chapter 4

104K 7.8K 88
                                    

"Lo yakin bisa pulang sendiri?" Tanya Ali berdiri diambang pintunya sambil melipat kedua tangannya didepan dada memperhatikan Prilly yang sedang mengikat tali sepatunya.

"Yakin lah, emangnya kamu pikir aku anak kecil apa."

"Bukan gitu, tapi ini udah malam."

"Tau kok udah malam, kan langitnya udah gelap," balas prilly santai yang masih asik mengikat tali sepatunya. Ali berdecak sebal mendengar jawaban Prilly yang terkesan seadanya.

"Tapi mendung," ucap Ali lagi.

"Kalau hujan tinggal neduh. Udah ah, aku mau pulang, masuk gih," kata Prilly sambil tersenyum pada Ali lalu bergegas pergi.

"Dasar keras kepala" ucap Ali pelan lalu segera masuk ke rumahnya. Sebenarnya bisa saja Ali memaksa, tapi ia urungkan. Niat baiknya sudah di tolak lantas kenapa ia harus susah payah membujuk, pikirnya.

***

Prilly berjalan sambil melewati trotoar-trotoar jalan setelah keluar dari kompleks perumahan Ali. Ia ingin cepat-cepat mencari halte.

Tik.... tik.... tik....

1 persatu air hujan turun hingga jutaan tetespun ikut turun. Prilly langsung menutup kepalanya dengan tasnya dan segera berlari menuju halte yang tak jauh darinya. Prilly duduk di halte sambil mengedarkan pandangannya kesekitar jalanan yang sudah basah oleh air hujan. Karna merasa udara dingin yang sudah menusuk tulangnya Prillypun memeluk dirinya sendiri mencoba memberikan kehangatan.

Prilly menunduk sambil memejamkan matanya, bukannya tidur, ia hanya ingin menikmati saat-saat ini. Mungkin sebagian orang yang berada diposisi Prilly sekarang akan merasa kesal, sendirian disaat hujan-hujan seperti ini. Namun bagi Prilly, rasa kesal itu tak ada gunanya, lebih baik ia menciptakan sesuatu kebahagian dan merasakan kalau semuanya membahagiakan.

Perlahan Prilly membuka matanya, namun saat ia membuka matanya, pandangannya langsung menangkap ujung sepatu, sepertinya ada orang dihadapannya. Prillypun langsung mendongakkan kepalanya.

"Ali," kata Prilly tak percaya saat melihat Alilah yang ada dihadapannya.

"Kan udah gue bilang tadi mau hujan. Lo bandel sih. Yuk pulang," ajak Ali dengan nada ketusnya namun penuh kepedulian.

"Kamu ngapain pake nyusul aku segala?"

"Mau pulang gak?" Tanya Ali tanpa menghiraukan pertanyaan Prilly. Prillypun langsung mengangguk. Sudah hujan begini, tidak mungkin ia menolak.

Ali memperhatikan Prilly yang sedang memeluk dirinya sendiri. Ali kemudian membuka jaketnya lalu memakaikannya pada Prilly. Prilly tersenyum menatap Ali, namun Ali tak membalas senyumannya dan malah berjalan menuju mobilnya. Prilly tau Ali bukan tipe lelaki yang bisa bermanis-manis dihadapan orang lain.

"Buruan masuk," ucap Ali. Akhirnya Prillypun mengikuti Ali memasuki mobilnya.

Disepanjang perjalanan tak banyak percakapan yang tercipta diantara mereka. Hanya ada sesekali suara Prilly yang memberi tahu arah jalan ke kosnya.

"Makasih ya Li," kata Prilly saat mobil Ali sudah terparkir di depan kos Prilly. Ali hanya membalas dengan anggukan.

"Oh iya, nih jaketnya," ucap Prilly hendak membuka jaket Ali

"Gak usah, diluar masih hujan. Lo pake aja, balikinnya entar aja," balas Ali. Prillypun mengangguk paham.

"Kamu hati-hati ya," ucap Prilly lalu keluar dari mobil Ali dan berlari-lari kecil memasuki kosnya. Ali memperhatikan gerak gerik Prilly hingga gadis itu hilang dari pandangannya.

"Sejak kapan sih lo peduli sama orang lain Li? Sama diri lo sendiri aja lo gak peduli," ucap Ali pada dirinya sendiri. Ntah lah, tapi sedari Prilly pergi dari rumahnya tadi, perasaannya tak tenang memikirkan Prilly yang akan pulang dengan keadaan sedang hujan.

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang