Halo semua👋
Kembali lagi di cerita Daniel.
Gimana kabarnya?
Siap untuk meramaikan setiap paragraf dengan komentar-komentar kalian?
📚 SELAMAT MEMBACA📚
Bagian satu| Daniel
"Suka sama kamu boleh kan?"-Vania.
"Ngapain lo di situ?!" kalimat barusan membuat Vania terdiam, dia berbalik menghadap cowok itu.
Angel Vania. Perempuan yang kerap dipanggil Van itu menelan ludahnya susah payah ketika melihat sosok Daniel.
"Gak ngapa-ngapain," Vania menjawab dengan suara kecil, tak ada keberanian untuk mengatakan apa yang baru saja dia lakukan.
Daniel menatap tajam Vania. Hingga mendadak ponsel yang ada di tangannya bergetar. Daniel membaca pesan yang masuk itu, dan pergi meninggalkan Vania.
"Huh, untung aja!" Vania bernapas lega ketika melihat Daniel keluar dari kelas.
"Vania!!"
Vania terkejut melihat kedatangan teman-temannya. "Astaga!!"
"Kenapa terkejut gitu? Kami bukan setan kali," mereka menertawakan wajah panik Vania.
"Ketahuan lagi?" tanya Rani, Vania menggeleng.
"Untung aja. Kalau enggak udah pasti lo kena marah lagi sama tuh manusia tembok!!" seru Queen.
Vania membuka tasnya dan memberikan beberapa permen kepada Rani, Queen dan kepada teman-teman yang masih ada di dalam kelas.
"Makasih Van, btw lo gak capek atau bosan tiap-tiap hari ngasih kami permen gitu Van?" tanya Iren, salah satu teman satu kelas Vania.
Satu alis Vania terangkat, "Enggak. Lagian cuma permen," Vania berjalan ke mejanya, mengambil tas sekolahnya dan mengajak Rain dan Queen pulang.
Selang beberapa menit, Daniel kembali masuk ke kelas dan mengambil tasnya. Ia merogoh saku celananya mengambil ponsel dan memasukkan benda pipih itu ke dalam tas. Namun saat ingin menutup tas, Daniel melihat sebungkus permen dan sebuah kertas. Daniel mengeluarkan permen dan membaca isi surat itu.
Di makan jangan di buang.
Dari
Permen manis:)"Kenapa dia terus saja menggangguku!" Daniel meletakkan permen itu di laci mejanya. Tetapi tidak dengan kertas itu, Daniel memasukkannya ke dalam tempat sampah yang ada di luar kelas.
Daniel berjalan dengan gaya santai menuju parkiran. Mengambil mobilnya dan mengendarakan keluar dari lingkungan sekolah.
Di halte bus, Vania menghela nafas panjang memandang kesal ke jalanan. Kenapa harus turun hujan dan tidak ada bus yang lewat sih? Padahal cuaca tadinya sangat cerah. Begitulah keadaan di kota Jakarta, sangat sulit menebak kapan hujan akan turun. Jika tahu hal ini akan terjadi, Vania akan menerima ajakan Queen untuk mengantarnya pulang.
Senyum Vania terbit, ketika melihat mobil Daniel lewat. Dia melambaikan tangan supaya Daniel melihatnya dan memberikan dirinya tumpangan. Namun Daniel mengabaikannya.
Vania berteriak, "DANIEL, BERHENTI!!!" Vania berlari ke tengah jalan membuat Daniel mengerem mobilnya secara mendadak.
Mobil Daniel berhenti, dengan secepat kilat Vania masuk ke dalam mobil karena dirinya sudah basah kuyup. Tapi saat hendak duduk Daniel mencegahnya, "Ngapain masuk?" tanya Daniel dengan suara kesal. "Lo buat mobil gue basah!"
Vania meringis mendengar itu, "Maaf"
"Keluar sekarang!" perintah Daniel membuat Vania menahan nafasnya.
"Nanti gue cuci deh mobilnya."
Daniel menghela nafasnya, menatap Vania yang kedinginan membuat hatinya tergerak, lantas Daniel membuka jaket kulit hitam yang dia kenakan lalu melemparkan itu ke Vania.
Deg!
Kaget dengan tindakan tiba-tiba Daniel tanpa sadar Vania memekik kaget. Ada sengatan listrik yang menyentuh dirinya. Seorang Daniel yang tidak pernah mengizinkan teman-temannya menggunakan jaket itu, dan sekarang dia memberikannya pada Vania yang bukan siapa-siapa, membuat Vania terkejut.
"Apa dia peduli??"-batin Vania.
"Pakai gue tahu lo pasti kedinginan."
Kalimat barusan membuat Vania mengerjapkan mata berkali-kali. Apalagi saat Daniel memakaikan topinya pada Vania. Vania menurut dan memakai jaket yang ukurannya kebesaran di tubuhnya, mampu menutupi seluruh bagian tubuhnya.
Perlakuan hangat Daniel membuat Vania terus memikirkannya. Bahkan tak terasa, sekarang mereka telah tiba di halaman rumah Vania.
"Turun!" Vania tersadar dari lamunan melihat sekitarnya.
Vania terdiam sejenak, ia memperhatikan wajah cowok di hadapannya. "Kok dia ketus lagi?" gumam Vania yang masih dapat di dengar Daniel.
"Sebagai tanda terima kasih, gue ada sesuatu buat lo," Vania membuka tasnya mengambil sesuatu di dalam. Dia mengeluarkan sebuah kotak berwarna biru. "Ini buat lo, jangan dibuang tapi dihabiskan. Ini enak banget loh. Kalau lo buang dan ketahuan, gue bakal panggil lo dengan nama permen pahit," ancam Vania, karena dia tahu betul Daniel tidak pernah memakan permen pemberian darinya itu.
"Gue gak butuh!" tolak Daniel mentah-mentah tanpa melihat ke arah Vania.
"Gue akan keluar setelah lo makan permen ini dulu," ucap Vania menyodorkan sekotak permen.
5 menit
10 menit
15 menit
Melihat Vania yang tak kunjung keluar, Daniel merampas kotak itu dengan cepat membuka plastik pembungkus permen dan memakannya.
"Pergi lo!" usir Daniel, senyum Vania mengembang ketika melihat Daniel memakan permen pemberiannya.
"Daniel," panggil Vania dengan nada lembut.
Daniel melihat ke arah Vania seolah berkata apa.
"Suka sama kamu boleh kan?" tanya Vania, Daniel bingung mendengar pertanyaan darinya itu.
"Gue masuk dulu. Hati-hati di jalan Daniel."
Setelah Vania menutup pintu mobil, Daniel langsung menancap gas pergi meninggalkan perkarangan halaman rumah Vania.
Sedangkan di tempat lain Vania tidak berhenti tersenyum. Ada perasaan berbeda ketika Vanya bersama Daniel. Walaupun sifat dan sikap Daniel yang sangat menyebalkan, Vanya ingin selalu berada di dekatnya. Rasa nyaman dan bahagia muncul saat Vania berada di dekat Daniel. Ada rasa sayang, suka, kagum, marah, kesal, benci dan banyak lagi rasa. Rasa ini sudah ada ketika pertama kali melihat Daniel di sekolah.
~Bersambung~
Terima kasih telah membaca cerita Daniel.
Spam komen di sini
1 kata untuk cerita ini
Jangan lupa follow Wattpad @rebecajulianty untuk info kelanjutan cerita ini.
***
With love
Rebeca satu-satunya pacar Septihan di dunia nyata
KAMU SEDANG MEMBACA
DANIEL || HIATUS
Teen FictionMOHON MAAF SEBAGAI PART DI PRIVASI, HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA -Karena kamu adalah impian di hidupku- Ini adalah kisah Daniel dan Vania. Daniel dengan masa lalu yang belum selesai dan Vania yang di tuntun untuk maju menghadapi masa depan. Tetapi k...