Varaya, siapa yang tidak tahu sebuah bangsa besar di benua Kaltic itu. Setidaknya 30 tahun terakhir siapapun yang mendengar nama kekaisaran itu akan langsung lari terbirit-birit.
Varaya adalah ras manusia berpopulasi paling besar di dunia. Mereka identik dengan rambut pirang dan mata hijaunya. Sejak 1000 tahun lalu ras ini mendirikan sebuah kekaisaran besar yang menjadi negara adidaya sampai saat ini.
Ras Varaya memiliki keyakinan kuat bahwa mereka adalah ras keturunan para dewa sedangkan ras manusia yang lain adalah makhluk gagal yang berkasta dibawah mereka dan menganggap seluruh umat manusia harus tunduk dibawah kaki bangsa Varaya. Karena keyakinan itulah, 30 tahun lalu bangsa Varaya berani memulai invasi ke seluruh dunia.
Satu persatu kerajaan mulai runtuh. Entah kerajaan dari benua Kaltic di sebelah barat, benua Xalca di timur, maupun benua Kara di selatan. Semuanya tak luput dari invasi besar-besaran bangsa Varaya.
Pembantain, perbudakan, pemerkosaan sudah menjadi hal biasa semenjak perang berkecamuk. Selama 30 tahun lamanya lebih dari 9 juta penduduk sipil seluruh dunia termasuk wanita dan anak-anak yang tak berdosa tewas tak terkecuali seluruh anggota klanku yaitu klan Akaichi.
Klan yang terkenal berkat keahlian mereka dalam mengaktifkan energi sihir. Klan Akaichi tinggal di puncak bukit Lurv di selatan wilayah kekaisaran Varaya.
Awalnya klan kami bisa hidup aman karena rutin membayar upeti kepada Varaya setiap 3 bulan. Kami bahkan mendapat perlindungan. Tapi, saat umurku baru menginjak 5 tahun, Varaya mengingkari perjanjiannya dengan klan kami.
Mereka menyerbu tempat kami dan membantai semua anggota klan Akaichi. Alasan mereka membantai klan Akaichi adalah karena ramalan pendeta mereka yang mengatakan bahwa klan Akaichi adalah ras keturunan iblis karena seluruh anggotanya mampu menggunakan sihir dan suatu saat akan melawan bangsa suci Varaya.
Semua anggota klan Akaichi yang berhasil hidup melarikan diri ke segala arah. Tapi itu tak berlangsung lama karena kaisar Varaya mengadakan saimbara besar-besaran kepada rakyatnya. Bagi siapa saja yang bisa membawa kepala anggota Akaichi akan diberikan hadiah besar.
Beruntungnya, aku berhasil kabur bersama ibuku. Ibu membawaku lari menuju kerajaan Magolia. Kami hampir sampai di wilayah Magolia sebelum akhirnya para pasukan pemburu dari Varaya berhasil mengejar.
Dan saat itu terakhir kalinya aku dapat melihat wajah ibu. Demi menyelamatkanku, ibu rela melawan para pasukan itu sendirian. Berkat ibu aku berhasil berlari masuk ke wilayah Magolia dan dari kejauhan aku melihat ibu yang diperkosa dan dibunuh dengan kejam oleh para pemburu itu.
Pemimpin dari pasukan itu berteriak padaku sambil menunjukkan kepala ibuku. Dia mengatakan, " Jika suatu saat kau ingin balas dendam maka carilah aku! Namaku adalah Julius! Salah satu petinggi militer kekaisaran Varaya! Datanglah dan akan ku pertemukan kau dan ibumu di neraka! "
Saat itu darahku mendidih, aku benar-benar marah tapi aku sadar aku tak bisa apa-apa. Aku hanya memekik memanggil ibu yang sudah tergeletak dengan keadaan kepala dan tubuh terpisah. Sejak hari itu aku tidak pernah lupa nama maupun wajah si pembunuh ibu.
Di tengah hujan deras aku diselamatkan oleh pasukan Magolia. Mereka juga menguburkan ibuku dengan layak di perbatasan itu. Aku dibawa menuju ibukota Magolia dan dirawat di panti asuhan. Baru beberapa bulan di panti asuhan, aku pun di adopsi oleh baginda ratu kerajaan Magolia bernama ratu Isabela. Mungkin banyak yang berpikir jika aku akan dijadikan anaknya tapi semua itu salah besar. Aku di adopsi untuk dijadikan seorang senjata hidup yang hanya patuh akan perintah baginda ratu. Bukan hanya aku seorang tapi ada ratusan anak seumuranku yang juga di adopsi dari berbagai panti asuhan.
Diumurku yang baru 5 tahun, masih mustahil bagiku diikut sertakan dalam pelatihan khusus dari baginda ratu. Aku pun di asuh sementara oleh seorang dokter istana sampai umurku 9 tahun barulah pihak baginda ratu membawaku lagi.
Aku bersama anak-anak yatim yang seumuran dibawa ke sebuah ruangan bawah tanah yang luas dan pengap. Di sanalah kami ditempa menjadi prajurit yang bernaung dibawah baginda ratu.
Latihan keras yang melebihi batas wajar manusia selalu kami rasakan tiap hari. Siksaan demi siksaan hampir setiap jam kami terima dan itu menjadikan kami prajurit tangguh yang tak takut akan rasa sakit bahkan kematian. Selama 8 tahun kami dikurung dan dilatih dalam ruang bawah tanah hingga akhirnya kami diresmikan menjadi prajurit sebenarnya dan keluar dari tempat mengerikan itu. Baru saja keluar dan bebas, saat itu kami langsung diberikan misi sangat berat. Misi kami adalah mendukung kudeta baginda ratu kepada raja Magolia.
Kami generasi kedua yang beranggotakan 100 orang diperintahkan mengepung istana dan terjadilah malam berdarah. Malam di mana untuk pertama kalinya aku membunuh manusia. Ya, kami mengepung dan menghabisi sekitar 1200 prajurit pendukung raja Magolia. Bagaikan kawanan singa yang kelaparan, kami benar-benar menggila saat itu. Membunuh secara beringas dengan hanya bermodalkan sebilah pedang.
Misi kudeta itu sukses hanya dalam satu malam saja dan baginda ratu berhasil membunuh suaminya sendiri. Baginda ratu menceritakan kepada kami alasan dia melakukan kudeta karena raja Magolia berencana menyerah kepada kekaisaran Varaya demi keselamatanya sendiri.
Raja Magolia bersama para menterinya tidak peduli apa yang akan terjadi pada rakyat Magolia, karena itulah baginda ratu muak dan memilih jalan keji ini demi terus melindungi para rakyat dan demi menghormati para prajurit Magolia yang terus berperang mempertahankan Magolia dari invasi Varaya.
Memang saat masih diperintah raja, Magolia mengalami kemunduran pesat dari segala bidang terutama bidang militer dan teknologi. Selain itu, pasukan Magolia berulang kali berhasil dikalahkan Varaya dan membuat setengah wilayah Magolia jatuh ke tangan Varaya. Sampai sekarang kami sudah tidak tau lagi bagaimana nasib para penduduk yang gagal melarikan diri dari wilayah yang tercaplok.
Sedangkan sejak baginda ratu mulai memimpin 2 tahun lalu, Magolia kembali pulih sedikit demi sedikit. Meski begitu, para pejuang Magolia masih belum berhasil merebut satupun wilayah yang sudah Varaya duduki.
Dan 2 tahun yang lalu juga setelah pengangkatan baginda ratu sebagai pemimpin yang baru, kami para senjata hidup baginda ratu generasi kedua secara resmi dikirim ke medan perang dengan mengemban misi penting yaitu misi sabotase dan asasinasi para tokoh-tokoh penting Varaya.
Oh ya aku lupa belum memberitahu nama pasukan tempatku berada. Nama pasukan kami adalah Faks atau pasukan rubah. Kami adalah salah satu pasukan khusus kerajaan Magolia. Faks sudah memiliki 2 generasi dan jarak antara generasi pertama dengan kedua adalah 20 tahun.
Alasan jarak yang jauh antara generasi 1 dan 2 karena saat itu pasukan Faks hanya bertugas mengawal baginda ratu saja dan misi yang mereka dapat hanya sebatas misi mata-mata dan penyusupan. Berbeda dengan generasi kami yang mengemban misi lebih berat.
Pasukan yang identik dengan jubah dan tudung hitam dengan topeng tengkorak ini anggotanya adalah para anak laki-laki yatim piatu korban peperangan. Biasanya dari ratusan anak hanya dipilih 100 anak saja yang dapat mengaktifkan energi sihir. Sementara sisanya akan di rekrut pasukan-pasukan khusus lain seperti pasukan penjaga istana, penembak jitu, cavalry, dan beberapa bergabung sebagai infantri biasa.
Disetiap generasi, pasukan Faks terbagi dalam 10 tim dengan misi yang berbeda-beda. Dalam 1 tim beranggotakan 11 orang dimana 10 orang dari generasi kedua dan 1 orang lagi adalah kapten tim.
Generasi kami dikirim 5 tahun setelah generasi pertama dinyatakan selesai dalam bertugas. Para mantan pasukan Faks generasi pertama dijadikan sebagai pasukan veteran dan beberapa anggotanya yang memiliki reputasi bagus dijadikan pemimpin atau kapten untuk tim-tim pasukan Faks generasi kedua.
Jika para pasukan lain berperang di garis depan menghadang musuh, maka kami berperang dibelakang garis musuh. Sudah tak terhitung berapa jumlah musuh yang berhasil kami tumbangkan selama 1 setangah tahun terakhir. Aku sendiri bahkan sudah tidak bisa menghitung seberapa banyak musuh yang mati ditanganku.
Meski begitu rasa ketakutan, keraguan, penyesalan, dan rasa bersalah selalu menusuk-nusuk hati saat aku membunuh seseorang seakan mereka mengutukku dan mempertanyakan mengapa aku merenggut nyawa mereka. Rasanya aku ingin berhenti saja dalam perang ini tapi tidak bisa. Mau tidak mau aku bersama para pejuang yang lain harus terus berjuang demi melindungi para rakyat Magolia yang menaruh harapan mereka pada kami.
Aku sendiri juga harus membalaskan kematian ibuku. Meskipun rasa tidak mengenakan ini terus muncul, tapi demi balas dendam dan demi kebebasan Magolia, aku harus terus berjuang melawan bangsa Varaya biadab itu.
To be continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAR OR LOVE (Antara Aku, Kau, Dan Tanah Air)
FantasyAkaichi Yoha, seorang anggota pasukan khusus kerajaan Magolia, telah menghabiskan masa remajanya dalam pelatihan keras dan berperang di garis belakang musuh. Namun, setelah kembali dari peperangan, Yoha terkena trauma pasca-perang yang membuatnya te...