RINGGA

48 0 0
                                    

Tingginya 173cm, beratnya 55kg, tatapan matanya tajam, dia punya warna mata yang berbeda dari yang lain, warna amber atau oranye kecoklatan. Dia punya tubuh yang menurut ku cukup cool atau mungkin kata orang Brick yaitu padat dan menyebar keseluruhan tubuh, menurut ku itu hampir sempurna.

'bruk..'

Satu pukulan mendarat di kepala ku, berhasil membuyarkan lamunan, dengan kesal ku lihat sosok itu. Yah, siapa lagi kalau bukan pria menyebalkan ini

"Kerja woy!!" Teriaknya sambil duduk di atas meja

"Ck, " aku berdecik kesal, " Ilham, ini itu jam istirahat!" Lanjutku dengan nada tinggi

Pria di hadapan ku malah tertawa, lalu duduk di kursi sebelahku sambil menyantap makanan siangku

"Bodo amat," ujarnya sambil terus melahap makan siangku

Aku hanya diam, memperhatikannya makan. Ini bukan pertama kalinya dia bersikap seperti itu tapi kali ini aku sedang tak ingin berdebat tentang apapun.

Mengenai Ilham, dia adalah rekan kerjaku di kantor, kami satu divisi, satu team dan satu meja. Ilham itu sebenarnya senior ku, dia 2tahun lebih dulu di kantor ini dan aku baru 9bulan disini. Mengenai ilham agak sedikit sulit menjelaskan nya, dia itu kasar, tapi baik, emang tipe orang cuek, tapi kalau sudah kenal yah begini, tidak tau diri dan suka keterlaluan.

" Udah 2 hari perasaan melamun mulu? Ada masalah?" Tanyanya sambil melihatku yang hanya diam tak melawan.

"Sedang meratapi nasib!, Ko bisa-bisa nya aku harus ketemu orang kaya kamu!" Ungkap ku kesal

"Dih... Harusnya bersyukur ketemu senior kaya gue!, Udah tampan, baik hati pula"

"Bisa gk sih gk usah so ngebanggain diri sendiri ke gitu, dan stop ganggu aku, ham!"

"Kenap sih loh?," Tanyanya heran sambil memegang keningku " sakit loh?, Dari kemarin agak beda"

Aku tak menjawab, hanya memutar bola mataku tanda tak suka dengan sikap nya. Tiba-tiba tak sengaja aku melihat pria itu, pria yang sedang aku lamuni sejak 2 hari ini. Ia tampak sedang berbincang-bincang dengan teman-teman nya, sesekali mereka tertawa lepas yang membuat ku kadang ikut senyum tak jelas.

"Ringga, yh?" Tanya ilham tiba-tiba

"Apasih!" Jawabku kesal sambil menatapnya.

" Gk usah kaya di fliem mariposa deh! Elu bukan acha yang bisa ngeluluhin hati ikbal"

Aku terkekeh, tak percaya seorang ilham suka dangan fliem seperti itu, "sejak kapan bang suka nonton yang begituan,"

" Sejak kenal anak setan!" Ujarnya sambil pergi

"Dih, kalau dia anak setan kamu apa? Anak dajal?" Ledekku menghentikan langkahnya, ia pun berbalik manarik ku agar ikut dengan nya

" Junior gk tau diri yh"

"Apaan sih gk mau ah, aku belum makan tau"

" Bodo amat!" Tegasnya sambil terus menariku

"ILHAM!!!"

*****

Namaku Ringga, aku menyukai seorang gadis yang tak sengaja ku tabrak di lobi kantor. Hari itu untuk pertama kalinya aku melihat dia di kantor ini , dan ternyata itu adalah hari pertama nya bekerja. Hari itu di benar-benar nampak sederhana, hanya seragam hitam putih, kerudung hitam, tas rajut hitam, sepatu biasa berwarna putih,dan polesan wajah yang sederhana, bisa ku tebak hanya pelembab wajah, liptin dan maskara.

"Maaf kak, " kata pertama yang ku dengar dari mulutnya. Saat itu aku tak menjawab, hanya diam memperhatikan nya, atau mungkin lebih tepatnya aku tidak bisa berpaling

Random Story About LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang