3.2 The Book

6 5 0
                                    

Aku menutup mulut sebelum teriakan ku keluar. Aku melempar buku itu ke sembarang arah dan ternyata tetesan darahnya semakin banyak.

"Hei…"

Siapa itu?!!

Aku menengok ke kanan, kiri, dan belakang. Tidak ada siapapun. Mungkin aku salah dengar, karena sedari tadi aku hanya mendengar suara tumpukan buku yang sedang dibereskan Pak Andri di ujung sana.

"Hei.. kemarilah…"

Akh! Aku harus keluar dari sini! Masa bodoh dengan kegelapan, aku akan berlari sekuat tenaga.

Teriakan ku hampir keluar untuk yang kedua kalinya karena tiba-tiba muncul sesosok perempuan entah darimana asalnya. Wajahnya pucat dan memakai baju putih dan rok panjang sampai ke ujung kaki.

"Halo, teman." Suaranya yang serak membuatku bergidik ngeri.

"Siapa kau? Aku bukan temanmu!" seruku seraya mengambil beberapa buku untuk kulemparkan ke arahnya.

"Kau memang temanku, Brandon."

"Darimana kau tahu namaku?!" Ia tertawa sambil menyibakkan rambutnya.

"Karena aku temanmu.."

Bicara apa dia sebenarnya? Apakah dia gila? Daripada mendengar perkataan anehnya itu, aku langsung melempar satu buku ke arahnya.

Aku merangkak mundur saat tahu buku yang kulempar bisa menembus tubuhnya. Tidak… ini mimpi buruk. Aku harus segera keluar dari sini!

"Terima kasih karena telah menyelamatkanku, teman. Karena itu, kita harus bermain bersama.."

"Aku tidak mau!"

"Selamanya…"

Perempuan itu mendekat ke arahku. Semakin dekat, sosoknya kini terlihat jelas. Wajah yang tadinya bersih pucat, tiba-tiba berubah menjadi penuh luka dan darah. Bajunya pun robek sana sini dan aku baru menyadari roknya berfungsi untuk menutupi "kakinya" yang tidak menapak.

"Bukannya kau lelah dengan mereka yang selalu meledek mu?" sosok itu tertawa geli, "aku pun juga begitu, nasib kita sama, karena itulah kita adalah teman."

"Pak Andri tolong a—"

"Bermainlah bersamaku selamanya…"

Aku tak sempat melanjutkan kalimatku karena segalanya terjadi begitu cepat. Aku diseret dan sepertinya badanku berubah menjadi asap yang tersedot ke dalam sebuah lubang. Pandanganku kabur dan aku hanya bisa melihat ruangan berwarna putih kekuningan berisi tulisan yang tidak kumengerti. Sepertinya samar-samar aku juga melihat gambar istana kuno.

The Untold Secretober (End✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang