelan pil pahit sekali lagi. Ia menjadi buta permanen akibat retina matanya rusak terkena pecahan kaca usai kecelakaan yang dialaminya.

Senja meraba matanya yang telah dibalut perban dengan perasaan tak menentu. "Kenapa mataku harus diperban? Apa aku buta?," batin Senja.

"Permisi, saya dr. Wahyu. Kita mulai buka perban dimatanya ya," suara dr. Wahyu memecahkan lamunan Senja.

"Baik dok," dengan senyum tipis Senja menimpali ucapan dr.wahyu.

Saat perban itu perlahan terbuka, seberkas sinar terang seperti menusuk mata Senja.

"Aww.."

"Buka matanya pelan-pelan ya Senja," ucap dr.Wahyu.

Seperti gerakan slow motion, akhirnya mata Senja terbuka. Ia melihat sosok pria berambut klimis memakai sneli putih dan wajahnya sangat ramah.

"Senja kamu sudah bisa lihat saya," ujar dr.Wahyu.

"Sudah dok.. Saya bisa lihat dokter," jawab Senja sambil tersenyum manis.

Dia mengedarkan pandangannya ke segala arah. Ada hal yang membuat dirinya bertanya-tanya.

"Kemana Kala?," batin Senja.

"Ya sudah kalau begitu, saya tinggal dulu ya, kalau ada apa-apa segera hubungi ners yang berjaga. Jangan lupa diminum obatnya. Nanti jam 7 malam saya kunjungan lagi kesini," ujar dr. Wahyu sebelum meninggalkan ruangan Senja.

Senja menundukan kepalanya "Terima kasih dok."

Tak berselang lama,

Tok..tok..tok...

Seseorang memasuki ruangan rawat inap Senja.

"Aaaakkkk... Senja akhirnya lo bangun juga," ucap seorang wanita muda menghampiri tempat tidur Senja dengan sebuket bunga di tangannya.

"Makasih ya Mei, lo udah jenguk gue," ucap Senja.

"Kaya sama siapa aja lo," jawab Meila sahabatnya.

"Gimana mata lo fine kan? Badan lo masih sakit ga?," tanya Meila dengan beruntun.

Senja tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu. "Badan gue masih sedikit pegal tapi sudah bisa miring kanan kiri sedikit. Kalau mata, masih harus penyesuaian."

"Lo beruntung banget, ada pendonor mata tepat waktu. Gue gak ngerti lagi deh kalau sampai telat," tukas Meila.

Senja hanya bisa mengangguk-anggukan kepalanya.

"Kira-kira siapa yah orang baik itu Mei. Gue mau ucapin makasih ke dia atau keluarganya, karena dia sudah kasih gue kesempatan hidup untuk kedua kalinya."

"Gue juga gak tahu Ja. Pihak rumah sakit gak ngasih tau gue siapa pendonornya. Kata mereka itu rahasia si pendonor."

Senja hanya bisa pasrah, niat hati ingin bertemu dan mengucapkan terima kasih tapi apa daya pihak rumah sakit merahasiakannya.

"Btw, ko Kala gak kesini yah?," tanya Senja.

"Kala kaya menghilang di telan bumi Ja. Gue juga kesel banget sama tu orang. Dia bilang gue harus jagain lo, sedangkan dia mau pergi katanya."

"Pergi kemana?," Senja penasaran.

"Entah, kayanya dia mau kuliah di luar negeri deh. Bisa-bisanya dia ninggalin sahabatnya."

"Tapi, waktu lo koma dia nungguin lo terus setiap hari," ucap Meila.

Senja hanya bisa menatap nyalang langit-langit rumah sakit. Dia mengingat bagaimana pertemanan antara dirinya, Meila, dan Kala.

Senja dekat dengan kedua sahabatnya itu sejak SMP. Meila selalu bisa membuat hari-harinya ceria dengan tingkahnya yang kadang suka random. Sedangkan Kalandra seperti kantong doraemon bagi Senja. Setiap yang diinginkannya pasti dituruti dan diberi oleh sahabatnya itu.

Kalandra adalah anak berada diantara kedua sahabatnya itu. Kalau Senja atau Meila mengalami kesulitan, Kala selalu membantu mereka.

Tapi, Kala yang tiba-tiba pergi keluar negeri dan tidak berada disaat Senja siuman adalah hal yang tidak biasa dilakukan oleh seorang Kalandra.

***

Sudah dua tahun Kala pergi dan tak ada kabar. Senja dan Meila sempat mengunjungi rumahnya Kala, tapi kata asisten rumah tangganya kalau keluarga Kala pindah ke luar negeri. Luar negerinya dimana? Dia tidak bisa beritahu.

Rasa marah dan kecewa menyelimuti hati Senja. Sebenarnya, kemana perginya Kala? Itulah yang membuat Senja menjadi marah.

Dia rindu Kalandra..

***

SENJA KALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang