1

4 1 4
                                    

seorang gadis kini sedang memandangi pantulan dirinya di sebuah kaca yang lebih tinggi dari tubuhnya, sebuah senyuman terukir di wajah cantiknya. Namun tak lama setelah itu, senyuman manis itu hilang menjadi sebuah helaan nafas.

gadis itu bernama Ayyara, perlahan mendudukan dirinya disebuah kursi yang terletak tepat di sebelahnya sambil menunggu Alfin, pacarnya.

Setelah beberapa menit menunggu, beberapa pesan masuk membuat Ayyara menoleh ke arah ponselnya yang sedang ia pegang.

Setelah beberapa menit menunggu, beberapa pesan masuk membuat Ayyara menoleh ke arah ponselnya yang sedang ia pegang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari ketiga sejak Ayyara berpacaran dengan Alfin, teman sekelasnya. Saat ini Ayyara kuliah di salah satu universitas yang ada di Riau. Ayyara masih menginjak semester satu, baru masuk pelajaran perkuliahan sejak dua minggu yang lalu.

Di kampus, Ayyara termasuk mahasiswi yang tidak banyak bicara. Namun, ia mempunyai tiga teman dekat sejak PKKMB.

***

Saat ini Alfin dan Ayyara berjalan beriringan menuju kelas sambil berbincang ringan. Namun hendak masuk kelas, di depan pintu ada Lanna. Salah satu teman dekatnya dan Alfin. "Fin, gue pengen ngomong sama lo. Sekarang."

setelah mengatakan itu, Lanna berjalan duluan, tentu dengan langkah pelannya.

Alfin menoleh ke arah Ayyara yang sedang melihatnya. "Ay, kamu masuk kelas aja duluan. Nanti aku nyusul"

Ayyara mengangguk, lalu tersenyum tipis. "Iya"

Setelah mendengar jawaban Ayyara, Alfin berlari kecil untuk mengikuti Lanna hingga menyesuaikan jalan sejajar dengan Lanna.

Langkah Lanna terhenti, ia memutar tubuhnya ke arah Alfin yang menatapnya bingung. "Kenapa Lan?"

"Gue langsung intinya aja ya, gue suka sama lo Fin. Dari awal kita ketemu sampe sekarang." Alfin terdiam sebentar, mencoba mencerna kata-kata Lanna.

Alfin menghembuskan nafasnya kasar, lalu tersenyum tipis. "Maaf Lan, gue cuma anggap lo adik. Makanya sampe sekarang gue nyaman lakuin apapun bareng lo. Gue ga pernah anggap lo lebih dari itu."

Mendengar jawaban Alfin, air mata Lanna jatuh dari pelupuk matanya. "Maaf, gue suka sama lo. Ayyara tau itu bahkan gue udah bilang dari awal, tapi dia malah jadian sama lo tanpa merduliin perasaan gue." Tangis Lanna pecah, hingga membuat Alfin merasa bersalah melihat itu. Untung saja lorong tempat mereka berbicara saat ini sedang sepi karena masih pagi.

"Lanna, jangan nangis. Kalaupun gue ga pacaran sama Ayyara kaya sekarang, gue juga bakalan tetap anggap lo sebagai adek gue. Jadi bukan salah Ayyara disini. Dan gue minta maaf karna sikap gue buat lo
jadi salah paham."

"Maaf, gue bakalan coba ilangin perasaan gue ke lo."

"Ga usah minta maaf Lanna. Tapi gue harap, lo ga jauhin gue karna pengakuan ini."

"Ga kok"

"Good girl" ucap Alfin sambil tersenyum, lalu menghapus air mata Lanna. "Yuk balik ke kelas".

Disisi lain...

Ayyara yang penasaran kemana Alfin dan Lanna, karena sudah lewat dua puluh menit setelah mereka berpisah tadi.

Hingga rasa penasarannya memuncak saat melihat Alfin dan Lanna masuk ke kelas, Ayyara melihat Lanna yang masuk dengan mata sembab.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SchattenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang