Rumah

1.2K 109 21
                                    

"Sayang, ayok turun. Hari ini sudah mulai sekolah." ucap sang ibunda dengan lembut.

"Ddeonu masih ngantuk ma, mama bangunkan yang lain dulu baru bangunin Ddeonu boleh?" tanya si anak pertama dengan nada lemas.

"Ya sudah, tapi 5 menit saja ya sayang?" ucap sang ibunda menaiki selimut sang anak agar tidak kedinginan.

"Okeee."

...

"Sayang, ayok bangun. Hari ini kamu ada tugas osis kan? Nanti telat kamu sayang kalau belum bangun." ucap sang ibunda tengah mengelus rambut sang anak yang tengah tidur.

"Hmmm, oke ma. Mama bangunin si riki, Jungwon sudah bangun." ucap sang anak tengah tengah mengusap matanya dan mencium pipi kiri sang ibunda.

"Gosok gigi cuci muka ya sayang, kalau masih dingin jangan mandi dulu nanti kedinginan bersin-bersin di sekolah ya nak, mama sudah buatkan sarapan dan bekal, turun ya." ucap si ibunda sudah berdiri.

"Oke ma, makasih banyak." ucap sang anak tengah tersenyum.

...

"Sayang, ayok bangun ini hari pertama di sekolah, kata kakak Jungwon ada ospek loh. Kamu harus bangun, cuci muka gosok gigi setelah itu sarapan agar tidak tumbang pas ospek." bisik sang ibunda ke telinga anak bungsu nya.

"Iya ma, hmm peluk dulu baru riki bangun." ucap sang anak bungsu dengan manja.

"Sini mama peluk, kalau masih merasa dingin jangan mandi dulu ya mama ga mau kamu pilek." ucap sang ibunda tengah memeluk anak bungsu nya.

"Hmm iya ma." ucap sang anak bungsu dengan smirk khas nya yang mengambil kesempatan dalam kesempitan memeluk ibunda nya bak kekasih dan menenggelamkan kepala nya ke leher ibunda lalu menghirup aroma ibunda nya yang sangat memabukkan, sangat intim tetapi sang ibunda sudah terbiasa alhasil tidak pernah memikirkan yang aneh-aneh.

"Ya sudah kamu cuci muka gosok gigi dulu ya sayang, siap itu ke bawah sarapan, mama juga sudah siapin bekal." ucap sang ibunda dengan senyuman lalu mengacak rambut anak bungsu nya.

"Iya ma." ucap sang anak bungsu tersenyum lalu mengecup dahi sang ibunda.

...

"Sayang, ayok bangun tinggal kamu belum bangun. Sudah menginjak tahun terakhir sayang, setelah itu kuliah akan lebih bebas sedikit, harus semangat sayang." ucap sang ibunda mengelus rambut sang anak sulung.

"Iya ma, ini Ddeonu sudah bangun. Ddeonu cuci muka sikat gigi dulu ya siap itu nyusul ke bawah ma." ucap sang anak sulung tersenyum mengecup pipi kanan sang ibunda.

"Ya sudah, mama sudah siapkan sarapan dan bekal untuk di bawa ke sekolah." ucap sang ibunda dengan senyum dan beranjak dari kamar sang anak sulung.

...

"Anak-anak mana sayang?" tanya para suami memeluk sang istri dan satu-satu mengecup bibirnya.

"Masih dikamar mas, baru bangun. Sarapan aja dulu mas. Kalian harus berangkat ke kantor kan? Nanti anak-anak ke sekolah dengan Ddeonu saja." ucap sang istri dengan lembut.

"Ya sudah, makasih ya sayang sudah masakin." ucap sang suami tertua, Lee Heeseung.

"Makasih bekal nya sayang." ucap sang suami termuda, Park Sunghoon.

"Makasih sudah bangunin anak-anak ya sayang." ucap sang ayah dari si sulung, Park Jongsung.

"Oh ya mas, saya mau pergi ke Brisbane minggu depan boleh?" tanya sang ibunda, Jaeyun atau yang dipanggil akrab Jake yang sudah menghela nafas.

"TIDAK!!" jerit sang anak-anak yang masih ditangga.

"Nah itu sudah di jawab anak-anak sayang." ucap Heeseung.

"Emang mau ngapain kamu sayang?" tanya Sunghoon.

"Mau reunian mas, sekalian ambil project yang dipinjem dosen dulu." ucap Jaeyun memberi sinyal agar anak-anak ke meja makan.

"Kok tumben, kamu mau ikut begituan sayang biasanya juga tidak mau." heran Jongsung atau yang dipanggil akrab Jay.

"Ingat ga mas sama kak Christian?" tanya Jaeyun sambil memberi anak-anak nya piring sarapan masing-masing yang dijawab gelengan para suami.

"Christian Yu??" tanya lagi Jaeyun yang dijawab gelengan lagi oleh para suami.

Jaeyun pun menghela nafas dan bimbang apabila ingin mengatakan sejujurnya.

"Mantan ku itu loh mas, yang merupakan CEO dari DPR yang pernah kalian hajar." ucap Jaeyun yang sudah menghela nafas dalam-dalam.

Sang suami pun langsung mematung ketika mendengar ucapan istri kesayangan dan langsung tatapan dingin yang tersirat dari mata mereka.

"Kamu mau ketemua dia sayang? Untuk apa?" tanya Heeseung sang waras yang masih menahan emosi.

"Lah? Jaeyun lupa bilang ya mas? Dia undang kita semua 2 hari setelah reunian untuk menghadiri pernikahan nya." ucap Jaeyun yang menghasilkan para suami untuk menghembus nafas lega.

"Oh gitu, gausah deh. Kamu ke reunian gapapa mas izinkan tapi tidak usah ke pernikahan dia ya?" ucap Sunghoon yang ditatap tajam sang anak-anak.

"Mama jangan pergi jauh-jauh dong, Jungwon ga bisa misah dari mama." rengek sang anak tengah.

"Kalian ikut mama ke Australia anak-anak. Ayah - ayah ga bisa ikut, jadi kalian akan ke Brisbane selama 3 hari. Jaga ibunda kalian dengan baik." ucap Jay dengan penekanan kalimat terakhir nya.

Para anak pun senang tiada tara mendengar pengucapan Jay.

"Ya sudah, mama ke dapur dulu bentar ya, mau dinginkan mousse cake yang mama buat." ucap Jaeyun dengan senyum.

Setelah Jaeyun tiada di radar para anak dan ayah, mereka pun langsung rapat dadakan.

"Jaga sikap kalian, papa ga suka kalian manja dengan istri papa." ucap Sunghoon dingin.

"Jaga sikap papa juga, dia mama Jungwon, serah Jungwon dong, papa cuman numpang sperma aja untuk buat Jungwon, masih sok ngatur." ucap Jungwon ga kalah dingin.

"Daddy ga suka ya perilaku Seonwoo makin menjadi kalau sama istri daddy. Lebih disiplin jadi laki." ucap Jay dengan nada meremehkan.

"Diam, pak tua. Mama itu akan menjadi milik Ddeonu, hati-hati saja sama bekal mama, Ddeonu udah siapin sianida disana. Lagi tunggu kematian mu dasar pak tua sialan." ucap Seonwoo tidak kalah meremehkan.

"Jaga baik-baik tangan mu atau Ayah potong tangan mu riki. Kamu pikir ayah tidak lihat ketika istri ku membangunkan mu." ucap Heeseung dengan nada dan wajah datar.

"Terserah ku tua bangka. Sudah kurencanakan kematian mu tua bangka sialan. Mama mutlak milikku dia akan merasakan sensasi yang belum bisa dia rasakan dengan mu karna kau sudah tua." ucap Riki kepada ayah nya seperti memandang parasit.

"Jika kalian macam-macam dengan istri kami ketika kalian pergi ke Australia, maka kepala kalian akan kami tebas." ucap Heeseung penuh penekanan.

"Dia akan menjerit nama ku tiap malam, liat saja."

"Kalian tidak akan ada gunanya kelak, karena dari saat itu juga mama akan dimiliki oleh kami seutuhnya."

"Kalian sudah tua, kami yang mudahlah yang akan bisa memuaskan nya, ayo berangkat adik-adik keparat."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"exclusively ours"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang