Aku?

962 140 46
                                    

"Woaaah...." Naruto berhenti di depan rumah klasik Jepang yang besar. Sasuke di setelahnya sementara Uchiha dari masa ini selangkah lebih dulu di depan mereka. Yuma menggandeng tangan Naruto. Pirang tertua bertanya, "Ini kediaman Hokage?"

"Bukan," Koumi menjawab. Dia berbalik menghadap ke Naruto, "Ayah adalah Hokage pertama yang memilih tinggal di rumah keluarganya dibanding di kediaman Hokage yang disediakan khusus untuk Hokage."

Sasuke menoleh ke Itachi yang menjelaskan, "Ini rumah aku dilahirkan. Ibu mewarisinya dari kakeknya, Izuna Senju. Lagipula, rumah ini hanya ada di blok sebelah dari kantor. Tidak terlalu jauh sekalipun dengan jalan kaki.

"Ini bukan rumah yang sama dengan rumah masa kecilmu 'kan?" Naruto menatap suaminya dengan pandangan iba.

Sasuke menajamkan mata, "Bukan." Setelah insiden Kyuubi, lokasi Klan Uchiha di tempat asal mereka dipindahkan jauh dari posisi awal dimana Hashirama Senju menyetujui posisi tersebut di masa jabatannya. Danzo yang memerintahkan hal tersebut. Sasuke ingat semua informasi dari Obito. Ingatan yang menyakitkan. Naruto merasakan dari ikatan batin mereka tapi dia juga merasa Sasuke sedikit lega bahwa ini bukan rumah yang sama karena banyak kenangan menyedihkan.

Itachi menatap pengunjung dari masa depan lain. Ia tahu tragedi yang Sasuke alami dari Gulungan Keramat. Dia juga tahu dirinya yang lain membantai Klan Uchiha selain Sasuke. Tragedi yang meresahkan tapi dia bisa mengerti alasan di balik semuanya. Untuk itu, dia merasa bersyukur masa lalu berubah sehingga masa depan ini jadi lebih baik. Tak ada Perang Besar Ninja, tak ada pembantaian Klan Uchiha, tak ada jinchuriki. Itachi sedikit kaget saat Sasuke bertanya, "Apa ayah tinggal di sini juga?"

"Sasuke..." Itachi dengan nada yang sedih menjadi penanda sebelum menjelaskan, "Ayah meninggal saat dia berusia 65. Sudah 2 tahun berlalu." Kedua Sasuke dan Naruto terkaget.

"Oh, turut berduka cita," Naruto melirik simpati ke Sasuke. Mata hitam dan Rinnegannya terbelalak sebelum ia mengangguk, "Begitu."

"Ayah, ayo masuk, aku lapar," Yuma cemberut. Dia menoleh ke Sasuke dan menggandeng tangannya juga, mengeluh, "Papaaaa, aku lapar."

Sasuke berkedip, menoleh ke bawah untuk mendapati tangannya digenggam Yuma. Putra bungsunya kasih bayi di tempat asal sehingga dia tak menyangka akan dipanggil begitu oleh Yuma yang balita. Naruto sadar Sasuke dalam mode syok sehingga tertawa kecil. Seringnya ke Yuma penuh canda, "Ya, ya, ayo, kita masuk."

Itachi dan koumi tersenyum, mereka membuka pintu seraya berkata, "Kami pulang." Mereka pun masuk.

"Selamat datang, Ayah, Koumi," seorang pemuda dengan rambut hitam panjang dikuncir kuda menyambut mereka. Tingginya sama dengan Itachi. Ia memakai pakaian santai khas Klan Uchiha dan celana coklat pendek. Mata dan rambutnya berwarna hitam seperti Uchiha kebanyakan. Namun, seringai di wajahnya kala menyambut mereka tak seperti Godaime Hokage. "Lho, Paman Sasuke? Paman Naruto? Sudah pulang?" Dia memberi seringai pada keduanya.

"Kak Ryuichi!" Yuma tersenyum sumringah.

"Hei, Yuma," Ia membelai rambut pirang bocah itu. Sasuke dan Naruto menatap lewat Ryuichi. Pemuda itu sadar dan menatap balik kedua 'Paman'. "Hm? Dilihat-lihat, kenapa Paman terlihat lebih muda? Dan-" Ia bungkam sesaat ketika melihat, "Rinnegan?" Kedua matanya terbelalak. Ia menoleh ke sang ayah. Itachi mengangguk.

"Mereka bukan Sasuke dan Naruto dari masa ini," Itachi memberitahukan putranya. Lalu, memperkenalkan, "Merekalah yang ditemui leluhur kita sebagaimana tertulis di Gulungan Keramat." Itachi menghadap pasangan dari masa depan lain, "Sasuke, Naruto. Ini putraku, Ryuichi. Kakak Koumi."

"Hai! Aku Naruto Uchiha! Yah, Naruto lain dari waktu berbeda," si pirang memperkenalkan diri dengan ceria, namun dia berkedip menyadari sesuatu dan menatap Ryuichi lebih seksama. "Hmmm... Koumi mirip Itachi tapi kau tidak mirip ya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Detik KebenaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang