07

448 34 0
                                    

Rain mengambil panah dan mulai membidik seekor rusa gemuk yang berada di depannya. Ia menarik busur dan melepaskan anak panahnya. Anak panah itu melesat dan tepat mengenai tubuh rusa itu.

Ia turun dari kuda dan mengikat tali kekangnya pada salah satu pohon dan berjalan mendekati rusa yang tergeletak di rerumputan.

Dari arah semak-semak ia mendengar suara gemerisik dan mengamati area sekitar dengan waspada sembari menaruh anak panahnya pada busur.

Mata Rain melirik ke kiri dan ke kanan, lalu dari arah semak-semak seekor serigala jenis Northwestern Wolf  melompat keluar sembari menggeram marah.

Rain mulai bersiap-siap kala serigala itu mulai berjalan mendekat ke arahnya.

“Ah, sial! Jika aku tahu akan menghadapi situasi seperti ini sebaiknya aku membawa beberapa racun pelumpuh untuk berjaga-jaga.” Rain meringis sembari melangkah mundur.

Ia melirik sekilas ke arah belakang tempat hewan buruannya yang tergeletak. Ia tidak dapat meninggalkan buruan yang sudah susah payah ia dapatkan begitu saja.

Serigala itu mulai mengambil ancang-ancang dan melompat ke arah Rain, Rain mulai membidik anak panahnya agar mengenai serigala itu, namun serigala itu dengan gesit melompat menghindarinya.

Rain berbalik dan berlari ke arah barat dan meninggalkan kudanya begitu saja. Serigala itu terus berlari dan mengejarnya.

Napas Rain memburu namun ia tidak dapat berhenti berlari, jika tidak serigala itu akan menerkam dan menghabisinya.

Ia bahkan tak lagi mempedulikan tentang kompetisi, ia hanya terus berlari tanpa arah dengan serigala besar yang terus mengejarnya.

“Bukankah seharusnya kau berhenti mengejarku serigala bodoh?! Makananmu berada jauh di belakang dan mengapa kau mengejarku?!” Rain berteriak lantang sembari tetap berlari.

Tiba-tiba kakinya tersandung akar pohon hingga membuatnya jatuh tersungkur.

Rain menoleh kebelakang dari balik bahu dan dengan cepat menarik anak panah yang ada di punggungnya dan menarik busurnya agar mengenai serigala itu.

Serigala itu terlihat semakin marah, Rain membulatkan mata sempurna kala menyadari ia telah menggunakan semua anak panahnya.

Serigala itu melompat kearahnya. Dan dengan cepat Rain berguling menghindari serangan itu. Ia segera bangkit berdiri dan berlari dengan tertatih karena tanpa sengaja cakar serigala itu mengenai betisnya dan meninggalkan bekas luka yang cukup dalam.

Rain tidak mempedulikan lagi rasa sakit yang ada di kakinya. Karena kakinya terluka ia tidak dapat berlari sekencang yang bisa ia lakukan.

Alhasil serigala itu melompat ke arahnya dari belakang hingga membuatnya jatuh menghantam tanah dengan keras.

Apa aku akan mati?’ bisik Rain dalam hati. Ia sudah tak dapat lagi mengerakkan tubuhnya. Rain memejamkan matanya dengan putus asa.

“Apa aku akan mati?” lirihnya.

Dari arah depan sebuah anak panah melesat di udara dan mengenai serigala yang berdiri sembari menindih tubuhnya. Serigala itu jatuh di sebelah Rain. Ia bahkan dapat mendengarkan erangan kesakitan dari serigala itu.

“Apa kau baik-baik saja?”

Rain mendongak dan mendapati Azkier mengulurkan tangan padanya.
Dengan ragu Rain menyambut uluran tangan itu dan Azkier menariknya agar bangkit dari tanah.

Rain meringis merasakan nyeri di kakinya, ia menunduk dan mendapati luka yang di sebabkan serigala itu mengeluarkan banyak darah membuat tubuhnya menegang.

Antagonis Lady [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang