" Nanti kita mau ngekos dimana?" Tanya Afi" Entahlah, nanti ketika sampai baru kita cari kos yang deket dan cocok dengan budget kita hehehe." Kekeh Nira.
Nira Kamalia, sahabat seperjuangan Afi. Gadis pendiam? Cukup dewasa, lebih tinggi dari Afi, mandiri juga. Keduanya bersahabat sejak SMP hingga sekarang mengadu nasib bersama. Sepasang sahabat yang sama-sama receh, saling bertatap wajah saja langsung tertawa, sedekat itu mereka.
" Kita senekat ini ya, pergi ke kota yang nggak pernah kita datangi. Nggak tau banyak informasi. Dateng modal nekat. Tapi semoga hasil yang kita dapetin sesuai dan terbaik untuk kita ya." Kata Afi.
" Iya. Semoga semua hal yang akan kita lakuin diberikan kelancaran dan berhasil nantinya." Jawab Nira. Afi mengangguk dan meng-aamiini dalam hati.
Afi menoleh kesamping. Matanya menatap pemandangan bergerak diluar. Pasalnya keduanya sedang berada di dalam bus yang akan membawa ke kota tujuan mereka. Tangan Afi menyentuh lembut jendela berembun bus jurusan Semarang-Surabaya tersebut. Tangannya menggoreskan tulisan, i can do anything what i want. Ia harap, tulisan tersebut bisa menjadi acuan perjalanan hidupnya kedepan. Apapun yang diinginkannya pasti akan dia dapatkan. Terkesan ambisius, tapi why not?
Mungkin lelah dan perjalanan masih satu jam lagi, Afi memutuskan untuk tidur. Diikuti oleh Nira. Keduanya terlelap, berharap mendapat kemudahan di langkah awal kedewasaan mereka.
-------
Hoamm
Afi terbangun. Ia membuka maps, dilihat tempat pemberhentian pertama hampir sampai. Ia menoleh kesamping, Nira masih tertidur.
" Nir, bangun. Sudah mau sampai."
Nira yang gampang dibangunkan pun langsung membuka mata. Tangannya mengecek jam tangan, sudah menunjukkan pukul 9 a.m.
" Kapan kita sampai?" Tanya Nira.
" Mungkin 10 menitan lagi."
Keduanya bersiap, mengambil tas dan mengecek apakah ada barang mereka yang tertinggal atau tidak.
Jetak....jetak....jetak...
Teriak kondektur bus ketika hampir sampai di Jetak, Kudus. Hal itu membuat Afi dan Nira segera menggendong tas dan berjalan pelan menuju pintu bus. Setelah bus berhenti keduanya langsung turun. Perasaan pertama kali yang bahkan sama mereka rasakan adalah asing.
" Kita kemana lagi? Naik apa lagi?" Tanya Nira.
" Kata temenku, kita harus naik angkot karena nggak ada bus langsung ke Jepara. Kalaupun ada angkot, mahal katanya." Jelas Afi.
Keduanya melihat sekeliling, hingga seorang bapak sopir angkot menghampiri keduanya.
" Mau kemana dek?" Tanya sopir angkot.
" Ke Jepara pak." Jawab Afi.
" Mau melamar kerja? Di PT. ParWor?" Tebak sopir angkot.
" Hehe.. iya pak." Kekeh Nira.
" Mari saya antar. Mau langsung ke Jepara? Apa rute biasanya?"
" Langsung ke Jepara berapa, pak?"
" Kalau langsung ke Jepara 50k perorang. Kalau jalur biasa 10k perorang."
" Nggak bisa kurang ya, pak?" Tanya Nira mencoba menegosisasi.
" Nggak bisa dek. Harga itu pas, sama kayak yang lainnya." Jelas sopir angkot.
Afi dan Nira saling bersitatap. Seolah berdiskusi tanpa sepatah kata yang keluar. Hingga..
" Kita naik jalur biasanya aja pak, nggak usah langsung ke Jepara." Putus Afi.
Ia juga memikirkan keuangan mereka. Karena tidak bisa dipastikan berapa hari mereka akan tinggal di Jepara. Ia takut nanti akan kekurangan uang dan akan sungkan jika meminta lagi ke orang tua. Intinya mereka berdua ingin berhemat.
" Tapi nanti kalian harus naik angkot sama bus satu kali lagi lho. Bukannya lebih enak kalau langsung naik yang satu arah? Dianter sampai tempat tujuan lagi." Bujuk sopir angkot.
"Nggak usah, pak." Kekeuh Afi yang diangguki sopir angkot.
Keduanya masuk kedalam angkot warna hijau tersebut, tak berapa lama ada 2 ibu-ibu yang ikut masuk dan angkotpun berjalan. Mata Afi melihat keluar, mengamati mobil, motor, dan berbagai kendaraan lain yang berlalu lalang. Hingga suara sopir memecahkan kegiatan mengamatnya.
" Kalian pernah ke Kudus atau Jepara sebelumnya?"
" Belum pak, ini pertama kalinya. Makanya kita masih belum paham arah dan gimana transportasinya." Jelas Afi.
" Ohh,, Nanti setelah ini, kalian naik angkot ungu itu, baru naik bus mini buat sampai di PT. ParWor." Jelas sopir angkot sambil menunjuk ke jalur angkot ungu.
Bisa dibilang, disini memakai jalur satu arah, dimana ketika akan putar baik harus sesuai jalur yang ada.
" Hah?? Gimana pak?"
Afi dan Nira hanya menatap bingung. Keduanya sama sekali nggak tau apa-apa dengan pertransportasian di kedua kota tersebut. Sopir angkot yang mengetahui kebingungan kedua penumpangnya tersebut berbaik hati mengantarkannya.
" Emm,, yasudah kalau gitu nanti saya antar."
" Alhamdulillah, terimakasih pak."
Afi dan Nira bernafas lega. Keduanya bersyukur dipertemukan dengan sopir angkot yang baik hingga mempermudahkan perjalanan mereka. Doa mereka sama, agar sopir tersebut diberi kemudahan dan kelancaran dalam memperoleh rejeki nantinya.
Sampai di jalur putar balik, Afi melihat angkot ungu yang berhenti di depan. Angkot hijau berhenti dan sopir angkot tadi memberi tahu temannya sesama sopir agar mengantarkan Afi dan Nisa ke pemberhentian bus mini arah Jepara.
Afi dan Nisa keluar lalu naik angkot ungu. Tak lupa keduanya mengucapkan terima kasih kepada sopir angkot ungu tadi.
Sampai di pemberhentian bus mini, keduanya turun dari angkot dan naik bus mini jurusan PT. ParWor. Kurang lebih 15 menit, keduanya telah sampai. Afi dan Nisa memutuskan untuk beristirahat sejenak, meminum air, dan memfoto parkiran pabrik untuk memberi kabar orang rumah bahwa mereka telah sampai di Jepara
Chapter 1 udah dipublish nih, doakan semoga konsisten ya. Su su na 💪
KAMU SEDANG MEMBACA
Tamali Afi
Teen FictionTidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Semua orang mampu untuk sukses, siapapun itu. Teruslah berusaha dan berdoa. Anything you want you get it. ~Afi Ig. t.frdmalia_